Selasa, 26 April 2011

Kejadian Penyakit Diare (diarrhea) Hubungannya DENGAN KEADAAN SANITASI LINGKUNGAN

 PENDAHULUAN
Di Indonesia seperti halnya negara-negara sedang berkembang lainnya,
masalah kesehatan dan pertumbuhan anak sangat dipengaruhi oleh dua persoalan
utama yaitu, keadaan gizi yang tidak baik dan masalah penyakit infeksi. Pada
umumnya angka kematian bayi dinegara berkembang disebabkan oleh dua hal
tersebut. Akan tetapi banyak ahli kesehatan berpendapat bahwa keadaan gizi yang
buruk lebih merupakan penyebab kematian pada bayi dan balita.
Anak yang menderita kurang gizi mempunyai kemungkinan yang lebih besar
untuk menderita penyakit infeksi, terutama penyakit diare. Diare dapat dengan cepat
menurun tingkat gizi anak, karena kebiasaan ibu-ibu sewaktu anak diare
menghentikan pemberian air susu ibu (ASI) ataupun makanan lain semasa anak
masih diare hal ini akan memperburuk gizi anak.


Penyakit diare adalah penyakit yang paling sering terjadi pada anak balita
dengan disertai muntah dan mencret, penyakit diare apabila tidak segera diberi
pertolongan pada anak dapat mengakibatkan dehidrasi. Untuk pertolongan pertama
pada anak yang menderita diare dengan dehdrasi harus mendapatkan cairan
pengganti baik itu berasal dari oralit maupun dari cairan infus. Penyalit diaare ini
sering menyebabkan wabah yang dapat membahayakan bagi anak-anak dan orang
yang bertempat tinggal didaerah-daerah yang sarana air bersih kurang memenuhi
syarat kesehatan.
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan perubahan lingkungan hidup
dapat mempengaruhi pola penyakit di masyarakat. Pola penyakit itu mungkin dapat
menimbulkan wabah dan membahayakan kesehatan masyarakat. Untuk mencegah
wabah penyakiy itu diperlukan kerjasama yang baik antara pihak yang berwenang
dalam masalah kesehatan masyarakat. Sebenarnya perbaikan kesehatan dlakukan
melalui upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan serta pemulihan. Untuk
mencapai hal tersebut perlu dilakukan peningkatan pengetahuan masyarakat dengan
kesadaran untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada seperti
puskesmas dan puskesmas pembantu dalm memeriksakan kesehatan dirinya sendiri
maupun anggota keluarganya.
Wabah penyakit menula r adalah kejadiaan berjangkitnya suatu penyakit
menular tertentu dipopulasi masyarakat, yang sebelumnya kasus penyakit ini tidak
dijumpai didaerah tersebut, namun dalam waktu singkat dijumpai dalam frekuensi
yang meningkat. Dalam hal ini dijumpai jumlah penderita yang meningkatkan secara
nyata melebihi keadaan yang lazimnya. Sumber kejadian wabah ini bisa terjadi
dengan adanya agent penyebab penyakit dan yang sering menjadi perantara agent
ini adalah manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.
Agent atau bibit penyakit yang dapat menyebabkan wabah antara lain dapat
berupa virus, bakteri, parasit dan sebagainnya. Dalam hal pencegahan agent
penyebab ini diperlukan kerjasama yang baik antara masyarakat ditempat terjadinya
wabah dengan pihak yang berwenang dalam menangani kesehatan masyarakat.
Pembangunan kesehatan ditujukan pada peningkatan pemberantasan penyakit
menular dan penyakit masyarakat, serta penyuluhan kesehatan masyarakat untuk
memasyarakatkan peilaku sehat pada populasi masyarakat.
Salah satu penyakit menular yang sering terjadi wabah adalah muntah berak
atau sering disebut dengan muntaber (diare), penyakit ini adalh penyakit menular
yang ditandai dengan gejala-gejala seperti: perubahan bentuk dan kosistensi tinja
menjadi lembek dari biasanya, disertai muntah-muntah, sehingga penderita akan
mengalami kekurangan cairan tubuhnya (dehidrasi) yang pada akhirnya apabila
tidak mendapat pengobatan segera dapat menyebabkan kematian.
Penyakit diare ini penularannya dapat melalui kontaminasi agent (penyebab
penyakit) seperti virus, bakteri dan sebagainya dengan makanan, minuman yang
kemudian dimakan oleh orang sehat. Penyakit ini biasanya juga termasuk dalam
penyakit yang sumber penularannya melalui perantaraan air atau sering disebut
sebagai water borne diseases. Agent penyebab penyakit diare sering dijumpai pada
sumber-sumber air yang sudah terkontaminasi denag agent penyebab penyakit, air
yang sudah tercemar apabila digunakan oleh orang sehat bisa membuat orang
terssebut terpapar dengan agent penyebab penyakit diare.
Menurut Wiyono, pada tahun 1994 di Propinsi Bali telah terjadi wabah
penyakit diare 11 kali yang tersebar di 5 kabupaten. Frekuensi tertinggi terjadi di
kabupaten Jembrana dengan 4 kali kejadian, sedangkan dari 11 kejadian tersebut
rata-rata kasus tiap kejadian adalah 14 kasus. Angka kematian dari 11 kejadian
adalah 2 orang (CFR=1,2%). Untuk tahun 1995 wabah penyakit diare meningkat
cukup tajam yaitu dari 11 kejadian pada tahun 1994 menjadi 24 kejadian pada
terjadi bulan April sampai Juli 1996 denaangka kematian 2 orang (CFR=0,3%)
Kasus penyakit diare ini sangat berkaitan dengan perilaku manusia, sarana
air bersih, sarana pembuangan air limbah dan kesehatan lingkungan pada musim
kemarau. Penyebab diare adalah terjadinya peradangan usus yang disebabkan olerh
virus, bakteri, atau agent penyebab penyakit diare lainnya. Penyebab lain yang
dapat menimbulkan penyakit diare adalah keracunan makanan, kurang gizi, alergi
makanan tertentu, kurang penyediaan air bersih serta faktor musim da geografi
tertentu.
Munurut Aidit penyakit diare sebetulnya bukan penyakit tetapi merupakan
gejala (Symptomatis) dari beberapa penyakit tertentu, namun jika tidak
ditanggulangi secara baik dapat menyebabkan kematian. Penyebab kematian pada
penyakit diare adalah kehilangan cairan secara tiba-tiba (dehidrasi), resiko kematian
makin tinggi jika penderita terkena bakteri vibrio kholera. Akibat dari bakteri vibrio
kholera dapat menyebabkan dehidrasi penyakit ini berlangsung sangat capat antara
8-24 jam.
Penyakit diare dapat bersumber pada penyakit menular yang disebarkan oleh
air (water borne disease) penyakit ini hanya dapat menyebar apabila mikroba
penyebabnya dapat masuk dalam air yang digunakan oleh masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar
lewat air banyak macamnya. Mulai dari virus, bakteri, protozopa dan metazoa.

Patogenesis Diare Yang Disebabkan Oleh Virus
Penyakit diare pada anak biasanya sering disebabkan oleh rotavirus. Virus ini
menyebabkan 40-60% dari kasus diare pada bayi dan anak. Potogenesis diare yang
disebabkan oleh rotavirus dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Virus masuk kedalam tubuh bersama makanan dan minuman
b. Virus sampai kedalam sel epitel usus halus dan menyebabkan infeksi serta
jonjot-jonjot (villi) usus halus.
c. Sel-sel epitel usus halus yang rusak diganti oleh enterosit yang baru yang
berbentuk kuboid atau sel epitel gepeng yang belum matang. Sehingga
fungsinya masih belum baik.
d. Villi-villi mengalami atrofi dan tidak dapat mengabsorpsi cairan dan makanan
dengan baik.
e. Cairan makanan yang tidak terserap dan tercerna akan meningkatkan
tekanan koloid osmotik usus.
f. Terjadi hiperperistaltik usus sehingga cairan beserta makanan yang tidak
terserap terdorong keluar usus melalui anus, sehingga terjadi diare.

Patogenesis Penyakit Diare Yang Disebabkan Oleh Bakteri.
Penyakit diare selain disebabkan oleh virus juga disebabkan oleh agentnya
berupa bakteri seperti vibrio cholerea adalah sebagai berikut:
a. Bakteri masuk kedalam tubuh manusia melalui perantaraan makanan atau
minuman yang tercemar oleh bakteri tersebut.
b. Di dalam lumbung bakteri akan dibunuh oleh asam lambung, tetapi apabila
jumlah bakteri cukup banyak ada bakkteri yang dapat lolos sampai kedalam
usus duabelas jari (duodenum).
c. Didalam duodenum bakteri akan berkembang biak sehingga jumlahnya
mencapai 100.000.000 koloni atau lebih per mililiter cairan usus halus.
d. Denagan memproduksi enzim mucinase bakkteri berhasil mencairkan lapisan
lendir dengan menutupi permukaan sel epitel usus, sehingga bakteri dapat
masuk kedalam membran (dinding) sel epitel
e. Didalam membran bakteri mengeluarkan toksin (racun) yang disebut sub unit
A dan sub unit B
f. Sub unit B akan melekat di dalam membran dan sub unit A akan bersentuhan
dengan membran sel, serta mengeluarkan CAMP (Cyclic Adenosine
Monophosphate)
g. CAMP berkhasiat merangsang sekresi cairan usus dibagian kripta villi dan
menghambat cairan usus di bagian apikal villi, tanpa menimbulkan kerusakan
sel epitel usus.
h. Sebagai akibat adanya ransangan sekresi cairan yang berlebihan tersebut,
volume cairan di dalam lumen usus akan bertambah banyak. Cairan ini akan
menyebabkan dinding usus akan mengakan kontraksi sehingga terjadi
hipermotilitas atau hiperperistaltik untuk mengelirkan cairan kebawah atau ke
usus busar.

Diare Merupakan Salah Satu Masalah Kesehatan Masyarakat
Penyakit diare sering dijumpai pada anak-anak dan merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang harus ditanggani secara bersama antara
masyarakat dengan pengelola masalah kesehatan masyarakat setempat. Penyakit ini
paling sering dijumpai oleh dokter yang merawat anak, baik di puskesmas maupun
ditempat pelayanan kesehatan lainnya seperti klinik kesehatan maupun di tempat dokter praktek. Diare didefenisikan sebagai peningkatan frekuansi, keenceran dan
volume tinja. Penyakit ini paling sering dijumpai pada anak balita terutama pada
umur 3 tahun pertama kehidupan, seorang anak akan mengalami 1-3 kali episode
diare berat.
Meskipun kebanyakan episode diare akut akan mereda dalam 72 jam, berkat
pemberian cairan dan perubahan susunan makanan yang diberikan, tetapi sering
dijumpai 1-4% dari kasus diare ini dapat mengakibatkan kejadian yang fatal, karena
kurang cepat dalam hal penanganannya sehingga anak akan mengalami dehidrasi
yang berat pada akhirnya dapat menyebabkan kematian pada anak.
Pada anak penyakit diare dapat terjadi setelah invasi mukosa usus misalnya
oleh staphylococus aureus, E. Coli, Shigella, yersinia enterocolitika, entamoeba
histolytica atau terjadi akibat pemaparan usus oleh toksin mikroba misalnya vibrio
cholerae, shigella dysenriae tipe 1, dan salmonella. Penyakit diare pada anak selain
disebabkan oleh agent penyakit yang sudah disebutkan diatas juga sering
disebabkan oleh virus seperti Norwalk, Hawaii dan Montgomery. Tetapi menurut
Richard dan Victor pad tahun 1992 penyakit diare yang disebabkan oleh virus lebih
dari dua per tiga penderita disebabkan oleh Rotavirus.
Menurut Sumirat, dalam terjadi penyakit diare selain disebabkan oleh
bermacam- macam faktor juga sangat dipengaruhi oleh kualitas air yang digunakan
oleh masyarakat, adapun macam- macam faktor yang mempengaruhi dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Air sebagai penyebar mikroba patogen.
b. Air sebagai sarang insekta dan penyebar penyakit.
c. Jumlah air bersih yang tersedia tidak mencukupi, sehingga orang tidak
dapat membersihkan dirinya dengan baik.
d. Air sebagai sarang hopses sementara penyakit.
Penyakit menular yang disebabkan oleh perantaraan air secara langsung
biasannya dikalangan masyarakat disebut penyakit bawaan air “Water Borne
Diseases”. Penyakit-penyakit ini hanya bisa menyebar apabila mikro organisme
penyebabnya dapat masuk kedalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk
memenuhi kebutuhannya sehari-hari, jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air
seperti virus, bakteri protozoa dan metazoa. Penyakit diare merupakan salah satu
penyakit yang dapat ditularkan melalui air yang disebabkan oleh bakkteri vibrio
cholera, E. Coli, Salmonella paratyphi dan shigella dysentriae yang disebabkan oleh
protozoa entamoeba histolytica dan sebagainnya.
Kasus penyakit diare yang sering dijumpai di populasi masyarakat yang
sangat erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan terutama sanitasi air adalah
penyakit kholera, penyakit ini sering terjadi pada semua kelompok umur baik itu
anak-anak maupun pada orang dewasa dan sebagainnya. Penyakit kholera
disebabkan oleh vibrio cholerae, biasanya agent penyakit ini menyerang usus halus
yang akut dan berat, penyakit ini sering mewabah yang mengakibatkan banyak
kematian.
Masa inkubasi penyakit kholera berkisar antara beberapa jam sampai
beberapa hari. Gejala utama adalah muntaber, dehidrasi dan kolaps dapat terjadi
dengan cepat. Sedangkan gejala kholera yang khas adalah tinja yang merupai air
cucian beras, tetapi sangat jarang ditemui, sehingga kholera klasik jarang didapat.
Namun demikian keganasan kholera tidak menjadi berkurang karenanya, orang dewasa dapat meninggal dalam waktu setengah sampai satu jam, disebabkan
dehidrasi.
Wabah penyakit ini sangat ganas, sebelum ditemukan chemoterapeutika dan
antibiotika bagi pengobatannya secara vaksin bagi pencegahannya. Angka kematian
yang disebabkan oleh penyakit kholera pada saat belum ditemukan antibiotika
berkisar antara 50%. Saat ini, orang sudah mengetahui segala seluk beluk penyakit
kholera, namun demikian kasus penyakit ini masih saja terjadi dengan angka insiden
yang tinggi, berupa wabah penyakit kholera. Di Indonesia dimana sanitasi
lingkungannya masih sangat tidak memadai, sehingga wabah penyakit kholera ini
sering terjadi secara berulang terutama pada musim kemarau yang sumber air
bersihnya sulit dijumpai.
Reservoir penyakit kholera ini adalah manusia yang menderita penyakit,
sedangkan penularannya terjadi secara langsung dari orang ke orang, ataupun tidak
langsung, lewat perantara lalat, air, serta makanan dan minuman. Penularan dengan
perantara air biasanya kasus penyakit terjadi pada orang yang menggunakan
sumber air yang sudah terkontaminasi dengan agent penyebab penyakit kholera.
Biasanya kasus ini terjadi pada masyarakat yang menggunakan sumber air dari
sungai yang sudah tercemar dengan vibrio cholerae.
Kasus klasik penyakit kholera pernah terjadi pada tahun 1854 di Broad
Street, London. Pada saat terjadi wabah di Broat Street sangat banyak orang yang
meninggal dunia yang disebabkan oleh agent penyebab penyakit kholera ini, dari
data yang tercatat saat itu ada 500 orang meninggal dunia karena wabah penyakit
kholera. Wabah ini diteliti oleh seorang dokter kerajaan Inggris yang bernama John
Snow. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa wabah tersebut disebabkan oleh
sesuatu yang ada dalam sumber air yang dipakai oleh masyarakay setempat.
Pada suatu kejadian wabah penyakit ini masyarakat yang bertempat tinggal
disekitar Broat Street, menggunakan sumber air yang berasal dari sumur pompa
yang ada ditenga-tengah taman disekitar perumahan mereka. Atas dasar pendapat
masyarakat tersebut selanjutnya Snow mencabut handle sumur pompa tersebut,
sehingga orang tidak dapat memenfaatkan air sumur untuk keperluan sehari-hari.
Dengan demikian wabah penyakit ini dapat dihentikan.
Kasus penyakit kholera ini menjadi sangat terkenal, karena ada beberapa hal
sebagai berikut:
a. Wabah itu terjadi 30 tahun sebelum pasteur menemukan mikroba sebagai
penyebab penyakit, tetapi snow berani mengemukakan bahwa penyakit itu
adalah suatu yang kotor dan berada di dalam air.
b. Kasus inipun adalah kasus yang mengasosiasikan wabah penyakit dengan
air, dan bahwa penyakit dapat menyebar lewat perantaraan air.
c. Kasus ini dapat dipakai sebagai contoh bahwa penyakit dapat dicegah
sekalipun penyebab yang sebetulnya belum diketahui.

Keadaan Sanitasi Lingkungan Yang Dapat Mempengaruhi Kejadian Diare.
Kesehatan lingkungan merupakan bagian dari dasar–dasar Kesehatan
Masyarakat modern yang meliputi semua aspek manusia dalam hubungannya
dengan lingkungan, yang terikat dalam bermacam–macam ekosistem. Lingkungan
hidup manusia sangat erat kaitannya antara host, agent dan enviroment untuk
timbulnya suatu masalah kesehatan seperti halnya dengan penyakit diare.
Menurut Azwar (1997) lingkungan adalah agregat dari seluruh kondisi dan
pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan perkembangan suatu
organisasi. Secara umum lingkungan ini dibedakan atas dua macam yaitu lingkungan
fisik dan lingkungan non fisik. Lingkungan fisik ialah lingkungan alam yang terdapat
disekitar manusia, misalnya cuaca, musim, keadaan geografis dan struktur geologi.
Sedangkan lingkungan non-fisik ialah lingkungan yang muncul sebagai akibat adanya
interaksi antar manusia, misalnya termasuk faktor sosial budaya, norma, dan adat
istiadat.
Peranan lingkungan dalam menyebabkan timbul atau tidaknya penyakit dapat
bermacam- macam. Salah satu diantaranya ialah sebagai reservoir bibit penyakit
(environmental reservoir). Adapun yang dimaksut dengan reservoir ialah tempat
hidup yang dipandang paling sesuai bagi bibit penyakit lainnya yakni : human
reservoir, animal reservoir, dan anthropode rerservoir. Pada reservoir disini bibit
penyakit hidup di dalam tubuh manusia. Timbul atau tidaknya penyakit pada
manusia tersebut tergantung dari sifat-sifat yang dimiliki oleh bibit penyakit ataupun
pejamu.
Hubungan antara pejamu, bibit penyakit dan lingkungan dalam menimbulkan
suatu penyakitamat kompleks dan majemuk. Disebutkan nahwa ketiga faktor ini
saling mempengaruhi, dimana pejamu dan bibit penyakit saling berlomba untuk
menarik keuntungan dari lingkungan. Hubungan antara pejamu, bibit penyakit dan
lingkungan ini diibaratkan seperti timbangan. Disini pejamu dan bibit penyakit
berada di ujungmasing- masing tuas, sedangkan lingkungan sebagai penumpangnya.
Menurut Sutomo 1995, sanitasi lingkungan adalah bagian dari kesehatan
masyarakat secara umum yang meliputi prinsip-prinsip usaha untuk meniadakan
atau menguasai faktor- faktor lingkungan yang dapat menimbulkan penyakit melalui
kegiatan- kegiatan yang ditujukan untuk :
q Sanitasi air (Water Sanitasi)
q Sanitasi Makanan (food Sanitasi)
q Pembuangan Sampah (Sewage and Excreta disposal).
q Sanitasi Udara (Air Sanitation)
q Pengendalian vektor dan binatang mengerat (vektor ang rodent controle).
Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada
pengawasan terhadap pelbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajad
kesehatan manusia, jadi sanitasi itu lebih mengutamakan upaya pencegahan.
Bertolak dari pemikiran di atas dapat disimpulakn beberapa gatra lingkungan akan
mempengaruhi derajad kesehatan masyarakat.
Menurut Martopo dkk, (1992), sanitasi lingkungan sebagai jawaban alternatif
terhadap dampak lingkungan pada kesehatan manusia. Teori tentang derajad
kesehatan masyarakat itu dipengaruhi oleh 4 faktor :
q Faktor kependudukan atau keturunan.
q Faktor Lingkungan.
q Faktor Pelayanan Kesehatan.
q Faktor Prilaku

HAL–HAL YANG PERLU DIPERHATIKA PADA PENDERITA DIARE
Diare adalah istilah yang digunakan bagi keadaan pengeluaran tinja dengan
frekwensi yang tidak normal dengan konsistensi yang lembek dan cair. Diare sering terjadi secara tiba-tiba dan perkembangannya cepat sekali. Frekwensi buang air
meningkat dengan cepat bahkan dapat mancapai sampai 20 kali. Di beberapa daerah
diare merupakan penyakit endemis yang terutama menyerang anak dan balita dan
menyebabkan kematian.
Di Indonesia diperkirakan 25% dari kematian anak balita disebabkan oleh
diare. Kelompok umur yang paling rawan terkena diare adalah 2-3 tahun, walaupun
banyak juga ditemukan penderita yang usianya relatif muda yaitu antara 6 bulan–
12 bulan. Pada usia ini anak mulai mendapat makanan tambahan seperti makanan
pendamping air susu ibu, sehingga kemungkinan termakan makanan yang sudah
terkontaminasi dengan agent penyebab penyakit diare menjadi lebih besar. Selain
itu anak juga sudah mampu bergerak kesana kemari sehingga pada usia ini anak
senang sekali memasukkan sesuatu kedalam mulitnya.
Pada anak–anak yang gijinya tidak begitu baik, sering menderita diare
sungguhpun tergolong ringan. Akan tetapi karena diare itu dibarengi oleh
menurunnya nafsu makan dan keadaan tubuh yang lemah, sehingga keadaan yang
demikian sangat membahayakan kesehatan anak. Ibu biasanya tidak
menanggapinya secara sungguh–sungguh oleh karena sifat diarenya ringan. Padahal
penyakit diare walaupun dianggab ringan tetapi sangat berbahaya bagi kesehatan
anak.
Hal yang lain yang perlu diperhatikan adanya pandangan dalam masyarakat
bahwa untuk menanggulangi penyakit diare anak harus dibiasakan dipuasakan. Jadi
husus dikosongkan agar tidak terjadi rangsangan yang menyebabkan anak merasa
ingin buang air besar. Jika anak sudah dalam keadaan giji kurang, keadaan gijinya
akan menjadi lebih buruk akibat puasa.

PERAWATAN PENDERITA DIARE
Apabila anak mulai menunjukkan tanda–tanda diare yaitu buang air besar
encer lebih dari tiga kali sehari sebaliknya sudah mulai melakukan upaya awal untuk
mencegah dehidrasi, yaitu dengan memberikan campuran gula garam. Larutan gula
garam dapar dibuat dengan mencampurkan 1 sendok teh peres gula dan seujung
sendok teh (1 gr) garam ke dalam 200 ml air masak yang sudah didinginkan.
Gula diperlukan sebagai sumber kalori dan juga sebagai sumber glukosa.
Akan tetapi ukuran gula yang digunakan haruslah tepat, yaitu 5 gram per 200 ml air.
Jika terlalu banyak gula diberikan akan terjadi diare osmasis. Glukosa diperlukan
dengan absorbsi 1 molekul NaCl memerlukan 1 mol glukosa sehingga perbandingan
yang antara gula dan garam adalah 1 gram dan 5 gram gula dalam 200 cc air
masak.
Diare yang berat tentu saja memerlukan perawatan yang intensif dan tidak
dapat dilakukan di rumah. Karena itu setiap orang tua harus mengetahui bila
anaknya menderita diare harus dibawa kerumah sakit. Tanda – tanda berikut ini
dapat menjadi pedoman untuk menentukan kapan anak harus dibawa kerumah sakit
atau puskesmas.
Ø Anak tidak dapat atau tidak mau minum.
Ø Anak muntah terus sehingga tidak dapat minum.
Ø Anak kencing selama jangka waktu lebih dari 6 jam.
Ø Anak buang air terus menerus sehingga tidak sempat menghabiskan
minumnya sebelum buang air berikutnya.
Ø Tinja anak bercampur darah.
Ø Anak mencret terus selama lebih dari 2 hari.
Kebiasaan penderita diare dipuasakan tampaknya lebih buruk terhadap
penderita. Untuk mengendalikan kehilangan energi dan protein akibat puasa itu akan
memerlukan waktu berhari–hari. Oleh karena itu, pemberian makanan pada
penderita diare harus tetap dilakukan. Jika anak masih menyusu maka selama anak
menderita diare menunjukkan bahwa 80% makanan masih dapat diserap oleh diding
usus. Karena itu. Karana itu, pemberian makanan harus tetap dilakukan sungguhpun
ini berarti memperbanyak tinja anak. Selain dapat mempertahankan tingkat gizi
anak, juga anak dapat sembuh lebih cepat.

KESIMPULAN
Penyakit diare adalah salah satu penyakit yang paling sering terjadi pada
anak balita dengan disertai muntah dan mencret, penyakit diare apabila tidak segera
diberi pertolongan pasa anak dapat dehidrasi. Untuk pertolongan pertama pada anak
– anak yang menderita diare dengan dehidrasi harus mendapatkan cairan pengganti
baik itu berasal dari oralit maupun dari cairan infus.
Penyakit diare ini menularnya dapat melalui kontaminasi agent peyebab
penyakit seperti virus, bakteri dan sebagainya dengan makanan, minuman yang
kemudian dimakan oleh orang sehat. Penyakit ini biasanya juga termasuk dalam
penyakit yang sumber penularannya melalui perantaraan air atau sering disebut
sebagai water borne desiases. Agent penyebab penyakit diare sering dijumpai pada
sumber – sumber air yang sudah terkontaminasi dengan agent penyebab penyakit.
Kasus penyakit diare ini sangat berkaitan dengan prilaku manusia, sarana air
bersih, sarana pembuangan air limbah dan kesehatan lingkungan pada musim
kemarau. Penyebab diare adalah terjadinya peradangan usus yang disebabkan oleh
virus, bacteri atau agent penyebab penyakit diare lainnya. Penyebab lain yang dapat
menimbulkan penyakit diare adalah keracunan makanan, kurang gizi, alergi
makanan tertentu, kurang penyediaan air bersih serta faktor musim dan geografi
daerah
Penyakit diare paling sering terjadi pada anak – anak dibandingkan pada
orang dewasa, Penyakit diare pada anak biasanya disebabkan oleh rota virus. Virus
ini menyebabkan 40-60% dari kasus diare pada bayi dan anak. Patogenesis diare
yang disebabkab oleh rota virus dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Virus masuk kedalam tubuh bersama makanan dan minuman.
b. Virus sampai kedalam sel epithel usus halus dan menyebabkan infeksi
serta kerusakan jonjot- jonjot (Villi) usus halus.

DAFTAR PUSTAKA
Azwar,A., 1997. Pengantar Epidemiologi, PT. Bina Rupa Aksara, Jakarta
Bustan, M.N., 1997. Pengantar Epidemiologi, Rineka Cipta, Jakarta.
Entjang, I.,1993. Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Suharyono, 1991. Diare Akut Klinik dan Laboratorium, Rineka Cipta, Jakarta
Soeparman, 1996. Ilmu Penyakit Dalam, Balai penerbit FKUI, Jakarta.
Soemirat, J., 1996. Kesehatan Lingkungan, Gadjah Mada University press,
Yogyakatra.
Notoatmodjo,S.,1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Renika Cipta, Jakarta.

Drh. HISWANI, MKES
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
DIARE MERUPAKAN SALAH SATU MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT YANG
KEJADIANNYA SANGAT ERAT DENGAN KEADAAN SANITASI LINGKUNGAN

1 komentar:

  1. terimakasih untuk informasinya, sebenarnya klo dibiarkan tanpa di obati, penyakit apapun bisa menjadi berbahaya,

    BalasHapus