Sabtu, 04 Juni 2011

Penyakit Hepatitis A

Hepatitis atau lebih dikenal sebagai sakit kuning merupakan penyakit yang sudah banyak mengenai menjangkiti masyarakat Indonesia. Gejala penyakit hepatitis atau sakit kuning adalah demam disertai mual, dan pada hari ketiga ditandai dengan menguningnya warna putih pada bola mata, rasa nyeri pada ulu hati disertai mual, warna air seni menjadi kecoklatan seperti air teh yang kental dan rasa lemas yang berlebihan. Sejak zaman dulu, dunia kedokteran telah mampu mengenali gejala penyakit hepatitis berdasarkan gejala yang ditimbulkannya namun belum mengetahui penyebabnya. Dengan ditemukannya mikroskop electron, para dokter baru mampu mendeteksi virus Hepatitis sekitar tahun 60-an, dan pada awalnya membagi atas virus hepatitis A dan virus hepatitis B.

Dalam perkembangan selanjutnya didapatkan makin banyak jenis virus hepatitis yang tidak termasuk golongan A ataupun B dan kemudian diberi nama Hepatitis non A non B. Virus Hepatitis non A non B kemudian disebut sebagai hepatitis C, hepatitis D sampai Hepatitis G sesuai dengan urutan penemuannya. Pembagian tersebut berdasarkan perbedaan karakter, penularannya. Pada umumnya gejala penyakitnya sama, dan hanya bisa dibedakan berdasarkan pemeriksaan darah dan mikroskop electron.

A. HEPATITIS A
Hepatitis adalah peradangan hati karena berbagai sebab. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis". Penyakit hepatitis A yang ber-Genus Heparnavirus, terutama menyerang pada anak dan kaum dewasa muda. Penyakit yang dikenal juga sebagai penyakit kuning (jaundice) ini penularannya berbeda dengan VHB dan VHC, yakni melalui makanan dan minuman yang tercemar kotoran yang mengandung virus ini. Bersifat stabil, sel hati menyembunyikan virus dalam sel empedu untuk kemudian virus masuk ke dalam system pencernaan. Sebab itu, kotoran penderita mempunyai konsentrasi tinggi selama periode infeksi.


Hepatitis A sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah pasien dan semakin luas penyebarannya. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat kita tentang budaya hidup bersih dan sehat, kondisi lingkungan pemukiman yang semakin padat, tingkat ekonomi yang rendah dan budaya masyarakat kita yang sulit berubah. Untuk memberantas penyakit Hepatitis A diperlukan pembinaan peran serta masyarakat yang terus menerus dalam memutuskan mata rantai penyebaran virus Hepatitis A dengan meningkatkan pola hidup bersih dan sehat. Upaya memotivasi masyarakat dilakukan pemerintah melalui kerjasama lintas program dan lintas sektoral termasuk tokoh masyarakat dan swasta. Namun demikian penyakit ini masih terus endemis dan angka kesakitan cenderung meningkat di berbagai daerah. Oleh karena itu upaya untuk membatasi angka kesakitan penyakit ini sangatlah penting.

Penularan Hepatitis A berlangsung melalui mulut melalui makanan dan minuman yang tercemar oleh Virus Hepatitis. Artinya penderita Hepatitis A yang membuang hajat sembarangan di kali/saluran air atau tangki tinja yang pecah/bocor mencemari air tanah atau air mengalir di permukaan berpotensi menularkan virus Hepatitis A. Air yang tercemar virus hepatitis kemudian diminum secara langsung oleh manusia

Siklus hidup virus hepatitis A :
HAV mula-mula diidentifikasi dari tinja dan sediaan hati. Penambahan antiserum hepatitis A spesifik dari penderita yang hampir sembuh (konvalesen) pada tinja penderita diawal masa inkubasi penyakitnya, sebelum timbul ikterus, memungkinkan pemekatan dan terlihatnya partikel virus melalui pembentukan agregat antigenantibodi. Asai serologic yang lebih peka, seperti asai mikrotiter imunoradiometri fase-padat dan pelekatan imun, telah memungkinkan deteksi HAV didalam tinja, homogenate hati, dan empedu, serta pengukuran antibody spesifik di dalam serum.

Sifat-sifat umum virus hepatitis A :
Virus ini dapat dirusak dengan di otoklaf (121oC selama 20 menit), dengan dididihkan dalam air selama 5 menit, dengan penyinaran ultra ungu (1 menit pada 1,1 watt), dengan panas kering (180oC selama 1 jam), selama 3 hari pada 37oC atau dengan khlorin (10-15 ppm selama 30 menit). Resistensi relative hepatitis virus A terhadap cara-cara disinfeksi menunjukkan perlunya diambil tindakan-tindakan pencegahan istimewa dalam menangani penderita hepatitis beserta produk-produk tubuhnya.

KlasifikasiKingdom : Virus 
Ordo : Pikornavridales
Filum : Pikarnavrides 
Genus : Heparnavirus
Kelas : Pikarnavrides 
Spesies :
Famili : Pikornavridae

PENYAKIT YANG DITIMBULKAN

PATOGENESIS
Virus Hepatitis A disebarkan melalui kotoran atau tinja penderita. Penyebarannya disebut fecal-oral (tinja ke mulut) karena biasanya tangan secara tidak sengaja menyentuh benda bekas terkena tinja (misal di kamar mandi) dan kemudian digunakan untuk makan, dapat juga melalui tranfusi darah, alat-alat tidak steril, tempat tinggal yang sesak, kebersihan yang kurang, juga bisa melalui kontak seksual dengan penderita.  virus yang masuk ke dalam tubuh juga dapat menimbulkan penyakit Hepatitis. Kuman ini masuk ke dalam tubuh dengan perantara makanan atau air yang tercemar. Di dalam saluran penceranakan kuman tersebut dapat berkembang biak dengan cepat, kemudian diangkut melalui aliran darah ke dalam hati, dimana tinggal di dalam kapiler-kapiler darah dan menyerang jaringan-jaringan sekitarnya sehingga menyebabkan radang hati.
 
Penyebaran 
Penyakit Hepatitis disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh kotoran atau tinja penderita biasanya melalui makanan (fecal-oral), bukan melalui aktivitas sexual ( baca juga Gonorrhea) atau melalui darah, selain itu akibat buruknya tingkat kebersihan. Penyakit hepatitis kadang-kadang dapat timbul sebagai komplikasi leptospirosis, sifilis, tuberculosis, toksoplasmosis, dan amebiasis, yang kesemuanya peka terhadap pengobatan khusus. Penyebab noninfeksiosa meliputi penyumbatan empudu, sirosis empedu primer, keracunan obat, dan reaksi hipersensitivitas obat. Komplikasi akibat hepatitis A hampir tidak ada, kecuali pada para lansia atau seseorang yang memang sudah mengidap penyakit kronis hati atau sirosis.

Hati harus berfungsi dengan baik agar dapat menguraikan sebagian besar obat-obatan. Obat yang tidak menyebabkan gangguan apa pun pada waktu hati kita sehat dapat membuat kita sakit parah adalah bila kita mengalami hepatitis. Ini juga berlaku untuk alkohol, aspirin, jamu-jamuan, dan narkoba. Karena tugas hati adalah untuk menguraikan zat-zat yang terdapat dalam darah, dan beban dapat menjadi terlalu berat.
 
GejalaWaktu terekspos sampai terkena penyakit kira-kira 2 sampai 6 minggu.Gejala hepatitis A
biasanya muncul akut, seperti gejala flu, mual, demam pusing yang terus menerus, air seni kemerahan, bagian bola mata yang putih menjadi kekuningan, dan perut sebelah kanan atas terasa sakit atau bebal. Namun pada anak-anak kadang kala tidak timbul gejala yang mencolok hanya demam tiba-tiba, hilang nafsu makan. Penyakit hepatitis kadang-kadang dapat timbul sebagai komplikasi leptospirosis, sifilis, tuberculosis, toksoplasmosis, dan amebiasis, yang kesemuanya peka terhadap pengobatan khusus. Penyebab noninfeksiosa meliputi penyumbatan empudu, sirosis empedu primer, keracunan obat, dan reaksi hipersensitivitas obat. Komplikasi akibat hepatitis A hampir tidak ada, kecuali pada para lansia atau seseorang yang memang sudah mengidap penyakit kronis hati atau sirosis.

MANIFESTASI KLINISUmumnya Hepatitis Virus A menunjukkan gambaran klinis :
1. Masa Inkubasi : Berlangsung kurang lebih 28 hari
2. Masa Prodromal : 3-10 hari, rasa lesu/lemah badan, panas, mual sampai muntah, anoreksia, nyeri perut sebelah kanan
3. Masa Ikterik : didahului urine berwarna coklat, sclera kuning, kemudian seluruh badan, puncak ikterik dalam 1-2 minggu, hepatomegali ringan yang nyeri tekan
4. Masa Penyembuhan : ikterus berangsur berkurang dan hilang dalam 2-6 minggu,demikian pula anorksia, lemas badan dan hepatomegali. Penyembuhan sempurna sebagian besar terjadi dalam 3-4 bulan.

PenularanPenyakit Hepatitis disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh kotoran atau tinja penderita biasanya melalui makanan (fecel-oral), bukan melalui aktivitas sexual atau melalui darah, selain itu akibat buruknya tingkat kebersihan. Yang bisa ditularkan lewat jarum suntik yang terkontaminasi atau melalui darah orang yang tercemar hepatitis A. Penelitian infektivitas menunjukkan bahwa risiko paling besar penulran hepatitis A adalah antara 2 minggu sebelum dan 1 minggu sesudah timbulnya ikterus. Penularan melalui jalan udara relative tidak begitu penting. 

DiagnosisUntuk memastikan seseorang mengidap VHA, dilakukan tes darah yang menunjukkan positif terhadap antibodi virus tersebut. Tes lebih tepat bila kadar ALT (serum alanine aminitransferase)dan AST (asparaten aminotransferase) menunjukkan angka di atas normal. 

PengobatanApabila hepatitis yang disebabkan oleh alkohol, narkoba, obat-obatan atau racun yang mengakibatkan gejala yang sama seperti virus hepatitis, pengobatan yang paling baik adalah menghentikan penggunaan alkohol, narkoba, atau obat-obatan yang dapat menggangu hati
- Istirahat baring pada masa masih banyak keluhan, mobilisasi berangsur dimulai jika keluhan atau gejala berkurang, bilirubin dan transaminase serum menurun. Aktifitas normal sehari-hari dimulai setelah keluhan hilang dan data laboratorium normal.
- Diit khusus tidak ada, yang penting adalah jumlah kalori dan protein adekuat, disesuaikan dengan slera penderita, terkadang pemasukan nutrisi dan cairan kurang akibat mual dan muntah, sehingga perlu ditunjang oleh nutrisi parenteral : infuse Dekstrose 10-20 %, 1500 kalori/hari.
- Hingga sekarang belum ada pengobatan spesifik bagi hepatitis virus akut. Tidak ada indikasi terapi kortikosteroid untuk hepatitis virus akut, penambahan vitamin dengan makanan tinggi kalori protein diberikan pada penderita yang mengalami penurunan berat badan atau malnutrisi.

 Tindakan PencegahanTimbulnya hepatitis dalam barak-barak atau panti perawatan sering merupakan petunjuk sanitasi dan higiene perorangan yang buruk. Pengendaliannya langsung ditunjukkan pada pencegahan terkontaminasinya makanan, air, atau sumber-sumber lainnya oleh tinja. Kebersihan seperti mencuci tangan setelah buang iar besar atau sebelum makan, penggunaan piring dan alat makan sekali pakai., dan pemakaian disinfektan natrium hipoklorit 0,5%-sangat penting dalam mencegah penyebaran HAV selama fase akut penyakit. Tindakan konservatif yang berlebihan, seperti penggunaan jubah, masker, dan sarung tangan, biasanya tidak perlu, kecuali jika hendaknya mengadakan kontak langsung dengan tinja atau benda-benda yang terkontaminasi tinja.
1. Pencegahan UmumMeliputi nasihat kepada pasien :
a. Perbaikan higien makanan-minuman.
b. Perbaikan higien sanitasi lingkungan dan pribadi.
c. Isolasi pasien (anak dilarang ke sekolah atau penitipan anak sampai dengan 2 minggu sesudah timbul gejala)
2. Pencegahan Khusus
Dengan cara :
a. Pasif dengan immunoglobulin normal manusia (NHIG : Normal Human Immune Globulin).
b. Aktif dengan vaksin HAV yang diinaktifasi.

nyambung ntar ke hepatitis B ya..........

1 komentar:

  1. I do not know if you would be interested in my case.Here is Dr Itua Contact Information,drituaherbalcenter@gmail.com Or mobile +2348149277967 He talk on Whatsapp too.
    I was treated for Hepatitis C genotype 2 commencing on january 14, 2017 I was treated with Dr Itua Herbal Medicine which he prepared and send to me Via EMS Courier service and I received it @ Ohio Post Office .I drink in two weeks as he instructed me to and I was cured.Just in two weeks,Isn’t that joyful.yes i’m happy and my heart fill with joy.
    I carry a high risk of Lymphoma relapse due to constant exposure to the hepatitis C virus.
    In order for me to have the maximum chance of a cure from my Non-Hodgkins Lymphoma the Hepatitis C must be treated in a timely manner or my life hangs in jeopardy. Dr Itua made my life meaningful again.And to my friend Nicky who directed me to Dr itua herbal center i forever debted to you my dear friend.Doctor Itua Assured me he can as well cured the following desease,HIV,COPD,DIABETES,HERPES VIRUS,HEPATITIS,

    BalasHapus