Selasa, 26 Oktober 2010

ASI Eksklusif...BAGIAN I

1. Definisi ASI Eksklusif
ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif
adalah bayi
hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula,
jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti
pisang, pepaya, bubuk susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Utami Roesli,
2004).
Memberikan ASI secara ekslusif berarti keuntungan untuk semua,
bayi akan lebih sehat, cerdas, dan berkepribadian baik, ibu akan lebih
sehat dan menarik, perusahaan , lingkungan dan masyarakat pun akan
lebih mendapat keuntungan (Utami Roesli, 2005).
ASI eksklusif adalah telah terbukti menjadi sumber nutrisi terbaik
untuk bayi terutarna yang berumur kurang dan 6 bulan (www.liverpool
johnmoore university- universitasatmajaya/sekolah tinggi ilmu kesehatan
st-corolus jakarta).
Menurut Novaria (2000), ASI adalah satu-satunya makanan minuman
terbaik untuk bayi dalam masa 6 bulan pertama kehidupan
(www.indosiar.com).

 ASI adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada
bulan-bulan pertama kehidupan (Soetjiningsih, 1997:1). ASI merupakan
sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan
sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI adalah makanan
bayi yang paling sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI
sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh
kembang bayi normal sampai usia 4-6 bulan (Khairuniyah, 2004).
Menurut Azrul Anwar (2004), ASI eksklusif sangat penting untuk
peningkatan SDM kita di masa yang akan datang, terutarna dari segi
kecukupan gizi sejak dini. Memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi
berusia 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensial
kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena selain sebagai nutrien
yang ideal dengan komposisi yang tepat serta disesuaikan dengan
kebutuhan bayi, ASI juga mengendung nutrien-nutrien khusus yang
diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal (Utami Roesli, 2004).
Berdasarkan hal tersebut diatas WHO/ UNICEF membuat deklarasi
yang dikenal dengan Deklarasi Innocenti ( innocenti Declaration ) pada
tahun 1990. Dimana dalam deklarasi ini bertujuan untuk melindungi,
mempromosikan, dan memberi dukungan pada pemberian ASI. Deklarasi
yang juga ditandatangani Indonesia ini memuat hal-hal berikut.
“Sebagai tujuan global untuk meningkatkan kesehatan dan mutu
makanan bayi secara optimal maka semua ibu dapat memberikan ASI
ekslusif dan semua bayi diberikan ASI ekslusif sejak lahir sampai berusia
 4-6 bulan. Setelah 4-6 bulan bayi diberi makan pendamping / padat yang
benar dan tepat, sehingga ASI tetap diteruskan sampai usia 2 tahun atau
lebih. Pemberian makanan bayi yang ideal seperti ini dapat dicapai
dengan cara menciptakan pengertian serta dukungan dari lingkungan
sehingga ibu-ibu dapat menyusui secara ekslusif “ .
Pada tahun 1999, setelah pengalaman 9 tahun, UNICEF
memberikan klarifikasi tentang rekomendasi jangka waktu pemberian ASI
ekslusif. Rekomendasi terbaru UNICEF bersama World Health Asembly
(WHA) dan banyak Negara lainnya adalah menetapkan jangka waktu
pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan.
2. Manfaat AS I eksklusif (menurut Utami Roesli, 2004)
Bagi ibu dan bayi, ASI eksklusif menyebabkan mudahnya tejalin
ikatan kasih sayang yang mesra antara ibu dan bayi baru lahir. Hal ini
merupakan awal dari keuntungan menyusui secara eksklusif. Bagi bayi
tidak ada pemberian yang lebih berharga dari ASI. Hanya seorang ibu
yang dapat memberikan makanan terbaik bagi bayinya. Selain dapat
meningkatkan kesehatan dan kepandaian secara optimal, ASI juga
membuat anak potensial memiliki perkembangan sosial yang baik.
a. Manfaat ASI Bagi Bayi
1) ASI sebagai nutrisi.
2) Makanan "terlengkap" untuk bayi, terdiri dari proporsi yang
seimbang dan cukup mengandung zat gizi yang diperlukan untuk 6
bulan pertama.
 3) Mengandung antibodi (terutama kolostrum) yang melindungi
terhadap penyakit terutarna diare dan gangguan pernapasan.
4) Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi yang diberi ASI
ekslusif akan lebih cepat bisa jalan.
5) Meningkatkan jalinan kasih sayang
6) Selalu siap tersedia, dan dalam suhu yang sesuai.
7) Mudah dicerna dan zat gizi mudah diserap.
8) Melindungi terhadap alergi karena tidak mengandung zat yang
dapat menimbulkan alergi.
9) Mengandung cairan yang cukup untuk kebutuhan bayi dalam 6
bulan pertama (87% ASI adalah air).
10) Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak
sehingga bayi ASI eksklusif potensial lebih pandai.
11) Menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional,
kematangan spiritual, dan hubungan sosial yang baik.
b. Manfaat ASI Bagi Ibu
1) Mengurangi Pendarahan Setelah Melahirkan
Apabila bayi disusukan segera setelah dilahirkan, maka
kemungkinan terjadinya pendarahan setelah melahirkan (post
partum) akan berkurang. Pada ibu menyusui terjadi peningkatan
kadar oksitosin yang berguna juga untuk kontraksi atau penutupan
pembuluh darah sehingga pendarahan akan lebih cepat berhenti.
2) Menjarangkan Kehamilan
 Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan
cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid,
98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan
dan 96% tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan.
3) Menempelkan segera bayi pada payudara membantu pengeluaran
plasenta karena hisapan bayi merangsang kontraksi rahim, karena
itu menurunkan resiko pendarahan pasca persalinan.
4) Memberikan ASI segera (dalam waktu 60 menit)., membantu
meningkatkan produksi ASI dan proses laktasi.
5) Hisapan puting yang segera dan sering membantu mencegah
payudara bengkak.
6) Pemberian ASI membantu mengurangi beban kerja ibu karena ASI
terse- dia kapan dan dimana saja. ASI selalu bersih sehat dan
tersedia dalam suhu yang cocok.
7) Pemberian ASI ekonomis/murah
8) Menurunkan resiko kanker payudara
9) Aspek Psikologis
10) Memberi kepuasan bagi ibu
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi
juga untuk ibu. lbu akan merasa bangga dan diperlukan rasa sayang
yang dibutuhkan oleh semua manusia
 c. Manfaat ASI Eksklusif Bagi Keluarga
1) Aspek Ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan
untuk susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Selain
itu, penghematan juga disebabkan karena bayi yang mendapat ASI
lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat.
2) Aspek Psikologis
Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang,
sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendapatkan
hubungan kasih bayi dalam keluarga.
3) Aspek kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan di mana saja dan
kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol
dan dot yang harus dibersihkan. Tidak perlu meminta pertolongan
orang lain.
d. Manfaat ASI Untuk Negara
1) Penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan
menyusui, serta biaya menyiapkan susu.
2) Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah, mencret
dan sakit saluran nafas.
3) Penghematan obat-obatan tenaga dan sarana kesehatan.
 4) Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan
berkualitas untuk membangun negara. Karena anak yang
mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal.
5) Langkah awal untuk mengurangi bahkan menghindari kemungkinan
terjadinya "generasi yang hilang" khususnya bagi Indonesia.
3. Komposisi ASI (menurut Utami Roesli, 2004)
Perbedaan komposisi ASI dari hari ke hari (stadium laktasi) sebagai
berikut :
a. Kolostrum
1) Kolostrum yaitu ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari
ke4 setelah melahirkan.
2) Kolostrum merupakan cairan emas, cairan pelindung yang kaya
zat anti infeksi dan berprotein tinggi.
3) Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar
payudara, mengandung tissue debris dan residual material yang
terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar payudara
sebelum dan setelah masa puerperium.
4) Komposisi dari kolostrum ini dari hari ke hari selalu berubah.
5) Merupakan cairan viscous kental dengan warna kekuning
kuningan, lebih kuning dibandingkan dengan susu yang
matang.
6) Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan
mekonium dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan
 saluran pencernaan makanan bayi dan makanan yang akan
datang.
7) Lebih banyak mengandung protein dibanding dengan ASI yang
matur, tetapi berlainan dengan ASI yang matur. Pada kolostrum
protein yang utama adalah globulin (gamma Globulin).
b. Air Susu Transisi atau Masa Air Susu Peralihan
1) Yaitu ASI yang keluar sejak hari ke-4 sampai hari ke-10 dari
masa laktasi, tetapi adapula pendapat yang mengatakan bahwa
ASI matur terjadi pada minggu ke-3 sampai minggu ke-5.
2) Merupakan.ASI peralihan dari kolostrurn sampai menjadi ASI
yang matur.
3) Kadar protein makin merendah, sedangkan kadar karbohidrat
dan lemak makin meninggi.
4) Volume akan makin meningkat
 c. Air Susu Matang (Mature)
1) Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya,
komposisi relatif konstan (adapula yang menyatakan bahwa
komposisi ASI relatif konstan baru mulai minggu ke-3 sampai
minggu ke-5).
2) Pada ibu yang sehat dengan produksi ASI cukup, ASI ini
merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup
untuk bayinya sampai umur 6 bulan.
3) Merupakan suatu cairan yang berwarna putih
kekuning-kuningan yang diakibatkan warna garam Ca-caseinat,
riboflavin, dan kariten yang terdapat di dalamnya.
4) Tidak menggumpal jika dipanaskan.
4. Kandungan ASI (Soetjiningsih, 1997)
a. ASI sebagai Nutrisi
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi
yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi.
ASI adalah makan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun
kuantitasnya. Dengan tatalaksana menyusui yang benar. ASI sebagai
makan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal
sampai usia 6 bulan.
Mengingat bahwa kecerdasan anak berkaitan erat dengan otak,
maka jelas bahwa ASI merupakan faktor utama yang mempengaruhi
perkembangan kecerdasan pertumbuhan otak. Sementara itu, faktor
terpenting dalam proses pertumbuhan termasuk pertumbuhan otak adalah
nutrisi yang diberikan.
Dengan memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6
bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan
anak secara optimal. Hal ini karena selain sebagai nutrien yang ideal,
dengan komposisi yang tepat, serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
ASI juga mengandung nutrien-nutrien khusus yang diperlukan otak bayi
agar tumbuh optimal, antara lain :
1) Lemak
Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Kadar lemak
dalam ASI antara 3,5% - 4,5%. Walaupun kadar lemak dalam ASI
tinggi, tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI
lebih dulu dipecahkan menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim
lipase yang terdapat dalam ASI. Kadar kolesterol ASI lebih tinggi
daripada susu tapi sehingga bayi yang mendapat ASI seharusnya
kadar kolesterol darah lebih tinggi, tetapi ternyata penelitian Osborn
membuktikan bahwa bayi yang tidak mendapatkan ASI lebih
banyak menderita jantung koroner pada usia muda. Diperkirakan
bahwa pada masa bayi diperlukan kolesterol pada kadar tertentu
untuk merangsang pembentukan enzim protektif yang membuat
metabolisme kolesterol menjadi efektif pada masa usia dewasa.
2) Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktose, yang kadarnya
paling tinggi dibanding susu mamalia lain (7%). Laktose mudah
dipecah menjadi glukose dan galaktose dengan bantuan enzim
laktase yang sudah ada dalam mukosa saluran pencernaan sejak
lahir. Laktose mempunyai manfaat lain yaitu mempertinggi absorbsi
kalsium dan merangsang pertumbuhan laktobasilus bifidus.
3) Protein
Protein dalam susu adalah kasein dan whey. Kadar protein ASI
sebesar 0,9% sampai 60% diantaranya adalah whey yang lebih
mudah dicerna dibanding kasein (protein utama susu sapi). Selain
mudah dicerna, dalam ASI terdapat dua macam asam amino yang
tidak terdapat dalam susu sapi yaitu sistin dan taurin. Sistin
diperlukan untuk pertumbuhan somatik, sedangkan taurin untuk
pertumbuhan otak. Selain dari ASI, sebenarnya sistin dan taurin
dapat diperoleh dari penguraian tirosin, tetapi pada bayi baru lahir
penguraian tirosin ini belum ada.
4) Garam dan Mineral
Ginjal neonatus belum dapat mengkonsentrasikan air kemih
dengan baik, sehingga diperlukan susu dengan kadar garam dari
mineral yang rendah. ASI mengandung garam dan mineral lebih
rendah dibanding susu sapi. Bayi yang mendapat susu sapi atau
susu formula yang tidak dimodifikasi dapat menderita tetani karena
hipokalsemia. Kadar kalsium dalam susu sapi lebih tinggi dibanding
susu ASI, tetapi kadar fosfornya jauh lebih tinggi, sehingga
menggangu penyerapan kalsium dan juga magnesium.
ASI dan susu sapi mengandung zat besi dalam kadar yang tidak
terlalu tinggi, tetapi zat besi dalam ASI mudah diserap. Dalam
badan bayi terdapat cadangan zat besi, di samping itu ada zat besi
yang berasal dari eritrosit yang dipecah, bila ditambah dengan zat
besi yang berasal dari ASI maka bayi akan mendapat cukup zat
besi sampai usia 6 bulan. Seng diperlukan untuk tumbuh kembang,
sistem imunitas dan mencegah penyakit penyakit tertentu seperti
akrodermatitis enteropatika (penyakit yang mengenai kulit dan
sistem pencernaan dan dapat berakibat fatal). Bayi yang
mendapatkan ASI cukup mendapatkan seng, sehingga terhindar
dari penyakit ini.
5) Vitamin
ASI cukup untuk mengandung vitamin yang diperlukan bayi.
Vitamin K yang berfungsi sebagai katalisator pada proses
pembentukan darah terdapat dalam ASI dengan jumlah cukup dan
mudah diserap. Dalam ASI juga terdapat vitamin D dan E terutama
dalam kolostrum.
6) Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun kadarnya relatif
rendah tetapi cukup untuk bayi sampai berumur 6 bulan.
b. ASI Mengandung Zat Protektif (Soetjiningsih, 1997)
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat immunoglobulin (zat
kekebalan dalam tubuh) dari ibunya melalui plasenta. Namun, kadar zat ini
akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Pada usia bayi 9 -12
bulan tubuh bayi baru dapat membuat zat kekebalan sendiri yang cukup
banyak sehingga mencapai kadar protektif. Sedangkan apabila yang
dibentuk oleh tubuh bayi tersebut belum tercukupi maka akan terjadilah
kesenjangan zat kekebalan pada tubuh bayi tersebut.
Kesenjangan ini akan hilang atau berkurang apabila bayi tersebut
diberi ASI, karena ASI merupakan suatu cairan hidup yang mengandung
zat kekebalan yang berfungsi untuk melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi, bakteri, virus, parasit, dan jamur. Bayi yang mendapat
ASI biasanya lebih jarang menderita suatu penyakit, dikarenakan adanya
zat protektif dalam ASI.
Adapun yang termasuk zat protektif tersebut adalah;
1) Laktobasilus Bifidus
Laktobasilus bifidus berfungsi mengubah laktose menjadi asam
laktat dan asam asetat. Kedua asam ini menjadikan saluran
pencernaan bersifat asam sehingga dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri E Coli yang sering
menyebabkan diare pada bayi, shigela dan jamur. Laktobasilus
Bifidus mudah tumbuh cepat dalam susu bayi ,terutama bayi yang
mendapatkan ASI, karena ASI mengandung polisakarida yang
berkaitan dengan nitrogen yang diperlukan untuk pertumbuhan
Laktobasilus Bifidus. Susu sapi tidak mengandung faktor ini.
2) Laktoferin
Laktoferin adalah protein yang berkaitan dengan zat besi.
Konsentrasinya dalam ASI sebesar 100 mg/100 ml tertinggi
diantara semua cairan biologis. Dengan mengikat zat besi, maka
laktoferin bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan kuman
tertentu, yaitu stafilokokus dan Escheda Coli yang juga memerlukan
zat besi untuk pertumbuhannya.
3) Lisozim
Lisozim adalah enzim yang dapat mernecah dinding bakteri.
Konsentrasinya dalam ASI sebesar 29-39 mg/100 ml, lisozim
merupakan konsentrasi terbesar di dalam cairan ekstraselular.
Kadar lisozim ASI 300 kali lebih tinggi dibanding susu sapi. Lisozim
stabil didalam cairan dengan pH rendah seperti cairan lambung,
sehingga masih banyak dijumpai lisozim dalam tinja bayi.
4) Komplemen C3 dan C4
Kedua komplemen ini walaupun kadarnya dalarn ASI rendah,
mempunyai daya opsinik, anafilatoksik, dan kemotaktik yang
berbeda bila diaktifkan oleh IgA dan IgE yang juga terdapat dalam
ASI.
5) Faktor Anti streptokokus
Dalam ASI terdapat anti streptokokus yang melindungi bayi
terhadap infeksi kuman tersebut.
6) Antibodi
Secara elektroforetik, kromatrografik, dan radio immunoassay
terbukti bahwa ASI terutama kolostrum mengandung imunoglobulin,
yaitu secretory IgA (SigA), IgE, IgM, dan IgG. Dan semua
imunoglobulin tersebut yang terbanyak adalah IgA, Antibodi dalam
ASI dapat bertahan di dalam saluran pencernaan bayi karena tahan
terhadap asam dan enzim proteolitik saluran pencernaan dan
membuat lapisan pada mukosanya sehingga mencegah bakteri
patogen dan entero virus masuk ke dalam mukosa usus.
Dalam tinja bayi yang mendapatkan ASI terdapat antibodi
terhadap bakteri Escheria Coli yang rendah. Di dalam ASI kecuali
antibodi terhadap enterotoksin E Coli, terbukti adanya antibodi
terhadap salmonella thipy, Shigela dan antibodi terhadap virus
seperti rotavirus, polio, campak. Antibodi terhadap rotrovirus
tinggi dalam kolostrum yang kemudian turun pada minggu pertama
sampai umur 2 tahun. Dalam ASI juga didapat antigen terhadap
helicobacter jejuni, yang merupakan penyebab terjadinya diare.
Kadarnya dalam kolostrum cukup tinggi, dan akan menurun pada
usia bayi 1 bulan dan menetap selama menyusui.
7) Immunitas Seluler
ASI mengandung sel-sel. Sebagian besar (90%) sel tersebut
berupa makrofag yang berfungsi membunuh dan memfagositosis
mikro organisme, membentuk C3 dan C4, lisozim, laktoferin.
Sisanya (10%) terdid dari limfosit B dan T. Angka leukosit pada
kolostrum kira-kira 5000/ml, setara dengan angka leukosit darah
tepi, tetapi komposisinya berbeda dengan darah tepi, karena
hampir semuanya berupa polimorfonukler dan mononuklear.
Dengan meningkatnya volume ASI angka leukositosis menurun
menjadi 2000/ml. Walaupun demikian kapasitas anti bakterinya
sama sepanjang stadium laktasi. Konsentrasi faktor anti infeksi
tinggi dalam kolostrum. Kadar SigA, laktoferin, lisozim, dan sel
makrofag, neutrofil dan limfosit lebih tinggi pada ASI prematur
dibanding ASI matur. Perbedaan status gizi pada ibu tidak
mempengaruhi konsentrasi faktor infeksi dalam ASI.
8) Tidak menimbulkan alergi
Pada bayi baru lahir sistem IgE belurn sempurna. Pemberian susu
formula akan merangsang aktivasi sistem ini dan dapat
menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini. Pemberian
protein asing yang ditunda sampai umur 6 bulan akan mengurangi
kemungkinan alergi ini.
5. Perbedaan ASI dan PASI
ASI bukan sekedar sebagai makanan, tetapi juga sebagai suatu
cairan yang terdiri dari sel-sel yang hidup (seperti darah). ASI
mengandung sel darah putih, antibodi, hormon, faktor-faktor
pertumbuhan, enzim, serta zat yang dapat membunuh bakteri dan
virus. Susu formula adalah cairan yang berisi zat yang mati. Dl
dalamnya tidak ada sel yang hidup seperti sel darah putih, zat
pembunuh bakteri, antibodi, mengandung enzim, hormon, dan juga
tidak mengandung faktor pertumbuhan. Di bawah ini adalah tabel
perbandingan ASI dan PASI.
6. Bahaya Pemberian Susu Botol
Pemberian susu formula sebenarnya tidak efektif danefisien karena
susu formula cenderung diberikan tidak sesuai dengan ukuran yang
semestinya misalnya lebih encer atau lebih tidak terjamin
kebersihannya ( Suara Karya, 2000). Sementara menurut Soetjiningsih
(1997) bahaya dari pemberian susu botol dapat mengakibatkan :
a Meningkatkan morbiditas diare karena kuman dan monoliasis mulut
yang meningkat sebagai akibat dari pengolahan air dan sterilisasi
yang kurang baik.
b. Terjadi marasmus pada bayi karena kesalahan dalam penakaran
susu akibat dari pendidikan dan keadaan sosial ekonomi yang
kurang, mengingat pemberian susu botol akan mempengaruhi
proses pengeluaran ASI dan akhirnya dapat menghentikan produksi
ASI itu sendiri ( Purwanti, 2004)
7. Cara Memerah dan Penyimpanan ASI Untuk lbu Bekerja
Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI secara
eksklusif selama paling sedikit selama 4 bulan dan bila mungkin sampai
6 bulan, meskipun cuti hamil hanya 3 bulan. Dengan pengetahuan yang
benar tentang menyusui, perlengkapan memerah ASI dan dukungan
lingkungan kerja, seorang ibu yang bekerja dapat memberikan ASI
secara eksklusif. (Utami Roesli, 2004)
Untuk wanita menyusui yang bekerja, berikut beberapa tips memerah
ASI :
a. Peras dan pompalah ASI setiap 3-4 jam sekali secara teratur. Ini
diperlukan agar produksi ASI tetap terjaga.
b. Pilih waktu di mana payudara dalam keadaan yang paling penuh
terisi, pada umumnya terjadi di pagi hari.
c. Semua peralatan yang akan digunakan sudah disterilkan terlebih
dahulu.
d. Pilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat memerah susu.
e. Cuci tangan dengan sabun, sedangkan payudara dibersihkan
dengan air.
f. Sebelum memulai, minumlah segelas air. Disarankan minuman
hangat agar membantu enstimulasi payudara.
g. Saat memerah ASI, ibu harus dalam kondisi santai.
h. Lakukan perawatan payudara
Cara menyimpan ASI hasil pompa atau perasan
a. Simpan ASI dalam botol yang telah disterilkan terlebih dahulu.
b. Botol yang baik sebetulnya adalah yang terbuat dari gelas atau
kaca.
c. Jika terpaksa menggunakan botol plastik, pastikan plastiknya cukup
kuat, tidak meleleh jika direndam air panas.
d. Jangan pakai botol berwarna atau bergambar karena ada
kemungkinan catnya meleleh jika terkena panas.
e. Jangan lupa bubuhkan label setiap kali akan menyimpan botol AS,
dengan mencantumkan tanggal dan jam ASI dipompa atau diperas.
f. Simpan ASI di dalam botol yang tertutup rapat, jangan ditutup
dengan dot karena masih ada peluang untuk berinteraksi dengan
udara.
g. Jika dalam satu hari memompa/memerah ASI beberapa kali, bisa
saja ASI itu digabungkan dalam botol yang sama, syaratnya suhu
tempat botol disimpan stabil antara 0-15 derajat Celcius.
h. ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat dengan
syarat bila disimpan : Penggabungan hasil simpanan ini bisa
dilakukan asalkan jangka waktu pemompaan atau pemerasan
pertama sampai dengan terakhir tidak lebih dari 24 jam.
(www.indosiar.com).
Cara Menyimpan ASI yang balk:
a. ASI disimpan pada suhu kamar atau di udara terbuka (260C) akan
tahan selama 6-8 jam.
b. ASI disimpan dalam termos berisi es batu akan tahan selama 24
jam.
c. ASI yang disimpan dalam lemari es tahan sampai 2-3 hari.(Depkes
RI Dirjen Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat,2004)
8. Rawat Gabung (Perinasia, 1994)
Kontak kulit dengan kulit dan mata antara ibu-bayi yang telah dibina
segera setelah lahir harus tetap dipertahankan, lbu sebaiknya tidak
dibatasi untuk berhubungan dengan anaknya. Mengingat masalah di
atas, rawat terpisah di mana ibu dan bayi hanya dibolehkan
"mengunjungi* bayinya menurut jadwal yang ditentukan harus diganti
dengan sistem rawat gabung. Bila dibandingkan dengan sistem rawat
pisah, rawat gabung mempunyai banyak keuntungan seperti
mempererat hubungan itu dan anak, bayi dapat menyusui setiap saat
bayi membutuhkan minum tanpa jadwal ( ondemand ), dan dapat
membangun hubungan yang lebih dekat dengan ayah maupun dengan
keluarga yang lain.
Resiko infeksi neonatal sebagai hal yang sering dipermasalahkan.
Dalam kenyataannya lebih jarang di ruangan ibu dibandingkan di
ruangan bayi yang tertutup, di mana suatu epidemi yang luas dapat
terjadi. Dengan memper tahankan kontak ibu dengan bayi setelah bayi
lahir, mernbantu kolonisasi mikro organisme (kuman) ibu, dikulit dan
saluran cerna bayi yang biasanya tidak patogen dan untuk ibu
mempunyai antibodi dalam ASI-nya. Jadi, bayi sekaligus terpapar dan
terlindung dari kuman penyakit sehingga terbentuk kekebalan aktif
pada kehidupan selanjutnya. (Perinasia, 1994).
B. Menyusui
Menyusui, artinya memberikan makanan kepada bayi yang
langsung dari payudara.
Menyusui adalah proses alamiah, berjuta-juta ibu diseluruh dunia
berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI.
Walupun demikian dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini
melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Utami Roesli dr,
2000).
Menyusui secara ekslusif merupakan cara pemberian makan yang
alamiah, namun seringkali ibu-ibu kurang mendapat informasi bahkan
sering kali mendapat informasi yang salah tentang manfaat ASI
ekslusif, tentang bagaimana cara menyusui yang benar, dan apa yang
harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui bayinya( Utami
Roesli, 2000)
Menyusui adalah suatu seni yang harus dipelajari kembali, untuk
keberhasilan menyusui tidak diperlukan alat-alat yang khusus dan
biaya yang mahal karena yang diperlukan hanyalah kesabaran, waktu,
pengetahuan tentang menyusui dan dukungan dari lingkungan
terutama suami.
Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupan
dengan cara yang paling sehat. Dengan menyusui tidak saja
memberikan kesempatan pada bayi untuk tumbuh menjadi manusia
yang sehat secara fisik, tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional
yang lebih stabil, perkembangan spiritual yang positif, serta
perkembangan sosial yang lebih baik ( Utami Roesli dr 2000)
Menyiapkan pemberian ASI eksklusif dimulai persiapannya sejak
janin masih dalam kandungan ibunya. Hal ini sangat mendasar karena
kualitas kesehatan janin dalam kandungan akan sangat menentukan
kualitas pertumbuhan dan perkembangan bayi selanjutnya. (Depkes'
R!, 1994). Selain itu, pada masa ini juga terjadi perubahan-perubahan
antara lain terbentuknya lebih banyak kelenjar susu sehingga mammae
membesar, hal ini sebagai persiapan untuk menyusui. Setelah
persiapan selesai pada masa akhir kehamilan akan dilanjutkan dengan
sekresi ASI yang prosesnya segera setelah persalinan (Soeyiningsih,
1997).

0 komentar:

Posting Komentar