Selasa, 30 November 2010

Pemberian ASI Eksklusif : Satu-Satunya Sumber Cairan Yang Dibutuhkan Bayi Usia Dini

LEMBAR TANYA JAWAB Sejumlah Pertanyaan Yang Sering Diajukan Oktober 2002
Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI
eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti
ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi,
pertumbuhan, dan perkembangannya. ASI memberi semua
energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6
bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI eksklusif
mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan
berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti
diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila
sakit dan membantu menjarangkan kelahiran.
Mengapa pemberian ASI eksklusif
dianjurkan untuk 6 bulan pertama?


Senin, 29 November 2010

DIARE KRONIK

Oleh :
SRI MARYANI SUTADI
Fakultas Kedokteran
Bagian Ilmu Penyakit Dalam
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Diare adalah suatu keadaan meningkatnya berat dari fases (>200 mg/hari)
yang dapat dihubungkan dengan meningkatnya cairan, frekuensi BAB, tidak enak
pada perinal, dan rasa terdesak untuk BAB dengan atau tanpa inkontinensia fekal.1-4
Diare terbagi menjadi diare Akut dan Kronik.Diare akut berdurasi 2 minggu
atau kurang, sedangkan diare kronis lamanya lebih dari 2 minggu. Selanjutnya
pembahasan dikhususkan mengenai diare kronis.5,6
Diare menetap selama beberapa minggu atau bulan,baik yang menetap atau
intermitten, memerlukan evaluasi.Meskipun pada umumnya sebagian besar kasus
disebabkan oleh Iritable Bowel Syndrome(IBS), diare dapat mewakili manifestasi dari penyakit serius yang mendasarinya. Pencarian yang seksama terhadap penyakit ini harus dilakukan.7

Sabtu, 27 November 2010

TUBERKULOSIS PARU

Laporan Pendek Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2009
Topik Family Medicine
TUBERKULOSIS PARU
Adrian Taufik 04711099
Pendahuluan
Dokter keluarga adalah dokter yang memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada komunitas dengan keluarga sebagai titik beratnya, sehingga ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga. Dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya. Pelayanan dokter keluarga bersifat pelayanan primer, personal, berkelanjutan dan komprehensif serta menekankan keluarga sebagai unit perawatan dan sasaran untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan. Pelayanan dokter keluarga melibatkan dokter keluarga sebagai penjaring di tingkat primer. Sebagai bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu, melibatkan dokter spesialis di tingkat sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan rawat inap. Pelayanan ini dilaksanakan secara komprehensif, kontinyu, integratif, holistik, koordinatif dengan mengutamakan pencegahan. Tujuan pelayanan dokter keluarga secara umum dibagi menjadi 2 yaitu: Tujuan umum. Pada dasarnya sama dengan dengan pelayanan kesehatan secara keseluruhan, yakni terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga. Tujuan Khusus. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif dan efisien.

Jumat, 26 November 2010

Demam Berdarah (DBD)

Penyebab
Demam berdarah adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang
ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis, dan
menjangkit luas di banyak negara di Asia Tenggara. Terdapat empat jenis virus
dengue, masing-masing dapat menyebabkan demam berdarah, baik ringan maupun
fatal.

Kamis, 25 November 2010

ASUHAN ANTENATAL..............bagian II

Beberapa gejala dan tanda bahaya selama kehamilan
Pada umumnya, 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12% kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis. Kehamilan patologis sendiri tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsur-angsur. Deteksi dini dari gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan maupun keselamatan ibu hamil. Faktor predisposisi dan adanya penyakit penyerta sebaiknya juga dikenali sejak awal sehingga dapat dilaklukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah gangguan yang berat terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun ayi yang dikandungnya.

ASUHAN ANTENATAL........bagian I

George Adriaansz, Jaringan Nasional Pelatihan Klinik – Kesehatan Reproduksi, 2008
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua adalah 15 minggu (minggu ke 13 hingga ke 27), dan trimester ketiga adalah 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40).1
Untuk melakukan asuhan antenatal yang baik, diperlukan pengetahuan dan kemampuan untuk mengenali perubahan fisiologis yang terkait dengan proses kehamilan. Perubahan tersebut mencakup perubahan produksi dan pengaruh homonal serta perubahan anatomi dan fisiologi selama kehamilan. Pengenalan dan pemahaman tentang perubahan fisiologis tersebut menjadi modal dasar dalam mengenali kondisi patologis yang dapat mengganggu status kesehatan ibu maupun bayi yang dikandungnya. Dengan kemampuan tersebut, penolong atau petugas kesehatan dapat mengambil tindakan yang tepat dan perlu untuk memperoleh luaran yang optimal dari kehamilan dan persalinan.1

Selasa, 23 November 2010

PEMAKAIAN OBAT PADA KELOMPOK KHUSUS: KEHAMILAN

I. PENDAHULUAN
Pemakaian obat pada kehamilan merupakan salah satu masalah pengobatan yang penting untuk diketahui dan
dibahas. Hal ini mengingat bahwa dalam pemakaian obat selama kehamilan, tidak saja dihadapi berbagai
kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu, tetapi juga pada janin. Hampir sebagian besar obat dapat melintasi sawar
darah/plasenta, beberapa diantaranya mampu memberikan pengaruh buruk, tetapi ada juga yang tidak memberi
pengaruh apapun.
Beberapa jenis obat dapat menembus plasenta dan mempengaruhi janin dalam uterus, baik melalui efek farmakologik
maupun efek teratogeniknya. Secara umum faktor-faktor yang dapat mempengaruhi masuknya obat ke dalam
plasenta dan memberikan efek pada janin adalah:
(1) sifat fisikokimiawi dari obat
(2) kecepatan obat untuk melintasi plasenta dan mencapai sirkulasi janin
(3) lamanya pemaparan terhadap obat
(4) bagaimana obat didistribusikan ke jaringan-jaringan yang berbeda pada janin
(5) periode perkembangan janin saat obat diberikan dan
(6) efek obat jika diberikan dalam bentuk kombinasi.

Kamis, 18 November 2010

PANU (Malassezia furfur)

Penyakit panu merupakan “penyakit rakyat” yang dapat menyerang semua orang pada semua golongan umur. Jadi tidak benar bila ada yang beranggapan bahwa penyakit kulit, khususnya panu, hanya menyerang orang yang berprofesi pekerja kasar seperti tukang becak, kuli atau sopir. Anggapan ini tentu salah, sebab penyakit kulit dapat menyerang siapa saja dan apapun pekerjaannya. Apalagi Indonesia adalah wilayah yang berada di daerah tropis sehingga membuat penduduknya mudah berkeringat. Keringat yang dibiarkan menempel pada kulit dalam waktu yang lama akan menjadi tempat tumbuhnya panu dengan subur.

Rabu, 17 November 2010

Keputihan dan Alat Kontrasepsi

Keputihan dan Alat Kontrasepsi
Minggu, 08 Juni 2008 09:04
Saya seorang wanita karier yang sudah berumah tangga, berumur 28 tahun dan sudah
mempunyai seorang anak. 2 bulan setelah melahirkan saya langsung menggunakan alat
kontrasepsi (spiral). Awal pemakaian alat kontrasepsi tsb saya belum merasakan gangguan
apa-apa. Kurang lebih 6 bulan terakhir ini saya mengalami gangguan pada alat kelamin yaitu
keputihan (keluar seperti gumpalan susu dan agak gatal diseputar mulut vagina dan menyebar
sampai ke sekitar daerah vagina luar). Saat ini saya mengatasinya dengan meminum Ampicilin
dan Salep untuk seputar vagina luar (itupun bertahan cuma sesaat).

Selasa, 16 November 2010

Jerawat

Ditulis ulang oleh Didik Gunawan dalam bahasa Indonesia ©Mei2010
Pendahuluan:
Jerawat adalah kondisi inflamasi kulit yang ditandai dengan pori‐pori tersumbat,
komedo, dan membentuk bisul. Kelenjar minyak, atau kelenjar sebaceous, terhubung
ke folikel rambut dan melepaskan zat yang dikenal sebagai sebum yang meminyaki
rambut dan kulit. Biasanya, sebum dikirimkan ke folikel rambut dan keluar ke kulit
Anda. Namun ketika kelenjar sebaceous memproduksi minyak terlalu banyak yang
menggabungkan dengan sel kulit mati, follicles tersumbat dan meradang.
Jerawat paling sering mempengaruhi hidung, dahi, pipi, dagu, punggung, dan tubuh.
Antara 17‐45.000.000 orang berjerawat, membuat penyakit kulit yang paling umum di negara‐negara
seluruh dunia. Wanita cenderung menderita jerawat lebih lama, laki‐laki lebih mungkin untuk
mendapatkan kasus jerawat yang lebih parah.

Sabtu, 13 November 2010

KANKER SERVIKS dan PENYAKIT HPV bag. II

• Kanker serviks merupakan pertumbuhan dari suatu kelompok sel yang tidak normal pada serviks (leher rahim).
• Perubahan ini biasanya memakan waktu beberapa tahun sebelum berkembang menjadi kanker. Oleh sebab itu sebenarnya terdapat kesempatan yang cukup lama untuk mendeteksi apabila terjadi perubahan pada sel serviks melalui skrining (papsmear atau IVA) dan menanganinya sebelum menjadi kanker serviks.
• Kebanyakan infeksi HPV dan kanker serviks stadium dini berlangsung tanpa menimbulkan gejala sedikitpun sehingga penderita masih dapat menjalani kegiatan sehari-hari. (7)
• Namun, jika dilakukan pemeriksaan deteksi dini dapat ditemukan adanya sel-sel serviks yang tidak normal yang disebut juga sebagai lesi prakanker. (7)
• Bila kanker sudah mengalami progresifitas atau stadium lanjut maka gejala-gejala yang dapat timbul antara lain: (7)
1. Pendarahan setelah senggama.
2. Pendarahan spontan yang terjadi antara periode menstruasi rutin.
3. Timbulnya keputihan yang bercampur dengan darah dan berbau.
4. Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil.
5. Nyeri ketika berhubungan seksual.

KANKER SERVIKS dan PENYAKIT HPV bag. I

Friday, 04 September 2009 00:19
Di Indonesia setiap harinya sekitar 20 wanita meninggal karena Kanker Serviks
Apa sih Kanker Serviks dan siapa saja yang bisa terkena penyakit dan virus HPV itu…
Kanker Serviks adalah kanker pada Serviks atau Leher Rahim yaitu area bawah pada rahim
yang menghubungi rahim dengan vagina. Kanker Serviks disebabkan oleh HPV (Human
Papilloma Virus) atau dikenal sebagai Virus Umum. Penyakit mematikan ini ternyata
disebabkan oleh virus yang umum, oleh karenanya kita harus sesegera mungkin melakukan
sesuatu sekarang.
Siapa saja yang bisa terkena... Wanita usia belasan sampai 20 tahunan rentan terhadap HPV,
tetapi tidak menutup kemungkinan juga pria terkena HPV ini. Cuma bedanya bila wanita
memiliki alat reproduksi di dalam / tersembunyi jadi lebih mudah terserang, sedangkan pria
lebih terbuka sehingga lebih mudah dibersihkan. Namun pria bisa terserang Kanker Penis.
HPV bisa menginfeksi siapa saja, baik pria maupun wanita. Tidak ada gejala ataupun tanda2
yang khusus saat virus ini menginfeksi, sehingga banyak orang tidak menyadari kalau dirinya
sudah terkena HPV atau bahkan menularkannya. Ada lebih dari 100 jenis HPV; 30 jenis
diantaranya menginfeksi daerah kelamin dan bila tidak diobati / terdeteksi sejak dini, beberapa
jenis dapat berkembang menjadi lebih serius, bahkan ke kondisi yang membahayakan
kehidupan. Secara umum infeksi HPV tersebut dapat dibersihkan oleh tubuh kita tanpa
menunjukan tanda dan gejala. HPV jenis-jenis tertentu dapat menyebabkan penyakit Kanker
Serviks dan jenis lainnya dapat menyebabkan penyakit Kutil Kulit Kelamin.

Kamis, 11 November 2010

Kanker Payudara (Ca Mammae)

A. Latar Belakang
Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering
dijumpai pada perempuan, yakni mencapai 18% dari semua kanker yang
terjadi pada perempuan. Setiap tahun terjadi 1 juta kasus baru kanker payudara
di seluruh dunia. Tabel 1 menunjukkan insidensi kanker pada perempuan di
seluruh dunia pada tahun 1980 (McPherson et al., 2000).

Selasa, 09 November 2010

DETEKSI DINI DAN MANAJEMEN GANGGUAN NAPAS PADA NEONATUS SEBAGAI APLIKASI P O N E K (PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENCY KOMPREHENSIF)

Oleh :
M.Sholeh Kosim
Sub Bagian Perinatologi
SMF/Bagian Ilmu Kesehatan Anak
RSUP Dr. Kariadi/ FK UNDIP
Semarang
Pendahuluan
Gawat napas pada neonatus (Respiratory distress in a newborn)
masalah pada pelayanan neonatologi
tantangan karena angka morbiditas dan mortalitas yang
tinggi.
terjadi sekitar 4 – 6 % neonatus.
Sebagian besar penyebab dapat dicegah.
Pengenalan dini dan penanganan tepat sangat diperlukan ,
Sebagian kecil perlu mendapatkan dukungan terapi
ventilator, masih jarang dan bila tersedia , cukup mahal
Salah satu penyebab paling sering untuk perawatan di NICU

Kamis, 04 November 2010

Penyakit Jantung Koroner Dan Hypertensi

T. Bahri Anwar Djohan
Ahli Penyakit Jantung
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN.
Penyakit jantung koroner ( PJK ) merupakan problema kesehatan utama di negara maju. Di Indonesia telah terjadi pergeseran kejadian Penyakit Jantung dan pembuluh darah dari urutan ke-l0 tahun 1980 menjadi urutan ke-8 tahun 1986. Sedangkan penyebab kematian tetap menduduki peringkat ke-3. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya Penyakit Jantung Koroner sehingga usaha pencegahan harus bentuk multifaktorial juga. Pencegahan harus diusahakan sedapat mungkin dengan cara pengendalian faktor faktor resiko PJK dan merupakan hal yang cukup penting dalam usaha pencegahan PJK, baik primer maupun sekunder. Pencegahan primer lebih ditujukan pada mereka yang sehat tetapi mempunyai resiko tinggi, sedangkan sekunder merupakan upaya memburuknya penyakit yang secara klinis telah diderita. Berbagai Penelitian telah dilakukan selama 50 tahun lebih dimana didapatlah variasi insidens PJK yang berbeda pada geografis dan keadaan sosial tertentu yang makin meningkat sejak tahun 1930 dan mulai tahun 1960 merupakan Penyebab Kematian utama di negara Industri. Mengapa didapatkan variasi insidens yang berbeda saat itu belum diketahui dengan pasti, akan tetapi didapatkan jelas terjadi pada keadaan keadaan tertentu. Penelitian epidemiologis akhirnya mendapatkan hubungan yang jelas antara kematian dengan pengaruh keadaan sosial, kebiasaan merokok, pola diet, exercise, dsb yang dapat dibuktikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya PJK antara lain: umur, kelamin ras, geografis, keadaan sosial, perubahan masa, kolesterol, hipertensi, merokok, diabetes, obesitas, exercise, diet, perilaku dan kebiasaan lainnya, stress serta keturunan.

Selasa, 02 November 2010

ASAL MULA VIRUS HIV-AIDS

Virus HIV AIDS sebenarnya bukan berasal dari simpanse, tetapi ciptaan para ilmuwan yang kemudian diselewengkan melalui rekayasa tertentu untuk memusnahkan etnis tertentu. (Jerry D. Gray, Dosa-dosa Media Amerika - Mengungkap Fakta Tersembunyi Kejahatan Media Barat, Ufuk Press 2006 h. 192).
Tulisan Allan Cantwell, Jr. M.D. ini mengungkapakan rahasia asal-usul AIDS dan HIV, juga bagaimana ilmuwan menghasilkan penyakit yang paling menakutkan kemudian menutup-nutupinya.
“Teori” Monyet Hijau

Senin, 01 November 2010

Prinsip Perawatan dan Penanganan AIDS

Prinsip prinsip
Perawatan

Perawatan penderita ARC dan AIDS di rumah sakit tergantung pada gejala gejala yang muncul. Pada
umumnya tidak memerlukan perawatan tersendiri (isolasi) kecuali bila muncul gejala gejala yang
mungkin membahayakan lingkungannya (source isolation} atau kemungkinan lingkungan yang dapat
membahayakan penderita (protective isolation). Yang paling penting adalah penyiapan tenaga
kesehatan mengingat perawatan penderita tidak dapat hanya dibebankan pada tenaga khusus saja
namun harus pula melibatkan seluruh staf rumah sakit baik dari tingkatan struktral sampai fungsional
bedah dan medik, serta tenaga penunjang termasuk tenaga teknis.
Pada awalnya tim dokter dan perawat seyogyanya dipilih pada mereka yang mempunyai kecakapan
bekerja, mental yang stabil, berdedikasi tinggi untuk rela bekerja demi keselamatan semua pihak.
Namun demikian bila kondisi lingkungan RS sudah tidak phobi lagi, maka perawatan penderita HIV/AIDS