Selasa, 07 Juni 2011

Penyakit Hepatitis C (Hepatitis bag.3)

Hepatitis C merupakan virus bawaan darah yang dapat merusakkan hati Anda. Hepatitis C dapat menjadi penyakit kronis (jangka panjang). Anda mungkin menderita penyakit ini selama bertahuntahun tanpa mengalami gejala apapun. Namun, gejala yang biasa termasuk lelah, mual, sakit di bawah rusuk dan kurang toleran terhadap makanan berlemak atau alkohol. Berbeda dari virus hepatitis lain, hepatitis C tidak mengakibatkan penyakit pada saat Anda pertama kali terjangkit. Banyak orang tidak tahu bahwa mereka telah terinfeksi, meskipun membawa virus ini selama bertahun-tahun. Ada sekurang-kurangnya 6 jenis hepatitis C yang utama, yang dikenal sebagai genotip (diberikan angka 1, 2, 3, 4 dsb.), yang berbeda sedikit di antaranya.

Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (HCV= Hepatitis C virus). Virus Hepatitis C masuk ke sel hati, menggunakan mesin genetik dalam sel untuk menduplikasi virus Hepatitis C, kemudian menginfeksi banyak sel lainnya. 15% dari kasus infeksi Hepatitis C adalah akut, artinya secara otomatis tubuh membersihkannya dan tidak ada konsekwensinya. Sayangnya 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun. Dalam waktu tersebut, hati bisa rusak menjadi sirosis (pengerasan hati), stadium akhir penyakit hati dan kanker hati.

Menurut  C.D. Mazoff, PhD, hepatitis C BUKAN penyakit hati: virus hepatitis C (HCV) menyebabkan penyakit hati selain hal-hal lain. Ini disetujui oleh Dr. Robert L. Carithers, direktur hepatologi di University of Washington, AS. Katanya, “Menyebut hepatitis C sebagai penyakit hati lebih karena ahli penyakit menular malas dibanding ahli hepatologi yang agresif.” Jadi, jika hepatitis C BUKAN penyakit hati, mengapa disebut penyakit hati? Dan apa kaitannya dengan kita? Apakah ini bukan sekadar masalah teknis? Sebuah masalah peristilahan? Bukan. Beberapa kali kita mendengar contoh seseorang, yang merasa tidak sehat, periksa ke dokter dan keluarlah cerita versi berikut ini: “Nah, Anda mengidap hepatitis C, tetapi jangan khawatir. Ini jenis hepatitis yang paling baik. Dan tentang gejala Anda, itu hanya perasaan Anda karena hati Anda tidak terdapat cukup parut untuk menyebabkan gejala-gejala itu. Ambillah obat antidepresan ini dan pulanglah.” “Tetapi dokter,” Anda protes, “saya begitu lelah dan sakit-sakitan, ini tidak mungkin hanya perasaan saya. Saya kehilangan pekerjaan saya, saya tidak dapat berkonsentrasi.”

Penyebab Hepatitis C 
Hepatitis berarti pembengkakan pada hati.Banyak macam dari virus Hepatitis C. Dalam banyak kasus, virus yang masuk ke dalam tubuh, mulai hidup di dalam sel hati, mengganggu aktivitas normal dari sel tersebut, lalu menggunakan mesin genetik dalam sel untuk menduplikasi virus Hepatitis C kemudian menginfeksi sel lain yang sehat. Jika anda penderita Hepatitis C, sangat penting untuk mengkonsumsi makanan sehat dan menghindari alkohol. Alkohol akan memperparah kerusakan hati anda, baik anda dalam pengobatan ataupun tidak. Salah satu gejala umum dari Hepatitis C adalah kelelahan kronis. Kelelahan juga bisa sebagai efek samping pengobatan Hepatitis C. Rasa lelah akibat Hepatitis C dapat diatasi dengan istirahat cukup dan menjalankan olah raga yang rutin. Virus Hepatitis C sangat pandai merubah dirinya dengan cepat. Sekarang ini ada sekurang-kurangnya enam tipe utama dari virus Hepatitis C (yang sering disebut genotipe) dan lebih dari 50 subtipenya. 


Hal ini merupakan alasan mengapa tubuh tidak dapat melawan virus dengan efektif dan penelitian belum dapat membuat vaksin melawan virus Hepatitis C. Genotipe tidak menentukan seberapa parah dan seberapa cepat perkembangan penyakit Hepatitis C, akan tetapi genotipe tertentu mungkin tidak merespon sebaik yang lain dalam pengobatan.

Hepatitis C menular melalui hubungan darah ke darah. Kebanyakan orang di Australia dan Selandia Baru yang menderita hepatitis C terinfeksi melalui bersama-sama menggunakan alat suntik narkoba. Penularan juga dapat terjadi dari pembuatan tato atau menindik secara tidak steril, dari luka jarum, atau dari darah atau transfusi produk darah di Australia sebelum tahun 1990. Hepatitis C dapat ditularkan melalui praktek medis atau vaksinasi yang tidak steril di negara-negara lain. Ada risiko kecil penularan dari ibu ke anak. Risiko penularan hepatitis C melalui hubungan kelamin adalah rendah sekali. Tidak ada risiko penularan virus melalui bersama-sama menggunakan peralatan rumah seperti cangkir dan piring, atau makan makanan yang sama.

Bila hati mempunyai banyak parut tanpa menghiraukan penyebabnya, hati kita tidak lagi dapat melakukan pekerjaannya mengubah makanan menjadi tenaga dan membersihkan diri. Kerjanya menjadi berantakan dan meninggalkan hasil sampingan dalam sistem kita, beberapa di antaranya bertindak seperti racun. “Racun” ini dapat diukur melalui tes darah. Seseorang dengan penyakit ini – penyakit hati tahap akhir – perlu memakai obat khusus untuk mencoba membantu menggantikan atau mengkompensasi disfungsi hati. Oleh karena itu, disebut dengan istilah sirosis “dekompensasi.” Mereka yang menganggap hepatitis C sebagai penyakit hati hanya akan mengakui “gejala” pada waktu dekompensasi. Sampai saat ini, apa pun yang kita alami disebabkan oleh sesuatu yang lain, bukan hepatitis C, demikian yang mereka yakini.

Mereka yang menganggap bahwa hepatitis C merupakan kerusakan sistemik melihat keadaan ini agak berbeda. Mereka melihat sistem yang berada di bawah serangan virus yang berkembang biak dengan sangat cepat, menghasilkan viral load yang jauh lebih tinggi daripada HIV. Mereka melihat sistem kekebalan bekerja berlebihan dan bingung serta mencoba menanggulangi virus yang bermutasi dengan cepat untuk menghindari deteksi. Mereka melihat virus yang secara langsung membuat otot, saraf, jaringan tulang sendi dan jantung meradang; yang memicu segala macam ketidakteraturan kekebalan. Karena itu, tidak mengherankan bahwa banyak orang dengan hepatitis C, walaupun tidak menjalani pengobatan, mengalami gejala yang serupa dengan orang yang memakai interferon: berkeringat, rasa sakit, pandangan kabur, mulut kering, demam, hilang ingatan, bingung, lekas marah, dan sebagainya. Tentu saja tidak semua orang mengada-ada, lalu apa yang menyebabkan semua ini? Jawabannya adalah tubuh di bawah serangan virus.
Ada beberapa penelitian yang menunjukkan gejala-gejala yang dilaporkan oleh penderita hepatitis C yang sering kali tidak terkait dengan tingkat enzim, tahap parut atau disfungsi hati. Peneliti yang bingung mengesahkan berbagai teori untuk menjelaskan rasa sakit dan “kelelahan.”

1. Kelelahan disebabkan oleh disfungsi metabolik
2. Kelelahan disebabkan oleh tanggapan yang buruk terhadap stres
3. Kelelahan disebabkan oleh perubahan pengiriman rangsangan saraf pada jalur serotonin
4. Sakit otot disebabkan oleh kegiatan langsung virus pada jaringan otot
5. Masalah bingung dan ingatan disebabkan oleh virus yang bersembunyi dalam otak
6. Keletihan dan rasa sakit disebabkan oleh reaksi meningkatnya kekebalan (sitokin)

Dalam banyak kasus, gejala di atas juga dapat disebabkan oleh apa yang disebut penyakit “ekstrahepatik” (di luar hati) yang dipicu oleh virus hepatitis C dan tanggapan tubuh kita terhadapnya: tetapi ada tes khusus untuk kondisi lain ini, dan bila kita mengalaminya, jika dokter kita teliti, ia akan menemukannya.

Gejala Hepatitis C

Sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya. Jika gejala-gejala di bawah ini ada yang mungkin samar :
• Lelah
• Hilang selera makan
• Sakit perut
• Urin menjadi gelap
• Kulit atau mata menjadi kuning (disebut "jaundice") jarang terjadi
Dalam beberapa kasus,Hepatitis C dapat menyebabkan peningkatan enzim tertentu pada hati, yang dapat dideteksi pada tes darah rutin. Walaupun demikian, beberapa penderita Hepatitis C kronis mengalami kadar enzim hati fluktuasi ataupun normal. Meskipun demikian, sangat perlu untuk melakukan tes jika anda pikir anda memiliki resiko terjangkit Hepatitis C atau jika anda pernah berhubungan dengan orang atau benda yang terkontaminasi. Satu-satunya jalan untuk mengidentifikasi penyakit ini adalah dengan tes darah. 

Penularan Hepatitis C 
Penularan Hepatitis C biasanya melalui kontak langsung dengan darah atau produknya dan jarum atau alat tajam lainnya yang terkontaminasi. Dalam kegiatan sehari-hari banyak resiko terinfeksi Hepatitis C seperti berdarah karena terpotong atau mimisan, atau darah menstruasi. Perlengkapan pribadi yang terkena kontak oleh penderita dapat menularkan virus Hepatitis C (seperti sikat gigi, alat cukur atau alat manicure). Resiko terinfeksi Hepatitis C melalui hubungan seksual lebih tinggi pada orang yang mempunyai lebih dari satu pasangan.

Penularan Hepatitis C jarang terjadi dari ibu yang terinfeksi Hepatitis C ke bayi yang baru lahir atau anggota keluarga lainnya. Walaupun demikian, jika sang ibu juga penderita HIV positif, resiko menularkan Hepatitis C sangat lebih memungkinkan. Menyusui tidak menularkan Hepatitis C. Jika anda penderita Hepatitis C, anda tidak dapat menularkan Hepatitis C ke orang lain melalui pelukan, jabat tangan, bersin, batuk, berbagi alat makan dan minum, kontak biasa, atau kontak lainnya yang tidak terpapar oleh darah. Seorang yang terinfeksi Hepatitis C dapat menularkan ke orang lain 2 minggu setelah terinfeksi pada dirinya.

Penderita Hepatitis C Kronis

Salah satu konsekuensi paling berat pada penderita Hepatitis C adalah kanker hati. Sekitar 15 % pasien yang terinfeksi virus Hepatitis C dapat menghilangkan virus tersebut dari tubuhnya secara spontan tanpa menghadapi konskwensinya di kemudian hari. Hal tersebut disebut infeksi akut. Sayangnya, mayoritas penderita penyakit ini menjadi kronis. (suatu penyakit dikatakan kronis bila menetap lebih dari 6 bulan). Hepatitis C kronis salah satu bentuk penyakit Hepatitis paling berbahaya dan dalam waktu lama dapat mengalami komplikasi, apalagi bila tidak diobati. Penderita Hepatitis kronis beresiko menjadi penyakit hati tahap akhir dan kanker hati. Sedikit dari penderita Hepatitis kronis, hatinya menjadi rusak dan perlu dilakukan
transplantasi hati. Kenyataannya, penyakit hati terutama Hepatitis C penyebab utama pada transplantasi hati sekarang ini. Sekitar sepertiga kanker hati disebabkan oleh Hepatitis C. Hepatitis C yang menjadi kanker hati terus meningkat di seluruh dunia karena banyak orang terinfeksi Hepatitis C tiap tahunnya.Walaupun Hepatitis C tidak menunjukkan gejala, kerusakan hati terus berlanjut dan menjadi parah seiring waktu.

Saat hati menjadi rusak (sebagai contoh, karena Hepatitis C) hati tersebut akan memperbaiki sendiri yang membentuk parut. Bentuk parut ini sering disebut fibrosis. Semakin banyak parut menunjukkan semakin parahnya penyakit. Sehingga, hati bisa menjadi sirosis (penuh dengan parut). Struktur sel hati mulai pecah, sehingga hati tidak lagi berfungsi normal. Kerusakan hati yang disebabkan Hepatitis C biasanya terjadi secara bertahap selama 20 tahun, tetapi beberapa faktor dapat membuat perkembangan penyakit lebih cepat, seperti alkohol, jenis kelaminnya pria, umur dan infeksi HIV. Karena infeksi Hepatitis C dapat menyebabkan kerusakan hati tanpa gejala, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan sedini mungkin dan bicarakan pilihan pengobatan dengan dokter anda. Penelitian menunjukkan pasien yang diobati sebelum hatinya rusak secara signifikan memiliki respon yang lebih baik terhadap pengobatan dibandingkan pada pasien yang menunda pengobatannya.
Pathofisiologi Hepatitis C

Hati yang normal halus dan kenyal bila disentuh. Ketika hati terinfeksi suatu penyakit (misalnya Hepatitis C), hati menjadi bengkak. Sel hati mulai mengeluarkan enzim alanin aminotransferase ke darah. Dengan keadaan ini dokter dapat memberitahu anda apakah hati sudah rusak atau belum. Bila konsentrasi enzim tersebut lebih tinggi dari normal, itu adalah tanda hati mulai rusak. Sewaktu penyakit hati berkembang, perubahan dan kerusakan hati meningkat. 

Fibrosis.
Setelah membengkak, hati mencoba memperbaiki dengan membentuk bekasluk atau parut kecil. Parut ini disebut "fibrosis", yang membuat hati lebih sulit melakukan fungsinya. Sewaktu kerusakan berjalan, semakin banyak parut terbentuk dan mulai menyatu, dalam tahap selanjutnya disebut "sirosis".
Sirosis. 
Kerusakan yang berulang, area besar hati yang rusak dapat menjadi permanen dan menjadi koreng. Darah tidak dapat mengalir dengan baik pada jaringan hati yang rusak. Hati mulai menciut dan menjadi keras. Penyakit Hepatitis C kronis biasanya dapat menyebabkan sirosis sama seperti kelebihan mengkonsumsi minuman beralkohol.

Fungsi hati rusak.Sewaktu sirosis bertambah parah, hati tidak dapat menyaring kotoran, racun, dan obat yang ada dalam darah. Hati tidak lagi dapat memproduksi “clotting factor” untuk menghentikan pendarahan. Cairan tubuh terbentuk pada abdomen dan kaki, pendarahan pada usus sering terjadi, dan biasanya fungsi mental menjadi lambat. Pada titik ini, transplantasi hati adalah pilihan satu-satunya.
Kanker hati.Kadang kala kerusakan sel hati diikuti dengan perubahan gen sel yang mana dapat menjadi kanker. Pasien Hepatitis C kronis memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita "hepatocellular carcinoma", suatu tipe tumor hati. 

Pencegahan Kerusakan Hati 
Sirosis dapat dihentikan dan kadang kala dapat dicegah. Untuk pasien Hepatitis C kronis, sangat penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada hati dimana sirosi lebih buruk. Selain itu, jika anda penderita penyakit Hepatitis C hindari alkohol secara total. Juga jangan minum alkohol dengan acetaminophen (merupakan kandungan obat sakit kepala dan flu), karena bila dikonsumsi berbarengan dapat menyebabkan kondisi "hepatitis fulminant", yang dapat menyebabkan fungsi hati rusak total.

Hubungan Hepatitis C dengan Penyakit Lain 
Virus Hepatitis C dan HIV
 HIV (penyebab AIDS) dan Hepatitis C memiliki beberapa kemiripan dan perbedaan yang penting. Keduanya adalah virus yang dapat menyebabkan penyakit kronis. Beberapa faktor resiko seperti penggunaan obat injeksi dan transfusi darah sebelum tahun 1992 sering ditemukan kedua virus tersebut. Sekarang ini, hampir sepertiga penderita HIV, terutama yang terinfeksi dari transfusi dan jarum suntik, juga terinfeksi virus Hepatitis C. Penderita yang terinfeksi virus Hepatitis C dan HIV, Hepatitis C kronisnya lebih cepat dibanding yang HIV-nya negatif. Diperkirakan sekitar 180 juta penduduk dunia terinfeksi hepatitis C atau sekitar 3 persen dari populasi. Sehingga infeksi Hepatitis C lebih banyak dibandingkan HIV. 

Hepatitis C dan virus Hepatitis lainnyaMeskipun semua virus Hepatitis mempengaruhi hati, Hepatitis C berbeda dengan Hepatitis B dan Hepatitis A. Perbedaan besarnya adalah tidak ada vaksin untuk Hepatitis C. Virus Hepatitis B sering kali ditularkan melalui hubungan seksual. Hepatitis A, berbeda dengan Hepatitis B dan C tidak menyebabkan penyakit kronis.

Hepatitis C dan HemofiliaPenderita Hemofilia memiliki resiko terinfeksi melalui darah lebih tinggi dibandingkan populasi lainnya karena mereka secara teratur menjalani transfusi darah dan menerima produk darah lainnya. Pada tahun 1987, prosedur inaktivasi virus mulai diberlakukan di bank darah. Dengan prosedur ini telah dilakukan pemusnahan besar-besaran pada darah yang ada karena adanya virus Hepatitis C. Namun demikian penderita Hemofilia yang menerima produk darah sebelum tahun tersebut memiliki resiko tinggi terinfeksi Hepatitis C. 

Faktor Resiko Hepatitis C 
Karena Hepatitis C menular dari orang ke orang melalui kontak dengan darah yang terinfeksi virus Hepatitis C, aktivitas yang meningkatkan kontak dengan darah tersebut perlu dipertimbangkan sebagai faktor resiko. Faktor resiko yang paling umum adalah pengguna obat bius suntik dan darah serta produk transfusi darah sebelum tahun 1992 Faktor resiko lain seperti tato dan tindik tubuh. Tinta atau jarum tato yang digunakan untuk membuat tato atau menindik dapat menjadi pembawa virus Hepatitis C dari satu pelanggan ke pelanggan lainnya, jika pelaku tidak melakukan sterilasasi pada perlengkapannya.

Faktor resiko lainnya adalah luka tertusuk jarum, terutama pada pekerja kesehatan, hemodialisis dan transplantasi organ sebelum tahun 1992. Luka karena jarum suntik, yang seringkali terjadi pada petugas kesehatan, dapat menjadi alat penularan virus Hepatitis C. Probabilitas penularan virus Hepatitis C melalui jarum suntik lebih besar dibanding dengan virus HIV. Sekarang ini, pada penderita HIV ada protokol standar dalam penanganan jarum suntik untuk mengurangi resiko tertular HIV atau AIDS. Sayangnya, tidak ada protokol yang sama untuk penanganan pada penderita Hepatitis C untuk menghindari penularan melalui jarum suntik.

Pengguna Obat Bius Suntik
Dua pertiga pengguna obat bius suntik mengidap Hepatitis C. Orang yang menggunakan obat bius suntik, walaupun sekali, memiliki resiko tinggi tertular Hepatitis C. Sekarang ini, resiko terinfeksi virus Hepatitis C melalui obat bius suntik lebih tinggi dibandingkan terinfeksi HIV sekitar 60% hingga 80% yang terinfeksi Hepatitis C sedangkan yang terinfeksi HIV sekitar 30%. Virus Hepatitis C mudah sekali menyebar melalui berbagi jarum, jarum suntik dan perlengkapan lain pengguna obat bius suntik.
Faktor resiko Hepatitis C 
Hubungan SeksualMeskipun Hepatitis tidak mudah menular melalui hubungan seksual, prilaku seksual yang beresiko, terutama yang memilki pasangan seksual lebih dari satu, menjadi pemicu meningkatnya resiko terinfeksi virus Hepatitis C. Sekitar 15 % infeksi Hepatitis C ditularkan melalui hubungan seksual. Penularan melalui hubungan seksual pada Hepatitis C tidak setinggi pada Hepatitis B. Walaupun demikian, prilaku seks yang beresiko tinggi berhubungan dengan peningkatan resiko tertular Hepatitis C. Faktor resiko dari penularan Hepatitis C melalui hubungan seksual meliputi :
• Memiliki lebih dari satu pasangan
• Pengguna jasa PSK
• Luka karena seks (kurangnya pelicin pada vagina dapat meningkatkan resiko penularan melalui darah)
• Melakukan hubungan seksual sewaktu menstruasi.

Pada pasangan yang menikah, resiko penularan meningkat sejalan dengan lamanya perkawinan. Hal ini berkaitan dengan hubungan seksual dan berbagi perlengkapan (seperti sikat gigi, silet cukur, gunting kuku dan sebagainya). Jika anda memiliki hubungan seksual dengan orang yang memiliki faktor resiko terinfeksi Hepatitis C, anda sebaiknya menjalankan tes untuk Hepatitis C juga.

Pencegahan Penyakit Hepatitis C

Kita dapat mencegah penularan Hepatitis C. Cara penyebaran yang paling efesien Hepatitis C adalah melalui suntikan yang terkontaminasi oleh darah, misalnya di saat memakai obat suntik. Jarum suntik dan alat suntik sebelum digunakan harus steril dengan demikian menghentikan penyebaran penyakit Hepatitis C di antara pengguna obat suntik.

Meskipun resiko penularan melalui hubungan seksual kecil, anda seharusnya menjalankan kehidupan seks yang aman. Penderita Hepatitis C yang memiliki lebih dari satu pasangan atau berhubungan dengan orang banyak harus memproteksi diri(misalnya dengan kondom) untuk mencegah penyebaran Hepatitis C. Jangan pernah berbagi alat seperti jarum, alat cukur, sikat gigi, dan gunting kuku, dimana dapat menjadi tempat potensial penyebaran virus Hepatitis C. Bila melakukan manicure, tato dan tindik tubuh pastikan alat yang dipakai steril dan tempat usahanya resmi.

Orang yang terpapar darah dalam pekerjaannya, seperti pekerja kesehatan, teknisi laboratorium, dokter gigi, dokter bedah, perawat, pekerja ruang emergensi, polisi, pemadam kebakaran, paramedis, tentara atau siapapun yang hidup dengan orang yang terinfeksi, seharusnya sangat berhati-hati agar tidak terpapar darah yang terkontaminasi. Juga termasuk menggunakan peralatan tajam dan jarum dengan benar, mencuci tangan secara teratur dan menggunakan sarung tangan dalam pekerjaannya. Jika anda pernah mengalami luka karena jarum suntik, anda harus melakukan tes ELISA atau RNA HCV setelah 4-6 bulan terjadinya luka untuk memastikan tidak terinfeksi penyakit Hepatitis C.

Pernah sembuh dari salah satu penyakit Hepatitis tidak mencegah penularan penyakit Hepatitis lainnya. Orang yang menderita penyakit Hepatitis C dan juga menderita penyakit Hepatitis A memilki resiko tinggi terkena penyakit hepatits fulminant, suatu penyakit hati yang mematikan dan perkembangannya sangat cepat. Dengan demikian, ahli kesehatan sangat merekomendasikan penderita penyakit Hepatitis C juga melakukan vaksinasi
Hepatitis A dan Hepatitis B.

Perawatan
Perawatan bertujuan menghapuskan hepatitis C dari tubuh Anda dan mengurangi kerusakan hati. Tidak semua orang memerlukan perawatan karena hepatitis C sering kurang parah dan tidak akan mempengaruhi kesehatan jangka panjang. Perawatan yang paling efektif untuk hepatitis C adalah pengobatan kombinasi dengan interferon pegilasi dan ribavirin. Perawatan hepatitis C telah berkembang dengan cepat pada tahun-tahun belakangan dan sekitar 80% orang yang mempunyai genotip tertentu dan sekitar 50% sampai 60% dari semua orang yang dirawat dengan pengobatan yang digunakan pada dewasa ini berhasil menghapuskan virus ini.

Beberapa genotip lebih responsif terhadap perawatan dibandingkan dengan genotip lain. Ini berarti bahwa sebagian penderita hepatits C dapat menghapuskan virus ini dan bebas dari gejala. Interferon disuntik di bawah permukaan kulit dan ribavirin diminum dalam bentuk pil. Perawatan biasanya berjalan selama 6 sampai 12 bulan. Pemeriksaan berkala oleh dokter umum atau spesialis anda penting sekali sewaktu perawatan untuk memantau kemajuan Anda dan menanggapi segala persoalan yang Anda hadapi.

Apakah Hepatitis dapat diobati?
Dapat, Hepatitis C kronis dapat diobati dengan Pegylated Interferon dan Ribavirin. Pengobatan Hepatitis C sedini mungkin sangatlah penting. Meskipun tubuh anda telah melakukan perlawanan terhadap infeksi, tetapi hanya 15% yang berhasil, pengobatan tetap diperlukan untuk mencegah Hepatitis C kronis dan membantu mengurangi kemungkinan hati menjadi rusak. Kadangkala, pengobatan Hepatitis C memerlukan waktu yang lama, dan tidak dapat membantu. Tetapi karena penyakit ini dapat menjadi parah sepanjang waktu, sangatlah penting untuk mencari pengobatan yang tepat dari dokter anda. Diagnosa dan pengobatan awal sangatlah mendesak dan penting. Persentase yang signifikan dari orang yang melakukannya dapat sembuh dari Hepatitis C dan menunjukan perbaikan hatinya.

Tujuan pengobatan dari Hepatitis C adalah menghilangkan virus dari tubuh anda sedini mungkin untuk mencegah perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati. Kebanyakan bentuk interferon alfa hanya dapat bertahan satu hari tetapi dapat dimodifikasi melalui proses pegilasi untuk membuatnya bertahan lebih lama. Meskipun interferon alfa dapat digunakan sebagai obat Hepatitis C tunggal termasuk pegylated
interferon, penelitian menunjukkan lebih efektif bila dikombinasi dengan anti virus ribavirin. 3 senyawa digunakan dalam pengobatan Hepatitis C adalah:
• Interferon alfa

Adalah suatu protein yang dibuat secara alami oleh tubuh manusia untuk meningkatkan sistem daya tahan tubuh/imunitas dan mengatur fungsi sel lainnya. Obat yang direkomendasikan untuk penyakit Hepatitis C kronis adalah dari inteferon alfa bisa dalam bentuk alami ataupun sintetisnya.
• Pegylated interferon alfaDibuat dengan menggabungkan molekul yang larut air yang disebut "polyethylene glycol (PEG)" dengan molekul interferon alfa. Modifikasi interferon alfa ini lebih lama ada dalam tubuh, dan penelitian menunjukkan lebih efektif dalam membuat respon bertahan terhadap virus dari pasien Hepatitis C kronis dibandingkan interferon alfa biasa.
• RibavirinAdalah obat anti virus yang digunakan bersama interferon alfa untuk pengobatan Hepatitis C kronis. Ribavirin kalau dipakai tunggal tidak efektif melawan virus Hepatitis C, tetapi dengan kombinasi interferon alfa, lebih efektif daripada inteferon alfa sendiri. Pengobatan ini telah diterima berdasarkan kemampuannya dalam menghasilkan respon melawan virus pada penderita penyakit Hepatitis C kronis. Penderita dikatakan memiliki respon melawan virus jika jumlah virus Hepatitis C begitu rendah sehingga tidak terdeteksi pada tes standar RNA virus Hepatitis C dan jika level tersebut tetap tidak terdeteksi selama lebih dari 6 bulan setelah pengobatan selesai.


Memantau kesehatan Anda

Untuk menentukan bagaimana tubuh Anda sedang menghadapi hepatitis C, Anda harus memantau kesehatan Anda. Ini dapat membantu dalam menentukan apakah harus memulai perawatan dan kapan. Pemantauan berkala untuk kesehatan Anda dapat melibatkan konsultasi dengan dokter umum setempat atau di klinik hati hepatitis, atau gabungan dari keduanya. Penting sekali Anda memelihara gizi yang sehat, membatasi atau berhenti minum alkohol, dan melakukan gerak badan secara berkala. Setelah seseorang terekspos pada hepatitis C, tes antibodi hepatitis C biasanya memberikan hasil positif, meskipun tubuh Anda telah menghapuskan virus tersebut atau setelah perawatan yang berhasil. Beberapa tes digunakan untuk menentukan apakah hepatitis C Anda telah dihapuskan (yang berarti bahwa Anda tidak dapat menularkan infeksi lagi dan virus tidak merusakkan hati Anda lagi).

Tes

Tes fungsi hati meneliti bagaimana hati Anda sedang berfungsi. Salah satu dari tes ini dikenal sebagai tes ALT (alanine aminotransferase). Tes ini menunjukkan kerusakan hati yang terjadi. Hasil tes mungkin naik atau turun pada waktu tertentu karena berbagai sebab termasuk konsumsi alkohol, penggunaan obat-obatan lain atau jika tubuh Anda sedang mengatasi infeksi lain. Hasil tes ini juga dapat berubah akibat hepatitis C.

Jika ALT Anda naik pada satu atau lebih banyak waktu, dokter Anda mungkin melakukan tes PCR (polymerase chain reaction) untuk menentukan apakah Anda telah menghapuskan virus hepatitis C atau masih ada. Anda mungkin juga menjalani tes genotip, yang menunjukkan jenis virus yang ditularkan, serta tes viral load, yang mengukur berapa banyak virus yang ada dalam tubuh Anda. Tes genotip dan viral load memberikan petanda tentang hasil perawatan. Tes PCR akan diulangi kelak setelah perawatan untuk menentukan apakah Anda telah menghapuskan virus hepatitis C.

Anda dapat berbicara dengan dokter Anda mengenai hepatitis C secara tertutup dan rahasia. Di negara bagian NSW, ACT dan Victoria, beberapa dokter mempunyai kuasa untuk memberikan resep untuk obat antivirus melalui kerja sama dengan spesialis di rumah sakit umum atau klinik hati. Badan-badan yang tercatat pada lembar ini dapat menbantu Anda dan dokter Anda mencari pelayanan perawatan hepatitis C.

Obat Hepatitis C

Saat ini obat Hepatitis C standar adalah kombinasi Interferon dengan Ribavirin. Kombinasi obat Hepatitis C ini akan memberikan hasil berupa sustained virologic response (respon virus menetap) yang tinggi. Response ini sering disingkat dengan SVR. Obat Hepatitis C Pegylated interferon alfa dibuat dengan menggabungkan suatu molekul besar yang larut air yang disebut “polyethylene glycol” (PEG) dengan molekul interferon alfa. Penggabungan dengan PEG memperbesar ukuran interferon alfa sehingga dapat bertahan dalam tubuh lebih lama. Hal itu juga dapat memproteksi molekul interferon terpecah oleh enzim tubuh.

Keuntungan lainnya adalah waktu di dalam tubuh obat Hepatitis C ini lebih lama (waktu paruh) sehingga obat Hepatitis C tidak perlu sering-sering dikonsumsi. Interferon alfa standar biasa disuntikkan tiga kali dalam seminggu tetapi pegylated interferon alfa cukup satu kali dalam seminggu. Selain itu penelitian menunjukkan obat Hepatitis C pegylated interferon alfa lebih efektif dalam memproduksi suatu respon melawan virus pada penderita Hepatitis C kronis dibandingkan interferon alfa yang tidak mengalami pegylasi.

Sekarang ini ada dua macam pegylated interferon alfa yang tersedia: peginterferon alfa-2a dan peginterferon alfa-2b. meskipun kedua senyawa ini efektif dalam pengobatan Hepatitis C kronis, ada perbedaan dalam ukurannya, tipe pegylasi, waktu paruh, rute penbersihan dari tubuh dan dosis dari kedua pegylated interferon. Karena metode pegylasi dan tipe molekul PEG yang digunakan dalam proses dapat mempengaruhi kerja obat dan pembersihannya dalam tubuh.

Perbedaan besar antar dua pegylated interferon adalah dosisnya. Dosis dari pegylated interferon alfa-2a adalah sama untuk semua pasien, tidak mempertimbangkan berat dan ukuran pasien. Sedangkan dosis pegylated interferon alfa-2b disesuaikan dengan berat tubuh pasien secara individu. Obat Hepatitis C ini diberikan sesuai dengan berat badan pasien dengan dosis 1.5 μg/kg berat badan. Obat Hepatitis C ini sekarang juga tersedia dalam bentuk pena (Peg Intron Redipen). Bentuk pena dari obat Hepatitis C ini akan memberikan kemudahan pada pasien dalam penyuntikan. Kemudahan ini akan meningkatkan kepatuhan pasien dalam pengobatan Hepatitis C. Kepatuhan dalam pengobatan Hepatitis C merupakan faktor penting dalam meningkatkan keberhasilan terapi dari penyakit Hepatitis C. 

Mendapatkan segala informasi yang anda butuhkan tentang pengobatan Hepatitis C dapat membantu anda mengetahui bagaimana obat Hepatitis C itu bekerja dan apa efek samping dan hasil dari pengobatan itu Pengobatan Hepatitis C dengan interferon alfa tidak tepat untuk semua pasien penderita Hepatitis C kronis. Pengobatan Hepatitis C ini harus memperhatikan efek sampingnya yang serius pada wanita hamil, riwayat atau adanya kondisi kejiwaan berat, riwayat penyakit jantung, gagal ginjal berat. Penderita harus mendiskusikan keuntungan dan efek samping pengobatan dengan dokternya.

0 komentar:

Posting Komentar