Kamis, 19 Mei 2011

Penyakit Pharingitis (Radang Tenggorok / ISPA)

Pendahuluan

Udara merupakan medium yang tidak sesuai untuk pertumbuhan mikroorganisme, mikroorganisme yang ditemukan di udara dapat berasal dari tanah, air, tumbuhan, hewan dan sumber lainnya. Di udara terbuka, kebanyakan mikroba berasal dari tanah. Sedangkan di dalam ruangan jumlah mikroba dianggap lebih banyak
dibandingkan dengan udara di luarnya, dan kebanyakan ditemukan dalam saluran pernafasan manusia.

Tanah sebenarnya merupakan sumber asal bakteri di udara. Angin berdebu membawa populasi mikroba yang dapat menyebar secara luas. Dalam ruangan, sumber utama mikroba adalah saluran pernafasan manusia. Hanya sebagian kecil dari mikroba tersebut yang dapat bertahan di udara, sehingga dapat menular secara
efektif kepada habitat yang sesuai (manusia lain), terjadi dalam waktu yang singkat.

Walaupun demikian, patogen manusia tertentu (Staphylococcus dan Streptococcus) dapat bertahan dalam keadaan kering dan tetap hidup pada debu dalam periode waktu yang lama. Bakteri gram-positif umumnya lebih resisten terhadap kekeringan dibandingkan dengan bakteri gram-negatif, hal ini dapat menjadi alasan
mengapa bakteri gram-positif sering terlibat dalam penyebarannya melalui udara. Sumber lain dari mikroba yang ditemukan berasal dari tanah juga bakteri grampositif (contohnya Micrococcus). Bakteri gram-positif lebih resisten terhadap kekeringan karena dinding selnya lebih rigid dan tebal dibandingkan dengan bakteri
gram-negatif.

Sejumlah besar droplet/tetesan lembab dikeluarkan selama bersin, batuk bahkan selama berbicara. Setiap droplet infeksius memiliki ukuran 10 μm dan berisi satu atau dua bakteri. Kecepatan pergerakan droplet pada saat bersin sekitar 100 m/detik , 16-48 m/detik pada saat batuk dan berbicara keras. Jumlah bakteri dalam
sekali bersin bervariasi mulai 10.000-100.000. Droplet berukuran kecil, oleh karena itu evaporasi terjadi secara cepat di udara yang lembab, meninggalkan nukleus bahan organik dan mukus sebagai tempat menempelnya bakteri.

Sakit tenggorokan adalah gejala yang paling sering terjadi di kalangan anak maupun dewasa, biasanya diikuti dengan gejala bersin dan batuk. Biasanya ia juga merupakan penyebab kita ke dokter dan dikenal sebagai demam flu di kalangan orang banyak.

Sakit tenggorokan adalah indikasi yang sering ke resep antibiotik dalam masyarakat, mempengaruhi biaya perawatan kesehatan yang penting dan dapat menjurus ke peningkatan daya tahan antimicrobial dengan ringan luas dan petunjuk antibiotik yang tidak sesuai.

Agen Penyebab
 
Virus merupakan penyebab yang biasa ke masalah sakit tenggorokan jika dibandingkan dengan patogen bakteri. Grup A Streptococci adalah bakteri yang paling umum menyebabkan infeksi pada saluran tenggorokan yang akut, sekitar 15% -30% kasus di kalangan anak-kanak.Ia adalah satusatunya bentuk infeksi tenggorokan yang biasa di mana perawatan antibiotik diperlukan. (lihat juga Influenza)

Tanda dan Gejala 
Gejala-gelaja demam biasanya timbul pada 1 hingga 3 hari setelah terkena virusdemam flu. Tanda dangejala demam flu termasuk: 
• ingus meleleh• Gatal dan sakit tenggorokan• Batuk• Rasa sesak• Sakit-sakit badan atau sakit kepala ringan• Sering bersin• Mata berair.• Demam dengan suhu tidak terlalu tinggi• Kelelahan 
Sakit tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi bakteri, tanda dan gelaja adalah seperti berikut:Gejala di kalangan anak atau orang dewasa biasanya demam panas dan toksik (Sakit yang lebih parah) 
Gejala 
• Sakit tenggorokan secara tiba-tiba, rasa sakit saat menelan makanan, demam, sakit kepala, sakit di bagian perut, mual dan muntah. 

Tanda 
• Tidak semua pasien mendapatkan sindrom yang parah secara keseluruhan dan dalam banyak kasus, sindrom adalah ringan dan tidak signifikan. Kemerahan dan cairan pada rongga mulut dan bintikan di lelangit (petechiae), bengkak kemerahan pada uvula, bengkak dan keras pada anterior kelenjar cervical dan ruam. 
Komplikasi 
Kebanyakan sakit tenggorokan tidak membawa apa-apa komplikasi. Komplikasi akibat Grup A Streptococcal pada infeksi farinks termasuk apakah bernanah dan tidak bernanah. Komplikasi bernanah adalah nanah pada peritonsillar (PTA) dan nanah pada retropharyngeal (RPA). Nanah pada peritonsillar adalah komplikasi yang paling umum dalam kasus infeksi tonsil akut. Sekitar 15-36% pasien yang mengalami PTA adalah mereka yang pernah mengalami infeksi oropharyngeal. 
Komplikasi tanpa nanah pula termasuklan demam sakit-sakit sengal tulang akut, masalah ginjal (ginjal akut) dan arthritis yang reaktif. Komplikasi tanpa nanah yang paling penting adalah demam reumatik akut yang terjadi sekitar 3 minggu setelah streptococcal pharyngitis. 
Perawatan 
Perawatan sakit tenggorokan termasuk:Perawatan berdasarkan gejala. Virus merupakan agen penyebab utama dalam kasus sakit tenggorokan. Pengobatan yang dibuat menurut gejala adalah sudah cukup.1. Pengobatan umum termasuk mempertahankan konsumsi cairan (minum air) dan kumur dengan air hangat.2. Pengambilan paracetamol adalah efektif dan aman aman segi Analgesic dan antipyretic. Ia merupakan pilihan obat untuk analgesia dalam sakit tenggorokan. Pengambilan aspirin tidak dianjurkan untuk penggunaan umum terutama untuk anak karena beresiko untuk sindrom Reye's.3. Agen Anti-inflammatory Bukan Steriod (NSAIDs) Ibuprofen (NSAID) telah meningkat penggunaannya sekarang untuk perawatan sakit dan demam di kalangan anak dan orang dewasa yang mengalami sakit tenggorokan.4. Lozenges (obat kemam) untuk tenggorokan dan obat kumur sering digunakan, dan ia dapat membantu meredakan sakit tenggorokan dan melegakan rasa ketidaknyamanan tenggorokan. 
Terapi Antibiotik 
Hanya sedikit persentase sakit tenggorokan disebabkan oleh bakteri (grup A Streptococci) yang menyebabkan demam reumatik akut. Penggunaan antibiotik mengurangi kejadian komplikasi dengan nanah dan dengan bukan nanah akibat sakit tenggorokan. Oleh itu, bagi pasien yang mengalami pharyngitis akut, hasil klinis yang biasanya harus dilakukan adalah apakah pharyngitis adalah berhubungan dengan Grup A Streptococci. Pasien yang mengalami streptococcal pharyngitis akut perlu menerima terapi seperti penicillin dan penicillin semi sintetik, ampicillin dan amoxicillin. Petunjuk Erythromycin adalah sesuai digunakan sebagai alternatif untuk pasien yang adlah ke penicillin.

Perawatan Pembedahan, termasuk Tonsillectomy 
Episode kejadian sakit tenggorokan yang berulang di kalangan anak dengan gejala hambatan seperti mendengkur mungkin membutuhkan Tonsillectomy setelah mendapat konsultasi pakar ENT. Dalam kasus penanahan peritonsillar atau quinsy, tanda-tanda yang membutuhkan tonsillectomy adalah bila nanah gagal menunjukkan reaksi ke antibiotik yang sesuai bersama-sama dengan 'incision' dan 'drainage'. Tonsillectomy juga perlu dilakukan bila pasien memiliki quinsy dan memiliki sejarah infeksi tonsil yang berulang.

0 komentar:

Posting Komentar