Senin, 27 Desember 2010

KARSINOMA SERVIKS (LEHER RAHIM) DAN PERMASALAHANNYA

DI SUMATERA SELATAN
RIZAL SANIF
Devisi onkologi Ginekologi Bagian/ Departemen Obstetri dan Ginekologi
FK UNSRI/ RSU Perjan Dr. Mohammad Hoesin Palembang

GAMBARAN KARSINOMA SERVIK DI SUMATERA SELATAN
Kanker serviks merupakan kanker yang terbanyak diderita wanita-wanita di negara yang sedang berkembang termasuk di Indonesia umumnya dan Sumatera selatan khususnya.
Sebagaimana kanker pada umumnya maka kanker serviks menimbulkan masalah-masalah berupa kesakitan (morbiditas), penderitaan, kematian, finansial/ekonomi maupun lingkungan bahkankan pemerintah.


Berdasarkan data dari Instalasi Patologi Anatomi FK UNSRI/ RSUP Dr. M. Hoesin maka urutan kanker terbanyak pada wanita seperti pada tabel dibawah ini. Kanker serviks dalam periode 1997 – 2001 masih menduduki peringkat pertama kanker pada wanita yaitu sebanyak 285 kasus (23,85 %) dan berikutnya adalah kanker payudara yaitu 23,1 %. Bila dilihat dari kanker ginekologi pada table dibawah maka berturut-turut yaitu kanker serviks, korpus uteri, ovarium dan vagina.
Jumlah kanker servik selama periode 2 tahun ( 1 Januari 1999- 31 Desember 2000) di RSMH sebanyak 103 kasus. Lima puluh satu persen kasus berasal dari dalam kota Palembang, 12 % berasal dari Propinsi Jambi, Bengkulu dan Lampung serta sisanya berasal dari kabupaten tingkat dua di sumatera selatan sendiri.
Dari periode tersebut didapatkan kebanyakan penderita mempunyai tingkat pendidikan yang rendah, seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 3. Distribusi penderita kaker servik menurut pendidikan
Tingkat pendidikan Jumlah %
Tidak Sekolah 11 10,68
SD 60 58,25
SLTP 20 19,42
SLTA 7 0,80
PT 5 4,85
Jumlah 103 100
3
Berdasarkan stadium klinik didapat data sebagian besar adalah stadium lanjut (87,41 %), seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 4. Distribusi penderita kanker servik berdasarkan stadium
Stadium Jumlah %
I a 0
I b 12 11,65
II a 2 1,94
II b 29 28,16
III a 1 0,97
III b 57 55,34
IV a 2 1,94
IV b 0 0
Total 103 100
Dalam penatalaksanaan kanker serviks yang dilakukan di RSMH sebagian besar dengan radiasi atau kombinasi modalitas radiasi , operasi dan kemoterapi, seperti yang terlihat pada table berikut.
Tabel 5. Distribusi penderita kanker serviks berdasarkan penatalaksanaannya
Penatalaksanaan Jumlah %
Radiasi 55 53,49
Kemoterapi 1 0,97
Operasi 1 0,97
Radiasi + Kemoterapi 11 10,97
Operasi + Radiasi 1 0,97
Operasi + Kemoterapi 1 0,97
Operasi + Radiasi + Kemoterapi 26 30,86
Belum diterapi 7 6,80
103 100
4
Di RSMH radiasi yang dilakukan hanya radiasi eksterna sedangkan radiasi interna tidak dilakukan dan penderita yang bersedia untuk diberikan radiasi interna maka di rujuk ke RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Di RSMH untuk radiasi interna sebetulnya bisa dilakukan, hanya saja terdapat beberapa kendala yaitu peralatan yang ada adalah LOW DOSE CESSIUM yang memerlukan waktu pemberian 24 jam sehingga mengalami kesulitan untuk memantau penderita tersebut dan sebagai gantinya dilakukan radiasi sistem boks. Pada saat ini perangkat untuk melayani pengobatan dengan radiasi sedang tidak dapat dipergunakan dan terpaksa penderita tersebut harus dirujuk ke Jakarta, dan alternative pengobatan saat ini adalah operasi pada stadium awal dikombinasi dengan kemoterafi atau kemoterafi saja pada stadium lanjut.
BIAYA YANG DIKELUARKAN PENDERITA
Dalam menegakkan diagnosis dan pemeriksaan yang dilakukan pada kanker serviks cukup mahal. Pada seoarang penderita kanker leher rahin untuk menegakkan diagnosis sampai menentukan stadium dan pengobatan dengan radiasi membutuhkan biaya kurang lebih 2 sampai 3 juta rupiah. Bahkan saat ini untuk biaya pengobatan radiasi di RS Cipto Mangunkusumo berkisar 6 – 8 juta rupiah
Bila kita melakukan penapisan kanker serviks atau tindakan operasi pada stadium awal maka biaya yang dikeluarkan tidak semahal bila telah menjadi stadium lanjut. Biaya yang dibutuhkan bila ditemukan pada fase prakanker dan diobati hanya empat ratus ribu rupiah.
PERMASALAHAN
Permasalahan yang timbul dari uraian di atas adalah :
1. Pendidikan penderita yang rendah
2. Umumnya datang dengan stadium lanjut
3. Sosial ekonomi kurang
4. Biaya tinggi
Dinegara maju telah berhasil menekan jumlah kasus kanker serviks, baik jumlahnya maupun stadium. Pencapaian tersebut terutama berkat adanya program penapisan masal antara lain Tes Pap. Di Sumatera Selatan kebijaksanaan penerapan program penapisan kanker serviks masih mempunyai banyak sekali kendala, antara lain :
5
1. Pengertian masarakat mengenai penapisan masih kurang.
2. Kurangnya sumber daya manusia sebagai pelaku penapisan, khususnya kurangnya tenaga ahli patologi anatomi (hanya ada di Palembang saja) dan stafnya, tehnisi sitologi/ skinner.
3. Tindak lanjut untuk hasil tes Pap abnormal masih belum memuaskan.
Agar tercapainya hasil pengobatan kanker serviks yang lebih baik, salah satu faktor utama adalah penemuan stadium awal atau menemukan pada fase prakanker. Pengobatan kanker serviks pada stadium dini hasilnya lebih baik, mortalitas akan menurun dan biaya pengobatanpun akan ditekan.
Fase prakanker disebut juga displasia merupakan perubahan premalignan (prakeganasan) dari sel-sel leher rahim. Pada fase inilah yang diharapkan didapatkan pada saat penapisan. Pengertian dan pemahaman mengenai abnormalitas hasil ini yang perlu ditekankan.
DISPLASIA (PRAKEGANASAN)
Terdapat 3 tife displasia yaitu ringan, sedang dan berat. Sekarang ini dibagi 2 yaitu LOW GRADE SQUAMOUS INTRAEPILEAL LESION (LGSIL) = displasia ringan dan HIGHT GRADE SIL = displasia sedang dan berat. Lebih dari 70 % displasia ringan akan kembali ke sel normal tanpa pengobatan. Akan tetapi displasia ringan dapat berkembang menjadi kanker. Displasia sedang dan berat harus diobati bila ditemukan oleh karena untuk menjadi kanker jauh lebih besar.
Beberapa penelitian terjadi karsinoma servik pasca displasia adalah 12 % setelah 5 tahun, 18 % setelah 10 tahun dan 30 % setelah 20 tahun.
APA PENYEBAB DISPLASIA SERVIKS ?
HPV (Human Papiloma Virus) merupakan penyebab terbanyak. Sebagai tambahan perokok sigaret telah ditemukan sebagai penyebab juga. Wanita perokok mengandung konsentrat nikotin dan kotinin didalam serviks mereka yang merusak sel. Laki-laki perokok juga terdapat konsetrat bahan ini pada sekret genitalnya, dan dapat memenuhi servik selama intercourse. Defisiensi beberapa nutrisional dapat juga menyebabkan servikal displasia. National Cancer Institute merekomendasikan bahwa wanita sebaiknya mengkonsumsi lima kali buah-buahan
6
segar dan sayuran setiap hari. Jika anda tidak dapat melakukan ini, pertimbangkan konsumsi multivitamin dengan antioksidan seperti vitamin E atau beta karoten setiap hari.
APA SAJA FAKTOR PREDISPOSISI RESIKO DISPLASIA ?
1. Hubungan seksual pertama usia muda
2. Mempunyai banyak pasangan (atau berhubungan dengan pria yang mempunyai banyak pasangan)
3. Berhubungan dengan pria yang menderita penile warts (kutil kelamin)
4. Infeksi virus herpes simplek dan papiloma
5. Wanita perokok mempunyai risiko 2 kali.
6. Kadar serum betakaroten dan vitamin A rendah. Nutrisi ini memperbaiki integritas dan fungsi epithelial sel, beraksi sebagai antioksidan dan memperbaiki sistem imun.
7. Pemakaian Kontrasepsi oral dapat menurunkan jumlah kadar nutrien (vitamin C, B12,B6, asam folat, B2 dan Zinc) yang terlibat dalam imunitas.
Tercatat bahwa 67 % penderita kanker serviks mempunyai sedikitnya 1 kadar vitamin abnormal, 38 % terlihat multiple parameter nutrisional abnormal.
APA ITU HVP ?
HPV biasa disebut wart virus (virus kutil). Terdapat lebih dari 100 tife HPV yang telah diidentifikasi. Tife 16,18,31,33 dan 35 menyebabkan perubahan sel-sel pada vagina atau serviks yang pada mulanya menjadi displasia dan selanjutnya berkembang menjadi kanker leher rahim.
Bahkan seandainya HVP tidak terdeteksi dengan apusan paps, 80-90 % tentu saja akan terdapat HPV jika anda terdiagnosis berbagai tife displasia.
BAGAIMANA SAYA BISA TERTULAR HVP ?
Umumnya virus HVP tertular melalui kontak seksual. Kondom dapat mencegah penyebaran berbagai penyakit, tetapi tidak HPV. HPV ditemukan pada semual jaringan genitalia dan kondom pada penis tidak dapat mencegah transmisi HPV. Virus dapat tinggal dorman pada serviks selama 20 tahunan sebelum ia menyebabkan wart atau perubahan pada sel. Jika dokter
7
telah menemukan suatu abnormal apusan paps, anda mungkin bukanlah baru mendapatkan HVP.
APAKAH TANDA DISPLASIA SERVIKS ?
Displasia serviks umumnya tanpa gejala, artinya bahwa kebanyakan wanita tidak waspada terhadap kondisi ini.
Beberapa hal dibawah ini sebagai tanda dan gejala displasia dan kanker serviks yaitu :
1. Perdarahan bercak atau darah segar diantara atau selama periode menstruasi.
2. Perdarahan menstruasi yang lebih banyak dan lebih lama dari biasa.
3. Perdarahan setelah setubuh, pembersiahan atau saat pemeriksaan pelvis.
4. Nyeri selama setubuh.
5. Perdarahan setelah menopause
6. Peningkatan cairan vagina.
Keadaan ini biasanya sering diabaikan oleh seorang wanita olehkarena keadaan ini tidak mengkhawatirkan atau tidak serius, sehingga prekanker atau bahkan kanker tidak terdekteksi dan tidak terobati.
Servikal displasia terdeteksi melalui test diagnostik yaitu apusan paps. Karena keefektifan tets ini dalam menilai abnormalitas serviks, insiden kankers serviks menurun sampai 50 % sejak tahun 1960. Kematian menurun 70 % pada wanita yang sering melakukan test ini. Perlu dicatat bahwa apusan paps dapat gagal menemukan abnormalitas. Kira-kira 20 % angka kegagalannya. Test ini juga dapat overestimate. Olehkarena ini jika displasia ditemukan maka dilanjutkan konfirmasi dengan servikogram atau kolposkopi. Jika dicurigai terdapat abnormalitas pada serviks maka dilakukan biopsi.
DAPATKAH SAYA MEMBASMI HPV DAN DISPLASIA ?
Bahkan seandainya serviks anda dibakar atau dibekukan, virus umumnya masih tetap ada. Tujuan pengobatan bukanlah mengeliminasi virus tetapi meningkatkan sistem imunitas tubuh untuk mengontrol virus. Fungsi Sistem imun dapat diperkuat dengan tidak merokok dan konsumsi multivitamin. Displasia serviks dapat dibuang dengan berbagai tehnik dan wanita dengan fungsi sistem imun yang baik dapat mengobati displasia serviks.
8
BAGAIMANA PENCEGAHAN DISPLASIA ?
Pencegahan displasia (prekanker) artinya
A. menghindari faktor risiko yang dapat dikontrol (pencegahan primer)yaitu :
1. Menunda hubungan seksual sampai usia diatas remaja
2. Batasi jumlah pasangan
3. Tolak berhubungan seksual dengan yang mempunyai banyak pasangan
4. Tolak berhubungan seksual dengan orang terinfeksi genital warts
5. Hubungan seksual yang aman. Kondom tidak memproteksi infeksi HPV
6. Hentikan merokok
B. Pemeriksaan uji pap teratur artinya (pencegahan sekunder)
1. Semua wanita usia 18 tahun atau telah melakukan hubungan seksual
2. Bila telah tiga kali pap normal maka pemeriksaan akan lebih jarang
3. Wanita yang telah dilakukan pengangkatan rahim dan wanita yang telah menopause masih dibutuhkan pemeriksaa uji pap.
BAGAIMANA PENGOBATAN NUTRISI ?
1. Turunkan konsumsi lemak 25 % dari kalori
2. Hentikan rokok
3. Tingkatkan intake buah-buahan hijau
4. Tingkatkan diet berserat
BAGAIMANA PENGOBATAN DISPLASIA ?
Setelah ada hasil dari pemeriksaan penapisan berupa displasia, maka harus dilanjutkan dengan pemeriksaan kolposkopi dilanjutkan biopsi terarah atau pemeriksaan DNA virus HPV. Pengobatan displasia dilakukan setelah ada pemeriksaan hasil biopsi atau pemeriksaan DNA virus.
Pengobatan displasia merupakan terapi pencegahan terjadinya kanker leher rahim.
Prinsif pengobatan adalah destruksi lokal dengan pembekuan atau pembakaran..
Terapi diet dan nutrisi digunakan untuk menjaga keseimbangan sistem hormon dan mendukung sistem imun. Diet untuk displasia serviks haruslah terutama vegetarian dan rendah lemak.
Pada kasus displasi ringan yang memilih untuk tidak diobati, apusan papas setiap 3 bulan harus dilakukan untuk memantau kondisinya perbaikan sendiri atau progresif. Pada kasus 9
sedang / berat dilakukan pengangkatan atau pengrusakan sel-sel abnormal serviks. Pengrusakan dilakukan dengan cryosurgery yaitu pembekuan, pembakaran dengan larutan trikhloroasetik. Pembedahan dengan laser juga dapat dilakukan seperti LOOP. Pembedahan konvensional pada kasus berat dapat dilakukan.
KESIMPULAN
Penanggulangan permasalahan kanker leher rahim sangat membutuhkan pemahaman dan pengertian mengenai penyakit ini dari masarakat sehingga dapat ditemukan pada stadium
awal atau fase prakanker. Apabila sudah ditemukan maka pengobatan harus segera dilakukan. Biaya pengobatan yang tinggi masih memerlukan penanggulangan bersama masarakat dan pemerintah.
Kepustakaan
1. Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Selatan. Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Selatan. 2000
2. Pencatatan Medik. Instalasi Patologi Anatomi FKUNSRI/ RSUP Moh. Hoesin. Palembang.
3. Aziz MF. Masalah pada Kanker Serviks. Cermin Dunia Kedokteran.2001; 133: 5 – 8
4. Shingleton HM. Cancer of the cervix.JB Lippincott Co. Philadelpia. 1995
10

0 komentar:

Posting Komentar