Rabu, 15 Juni 2011

Penyakit Karies Gigi (dental caries)

Pendahuluan

Hubungan antara kesehatan anak dan kesehatan gigi merupakan suatu hubungan timbal balik, disini perkembangan gigi erat hubungannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan anak pada umumnya; keadaan kesehatan gigi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak sebaliknya juga keadaan kesehatan seorang anak dapat mempengaruhi perkembangan giginya. Misalnya seorang anak dengan kesehatan gigi yang buruk dapat menyebabkan intake makanan tidak baik atau tidak sempurna, dan gigi yang sering mengalami infeksi selain dapat menimbulkan demam juga dapat merupakan Focal Infection. Sebaliknya keadaan kurang gizi dan kesehatan umum yang tidak baik pada masa-masa prenatal atau pasca natal menghambat perkembangan gigi anak.

Keberhasilan perawatan gigi pada pasien anak tergantung pada ketelitian pemeriksaan, diagnosa yang tepat dan perawatan yang tepat. Untuk mencapai hal tersebut harus ada kerja sama yang merupakan segi tiga yang saling berhubungan satu sama lain (Segi tiga Pedodontik). Segi tiga tersebut merupakan rangkaian tiga unsur yaitu dokter gigi beserta stafnya, anak sebagai pasien dan orang tua/wali pasien. Kerja sama diantara ketiga unsur tersebut harus dibina dengan baik demi keberhasilan perawatan yang akan dilakukan.
Definisi

Yang dimaksud dengan dental caries adalah suatu penyakit pada jaringan keras gigi dengan decalcifikasi struktur mineral dan desintegrasi dari organ matrixe enamel dentine. Ada beberapa versi mengenai teori terjadinya Caries. Salah satunya adalah teori asam dari Miller yang mengatakan caries disebabkan karena terbentuknya asam di permukaan gigi yang timbul sebagai reaksi dari sisa-sisa makanan yang melekat pada permukaan gigi dengan micro-organisme yang terdapat pada mulut. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya caries pada anak, antara lain:
1. Faktor makanan, misalnya:
- makanan yang manis-manis.
- gizi kurang baik.
2. Faktor kebersihan gigi dan mulut.
3. Faktor kebiasaan jelek anak, misalnya:
- mengemut makanan.
- pemberian makanan melalui botol.

Anatomi Gigi

Anatomi dasar gigi terdiri dari bagian mahkota dan akar. Bagian mahkota terlihat di dalam mulut, sedangkan bagian akar terbenam di dalam tulang rahang dan gusi.

ETIOLOGI

Dekalsifikasi disebabkan oleh asam yang dihasilkan dari reaksi antara bakteri asidogenik dengan gula (karbohidrat). Bakteri asidogenik  misalnya laktobasilus, asidurik streptokoki, streptokokus mutans.
Penyebab Karies gigi disebabkan oleh 4 faktor/komponen yang saling  berinteraksi yaitu:
a) Komponen dari gigi dan air ludah (saliva) yang meliputi : Komposisi  gigi, morphologi gigi, posisi gigi, Ph Saliva, Kuantitas saliva, kekentalan saliva
b) Komponen mikroorganisme yang ada dalam mulut yang mampu menghasilkan asam melalui peragian yaitu ; Streptococcus, Laktobasil
c) Komponen makanan, yang sangat berperan adalah makanan yang mengandung karbohidrat misalnya sukrosa dan glukosa yang dapat diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam
d) Komponen waktu

Ke empat faktor ini harus ada, bila salah satu faktor tidak ada maka karies tidak terbentuk. Ini disebabkan keempat faktor ini merupakan lingkaran yang saling terkait, dengan karies ditengahnya. Faktor-faktor yang turut mengambil bagian dalam pembentukan karies :
1. Kurangnya perhatian terhadap kebersihan mulut dapat mempermudah perkembangan karies.
2. Susunan makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan jarang memakan makanan yang berserat yang dapat membersihkan gigi.

PREDISPOSISI

1. Konfigurasi anatomis yaitu pit, fisur yang dalam.
2. Bentuk anatomis gigi yang mempunyai sifat self cleansing yaitu embrasur dan sepertiga servikal.
3. Posisi gigi pada lengkung gigi, hubungannya terhadap kelenjar ludah, mudah tidaknya dibersihkan dengan sikat gigi
4. Kebiasaan mengunyah yang salah. Sisi yang tidak berfungsi akan cepat mengendapkan sisa-sisa makanan.
5. Gigi yang terhambat pertumbuhannya, misal impacted.
Bentuk anatomis gigi sulung dan letaknya pada lengkung gigi menentukan kerentanannya terhadap serangan karies. Gigi molar jauh lebih rentan terhadap karies dibandingkan gigi lain. Hasil penelitian menunjukkan gigi
molar satu tetap merupakan gigi yang mudah terserang karies dengan presentase 66 – 88 % diantara semua gigi pada anak-anak. Urutan gigi-gigi yang mudah terserang karies :
- Gigi Sulung 
i atas, m bawah, c atas, m atas, c bawah dan i bawah
- Gigi Tetap 
M bawah, M atas, premolar dan depan atas.
Gigi insisivus atas sulung mudah terkena karies, karena enamel di permukaan lebih tipis dan kurang padat dibandingkan permukaan oklusal gigi molar susu. Disamping itu gigi insisivus erupsi paling awal sehingga paling lama berkontak dengan ASI (Air Susu Ibu) atau PASI (Pengganti ASI) Gigi depan bawah (sulung atau tetap) biasanya imun terhadap karies, karena adanya muara saliva sehingga self cleansing lebih baik. Keadaan gigi akan disebut parah bila karies telah menyerang gigi depan Urutan permukaan gigi yang diserang karies :
· pit, fisur (oklusal, bukal dan palatal),
· kontak proksimal
· servikal.
Perbandingan karies pit dan fisur terhadap karies proksimal dan servikal 8 : 4 : 1 (Schour).

Klasifikasi Karies Gigi

Bisa diklasifikasikan melalui berdasarkan lokasi, kedalaman 
a) Karies berdasarkan lokasi permukaan kunyah dapat dibagi :
- Karies oklusal
- Karies labial
- Karies bukal
- Karies palatal/lingual
- Karies aproksimal
- Karies kombinasi (Mengenai semua permukaan)

b) Pembagian lain dari karies berdasarkan lokasi Karies yang ditemukan di permukaan halus Ada tiga macam 1) karies permukaan halus:
- Karies proksimal adalah tipe yang paling sulit dideteksi. Tipe ini kadang tidak dapat dideteksi secara visual atau manual dengan sebuah explorer gigi. Karies proksimal ini memerlukan pemeriksaan radiografi
- Karies akar adalah tipe karies yang sering terjadi dan biasanya terbentuk ketika permukaan akar telah terbuka karena resesi gusi. Bila gusi sehat, karies ini tidak akan berkembang karena tidak dapat terpapar oleh plak bakteri. Permukaan akar lebih rentan terkena proses demineralisasi daripada enamel atau email karena sementumnya demineraliasi pada pH 6,7, di mana lebih tinggi dari enamel. Karies akar lebih sering ditemukan di permukaan fasial, permukaan interproksimal, dan permukaan lingual. Gigi geraham atas merupakan lokasi tersering dari karies akar.
- Tipe ketiga karies ini terbentuk pada permukaan lainnya
2) Karies di celah atau fisura gigi.
Celah dan fisura adalah tanda anatomis gigi. Fisura terbentuk saat perkembangan alur, dan tidak sepenuhnya menyatu, dan membuat suatu turunan atau depresio yang khas pada strutkur permukaan email. Tempat ini mudah sekali menjadi lokasi karies gigi. Celah yang ada daerah pipi atau bukal ditemukan di gigi geraham. Karies celah dan fisura terkadang sulit dideteksi. Semakin berkembangnya proses perlubangan akrena karies, email atau enamel terdekat berlubang semakin dalam. Ketika karies telah mencapai dentin pada pertemuan enamel-dental, lubang akan menyebar secara lateral. Di dentin, proses perlubangan akan mengikuti pola segitiga ke arah pulpa gigi.

c) Karies berdasarkan kedalamannya
- Karies Superfisial yaitu karies yang hanya mengenai email
- Karies Media yaitu karies yang mengenai email dan telah mencapai setengah dentin
- Karies Profunda yaitu karies yang mengenai lebih dari setengah dentin dan bahkan menembus pulpa

Diagnosis karies gigi dan penanganannya 

a) Karies Dini/karies email tanpa kapitas yaitu karies yang pertama terlihat secara klinis, berupa bercak putih setempat pada email

Anamnesis
 · Terdapatnya bintik putih pada gigi 

Pemeriksaan Objektif
· Ekstra oral ; tidak ada kelainan
· Intra oral ; Kavitas (-) , lesi putih (+)

Terapi
· Pembersihan gigi, diulas dengan flour
· Edukasi pasien/ Dental Health Education
b) Karies dini/karies email dengan kavitas yaitu karies yang terjadi pada email sebagai lanjutan dari karies dini
Anamnesa· Gigi bisa terasa ngilu
Pemeriksaan objektif· Ekstra oral ; tidak ada kelainan
· Intra oral ; Kavitas (+) baru mengenai email
Terapi· Dengan penambalan

c) Karies dengan dentin terbuka/dentin Hipersensitif yaitu peningkatan sensitive akibat terbukanya dentin
Anamnesa· Kadang-kadang rasa ngilu waktu kemasukan makanan
· Waktu minum dingin, asam dan asin
· Rasa ngilu hilang setelah rangsangan dihilangkan
· Tidak ada rasa sakit spontan
Pemeriksaan objektif· Pemeriksaan ekstraoral tidak ada kelainan
· Pemeriksaan intraoral : kavitas baru mengenai email
Terapi· Dengan penambalan
d) Pulpitis reversibel/hiperemi pulpitis/pulpitis awal yaitu peradangan pulpa awal sampai sedang akibat rangsangan

Anamnesa
· Biasanya nyeri bila minum panas, dingin, asam dan asin
· Nyeri tajam singkat tidak spontan, tidak terus menerus
· Rasa nyeri lama hilangnya setelah rangsangan dihilangkan
Pemeriksaan Objektif· Ekstra oral : Tidak ada pembengkakan
· Intra oral :
  - Perkusi tidak sakit
  - Karies mengenai dentin/karies profunda
  - Pulpa belum terbuka
  - Sondase (+)
  - Chlor etil (+)
Terapi· Dengan penambalan /pulp cafing dengan penambalan Ca(OH) ± 1 minggu untuk membentuk sekunder dentin

e) Pulpitis irreversibel yaitu radang pulpa ringan yang baru dapat juga yang sudah berlangsung lama

Pulpitis irreversibel terbagi : 
1) Pulpitis irreversibel akut yaitu peradangan pulpa lama atau baru ditandai dengan rasa nyeri akut yang hebat
Anamnesa· Nyeri tajam spontan yang berlangsung terus-menerus menjalar kebelakang telinga
· Penderita tidak dapat menunjukkan gigi yang sakit
Pemeriksaan Objektif· Ekstra oral : tidak ada kelainan
· Intra oral :
  - Kavitas terlihat dalam dan tertutup sisa makanan
  - Pulpa terbuka bisa juga tidak
  - Sondase (+)
  - Khlor ethil (+)
  - Perkusi bisa (+) bisa (-)

Terapi· Menghilangkan rasa sakit
· Dengan perawatan saluran akar
2) Pulpitis irreversibel kronis yaitu Peradangan pulpa yang berlangsung lama 

Anamnesa ;· Gigi sebelumnya pernah sakit
· Rasa sakit dapat hilang timbul secara spontan
· Nyeri tajam menyengat, bila ada rangsangan seperti; panas, dingin, asam, manis
· Penderita masih bisa menunjukkan gigi yang sakit
Pemeriksaan Objektif· Ekstra oral ; tidak ada pembengkakan
· Intra oral ;
  - Karies profunda, bisa mencapai pulpa bisa tidak
  - Sondase (+)  
  - Perkusi (-)

Penutup
1. Perawatan Operative dentistry - suatu tindakan berupa penambalan gigi untuk mencegah atau menghentikan perkernbangan caries lebih lanjut.
2. Perawatan Endodontics - suatu tindakan perawatan dan penggarapan pulpa (kamar saraf gigi), cavum pulpa, saluran akar dan daerah-daerah periapical.
3. Perawatan Exodontia - pencabutan pada gigi anak, baik yang memang sudah waktunya tanggal maupun gigi yang belum waktunya tanggal tapi merupakan gigi dengan indikasi pencabutan, misalnya gigi dengan caries lanjut, sudah  ada infeksi di daerah periapical, impacted gigi sulung, dan lain-lain.

0 komentar:

Posting Komentar