Selasa, 17 Mei 2011

Penyakit Amandel (Tonsilitis) pada Anak-anak dan Dewasa

 Definisi dan Pathofisiologi

Amandel atau tonsil merupakan kumpulan jaringan limfoid yang terletak pada kerongkongan di belakang kedua ujung lipatan belakang mulut. Amandel sendiri berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh dengan cara menahan kuman memasuki tubuh. Oleh karena itu kelenjar amandel ini meradang.
Peradangan pada Kelenjar amandel ini disebut dengan tonsilitis, penyakit ini merupakan salah satu gangguan THT (Telinga Hidung & Tenggorokan). 

Amandel yang lebih dikenal oleh masyarakat awam, nama sebenarnya adalah “Tonsil” yaitu “Kelenjar Getah bening” yang berada di kanan dan kiri tenggorokan. Peradangan akibat infeksi kuman, disebut dengan “Tonsillitis”. Istilah umum dari "tonsil" diambil dari palatine tonsil, yang dapat kita lihat di belakang tenggorokan.
Semuanya ada 4 pasang jenis Tonsil, melingkari tenggorokan, 2 pasang yang di belakang tenggorokan yaitu :
• Adenoid tonsil
• Palatine tonsil
Perjalanan pertumbuhan Tonsil, sesuai dengan pertumbuhan anak, sampai masa pubertas/akil baliq, yang mana akan mencapai besar yang maksimal, kemudian perlahan lahan mengecil terus, sampai tidak nampak lagi. Terkadang besar maksimal dapat dicapai semasa masih kanak-kanak.


Pembesaran Tonsil, dapat terjadi akibat Radang yang disebabkan oleh infeksi kuman, yang kemudian kita sebut dengan “Tonsillitis”. Penyakit ini dapat sembuh, disertai dengan pengecilan tonsil keukuran lazim kembali. Setiap terjadi peradangan oleh sebab infeksi kuman (khususnya infeksi tenggorokan dan saluran pernapasan atas), Tonsil akan membesar dan kembali mengecil. Namun frekwensi atau seringnya terjadi infeksi ini akan membawa Tonsil kepembesaran tonsil yang tidak dapat kembali keukuran lazim sekalipun tidak lagi meradang. Hal ini kita sebut sebagai hypertrofi tonsil. Yang kemudian oleh awam disebut sebut dengan penyakit Amandel. Disebut demikian karena penampakan Tonsil seperti buah almond (amandel).

Pembesaran tonsil (hypertrofi tonsil) yang menetap ini dapat menimbulkan sumbatan jalan pernapasan, serta gangguan menelan. Hal mana gangguan tersebut akan menyebabkan menurunnya oksigenasi, terutama ke Otak, dan menyebabkan anak menjadi lemah berfikir, kurang konsentrasi menghadapi pelajaran sekolah serta malas belajar. Hal lainnya menyangkut menurunnya napsu makan, sehingga anak cenderung kekurangan Gizi dan secara umum tentunya akan menghambat pertumbuhan.
Tonsilitis dapat bersifat akut atau kronis. Bentuk akut yang tidak parah biasanya berlangsung sekitar 4-6 hari, dan umumnya menyerang anak-anak pada usia 5-10 tahun. Sedangkan radang amandel/tonsil yang kronis terjadi secara berulang-ulang dan berlangsung lama.

Pada radang amandel yang akut biasanya dimulai dengan gejala sakit tenggorokan yang ringan hingga menjadi parah, sakit saat menelan makanan, kadang-kadang muntah. Tonsilitis dapat menyebabkan amandel menjadi bengkak, panas, gatal, sakit pada otot dan sendi, nyeri pada seluruh badan, kedinginan, sakit kepala, dan
sakit pada telinga. Kelenjar getah bening melemah di dalam daerah submandibuler. Bagian belakang tenggorokan akan terasa mengerut sehingga sukar menelan. Peradangan tonsil yang akut ataupun pembengkakan tonsil yang tidak terlalu besar dan tidak menghalangi jalan pernapasan, serta tidak menimbulkan komplikasi tidak perlu dilakukan pembedahan/operasi, karena tonsil yang terbuat dari jaringan getah bening dapat berfungsi mencegah tubuh agar tidak terkena penyakit yang berhubungan dengan infeksi.
Tonsil atau amandel merupakan bagian dari tubuh yang mulanya ada gunanya, tetapi sampai pada saat tertentu justru bisa mengganggu kesehatan. Amandel tersebut berada di sekitar tenggorokan. amandel sebenarnya berfungsi sebagai barier atau pertahanan tubuh terhadap penyakit yang melewati mulut.
 
Pertahanan tersebut terdiri dari beberapa pasang yang disebut sebagai ring walldayer. Setiap bakteri yang masuk melalui mulut tidak segera tertelan ke dalam tubuh atau menyerang bagian tubuh, tetapi ditahan oleh bagian ini. Pertahanan tubuh ini efektif bekerja pada anak sampai usia menginjak 13 atau 14 tahun.

Pada usia lebih dari yang disebutkan, bagian amandel ini sudah tidak berfungsi lagi sebagai pertahanan tubuh terhadap penyakit. Justru sebaliknya, menjadi potensial untuk infeksi. Karena sudah tidak ada fungsinya, ini malah bisa kena infeksi.

Orang yang terserang amandel biasanya mengalami radang tenggorokan dan sulit untuk makan atau minum. Menelan apa pun rasanya sakit, sehingga ini sangat mengganggu akan aktifitas kehidupan seseorang.
 
Anak yang terserang peradangan amandel memiliki gejala antara lain setiap dua atau tiga bulan sekali terkena sakit panas. Anak yang selalu mengalami sakit panas dengan waktu yang demikian, bisa saja ini disebabkan karena amandel. Yang lain adalah kalau tidur ngorok, ini tidak wajar terjadi pada anak-anak.
 
Biasanya anak-anak tidak ngorok, karena memang bagian pernafasannya masih bagus. Sehingga bila dia ngorok bisa terjadi, karena adanya peradangan, kemudian kesulitan bernapas saat tidur.
 
Hal ini menjadikan suplai oksigen ke otak kurang, sehingga anak sering mengalami mimpi buruk. Terbangun tengah malam dan menangis. Ini biasanya disebut sleep apnoe. Kondisi yang demikian sudah mengganggu bagi si anak. Ini juga bisa berlanjut hingga terjadinya radang tenggorokan.

Kalau sudah demikian, sebaiknya dilakukan operasi pengangkatan amandel. Disarankan bila anak usianya sudah di atas enam tahun. Ini untuk memudahkan bagi diri pasien sendiri. Sebab kalau usia terlalu kecil, tidak bisa tenang, sehingga nantinya malah bisa membuat anak tersebut jadi rewel.

Infeksi amandel ini bukan hanya terjadi pada anak-anak, tapi pada orang dewasa juga bisa terkena. Biasanya kalau orang dewasa operasinya mudah, sekitar setengah jam. Hanya saja masa pemulihannya lebih lama dibanding dengan anak-anak. Selain itu, terlalu banyak minum es atau banyak makan permen coklat juga bisa memicu terjadinya radang.

Pencegahan dan Pengobatan

Beberapa upaya yang dapat kita lakukan sendiri dirumah untuk pencegahan, perawatan dan pengobatannya dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :

* Diusahakan untuk minum banyak air atau cairan seperti sari buah, terutama selama demam.
* Jangan minum es, sirop, es krim, makanan dan minuman yang didinginkan, gorengan, makanan awetan yang diasinkan, dan manisan.
* Berkumur air garam hangat 3-4 kali sehari.
* Menaruh kompres hangat pada leher setiap hari.
* diberikan terapi antibiotik (atas petunjuk dokter) apabila ada infeksi bakteri dan untuk mencegah komplikasi.
* Istirahat yang cukup.

Namun apabila radang amandel kronis dengan pembengkakan tonsil yang terlalu besar sehingga mengakibatkan terganggunya jalan pernapasan, atau munculnya komplikasi, biasanya diperlukan pembedahan/operasi untuk mengeluarkan tonsil. Apabila terjadi peradangan yang kronis disarankan untuk berkonsultasi ke dokter spesialis THT untuk penanganan dan tidakan selanjutnya.

0 komentar:

Posting Komentar