Pendahuluan
□ Sejarah dan Latar Belakang
Semenjak umat manusia menghuni planet bumi ini, sebenarnya mereka sudah seringkali menghadapi masalah-masalah kesehatan serta bahaya kematian yang disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan hidup yang ada di sekeliling mereka seperti benda mati, mahkluk hidup, adat istiadat, kebiasaan dan lain-lain. Namun oleh karena keterbatasan ilmu pengetahuan mereka pada saat itu, maka setiap kejadian yang luar biasa dalam kehidupan mereka selalu diasosiasikan dengan hal-hal yang bersifat mistik, seperti wabah penyakit sampar yang berjangkit di suatu tempat dianggap sebagai kutukan dan kemarahan dewata.
Masa silih berganti, pada abad ke-19, terjadi Revolusi Industri di Inggris, era industrialisasi ini menimbulkan masalah baru pada masyarakat Inggris berupa munculnya daerah pemukiman kumuh, akumulasi buangan dan kotoran manusia, masalah sosial dan kesehatan terjadi di mana-mana terutama di kota-kota besar.
Pada tahun 1832, terjadi wabah penyakit kolera yang dahsyat di Inggris dan membawa banyak korban jiwa manusia, John Snow (1854) melakukan penelitian epidemiologik terhadap wabah kolera yang terjadi di Broad Street, London dan membuktikan bahwa penularan penyakit kolera yang terjadi di Inggris pada saat itu disebabkan oleh sumber air bersih yang dikonsumsi oleh masyarakat tercemar dengan bakteri Vibro-kolera. Mulai sejak itu, konsep pemikiran mengenai faktor-faktor lingkungan hidup eksternal manusia yang mempunyai pengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap masalah kesehatan terus menerus dipelajari dan menjadi dasar pemikiran atau cikal bakal berkembangnya suatu disiplin ilmu kedokteran yang berbasis pada kesehatan masyarakat.
Profesor Winslow,1920 membuat definisi Public Health atau Kesehatan Masyarakat untuk memberikan arah dan tujuan perkembangannya dalam dunia kedokteran sesuai dengan dinamika kehidupan masyarakat dan tuntutan zaman.
Public health is a science and art of preventing diseases, prolonging life, promoting health and efficiency through organized community efforts. |
Perkembangan negara – negara industri di dunia demikian pesatnya, maka terjadi perubahan konsep kesehatan Masyarakat, sejak dicanangkan deklarasi Alma Ata 1982, *Health for All by the Year 2000* konsep Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan dengan dengan segala dinamika yang terjadi dalam suatu masyarakat berkembang dan berubah menjadi World Health berupa Kedokteran Komunitas atau Community Medicine yang melibat seluruh potensi masyarakat dunia,lintas sektoral berbagai disiplin ilmu untuk mencapai suatu tujuan akhir bersama yaitu Health for All (Sehat Untuk Semua Orang).
□ Kedokteran Sosial
Sering disebut juga sebagai Sosial Medicine berupa ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antara kesehatan dengan suatu komunitas dan bukan merupakan cabang baru dari ilmu kedokteran tetapi merupakan tuntutan terhadap perubahan kebutuhan dari manusia dan masyarakat terhadap kesehatan yang berhubungan dengan faktor sosial,ekonomi,lingkungan, kultur, psikologis dan genetik pada individu atau group individu dalam suatu kelompok masyarakat yang terjadi pada suatu saat waktu dan tempat yang bersamaan.
Secara umum tujuan dari kedokteran sosial antara lain untuk :
▪ Mengukur status kesehatan suatu masyarakat serta
prosos perkembangannya.
▪ Mengukur kondisi dan situasi sanitasi lingkungan
dalam suatu masyarakat.
▪ Mepelopori dan melakukan promosi kesehatan
masyarakat,usaha-usaha preventif serta mengurangi
semaksimal mungkin terjadi ketidak - mampuan dan
kecacatan oleh sebab penyakit.
▪ Mengorganisir fasilitas pelayanan kesehatan dan
usaha rehabilitasi untuk kepentingan masyarakat.
▪ Mengontrol kondisi sanitasi lingkungan agar tidak
menimbulkan pencemaran lingkungan hidup yang dapat
menyebabkan terjadinya penularan agen penyakit.
▪ Mengontrol angka kelahiran anak dan angka kematian
Ibu melahirkan dengan melaksanakan Program Keluarga
Berencana.
Aspek Dari Kedokteran Sosial
1. Anatomi Sosial
Merupakan komponen sosial yang terdapat didalam suatu masyarakat yang terdiri dari piramida penduduk berupa kelompok umur, sek ratio,dependency ratio dan kepadatan penduduk, urbanisasi, kegiatan perekonomian, perindustrian, perumahan,sanitasi lingkungan, status sosial,income per kapita, cuaca dan iklim.irigasi,kota dan pedesaaan,stok pangan dan lainnya yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan kesehatan.
2. Fisiologi Sosial
Status Fisiologi | Aspek Sosial |
1. Respirasi 2. Digestif 3. Asimilasi 4. Eksresi 5. Reproduksi 6. Pertumbuhan 7. Koordinasi | 1.udara,ventilasi,urbanisasi, Industrialisasi 2. produksi makanan,suplai air bersih 3.status nutrisi pada kelompok 4. umur dan jenis kelamin, pembuangan limbah/sampah 5.pasangan usia subur pada laki– Laki dan wanita 6.demografi - kelahiran,kematian dan pertambahan penduduk 7. bahasa, sistem komunikasi,adat Istiadat, kultur, kebiasaan, struktur organisasi dan sistem administrasi |
3. Patologi Sosial
Merupakan studi sistematis terhadap masalah – masalah yang terjadi berhubungan antara penyakit pada manusia dengan kondisi sosial,ekonomi,budaya,lingkungan dan lainnya yang terdapat di masyarakat.
4. Terapi Sosial
Bukan pemberian obat-obatan tetapi berupa tindakan dan kemauan politis untuk merubah situasi dan kondisi sosial,ekonomi dan lainnya menjadi lebih baik dan kondusif.
□ Kedokteran Komunitas
Istilah Kedokteran Komunitas atau Kesehatan Komunitas merupakan perpaduan antara ilmu Kesehatan Masyarakat,Kedokteran Pencegahan dan Kedokteran Sosial dengan tujuan dan ruang lingkup yang lebih luas yaitu dengan cara mengorganisir seluruh kemampuan atau fasilitas yang tersedia untuk menjaga, melindungi dan meningkatkan status kesehatan masyarakat.
Kedokteran Komunitas meliputi pelayanan kesehatan,Kesehatan Ibu dan Anak,Keluarga Berencana,Sanitasi Lingkungan,Laboratorium,Pendidikan Kesehatan,Kontrol terhadap penyakit menular dan fasilitasi tempat untuk pelayanan tersebut diatas.
Secara keseluruhan kedokteran komunitas adalah merupakan suatu intergrasi kesatuan yang seimbang antara kuratif,preventif dan promotif dalam pelayanan kesehatan.
Berbeda dengan cara yang lazim dilakukan oleh para dokter yang bekerja di Rumah sakit atau praktek pribadi seperti terlihat pada tabel 1 dibawah ini :
▪ Cara pendekatan dalam Ilmu Kedokteran Komunitas
Dalam ilmu kedokteran komunitas diperlukan perangkat tambahan disiplin ilmu epidemiologi, biostatistik, administrasi dan manajemen, riset operasional serta sosiologi ilmu kedokteran, disamping ilmu pengetahuan mengenai medis dan kesehatan.
Dengan demikian terdapat suatu metoda dan prosedur khusus untuk mendiagnosa penyakit atau kesakitan yang terjadi di masyarakat karena menyangkut pada sekelompok orang atau individu- individu yang menderita satu jenis penyakit yang terjadi pada saat waktu dan lokasi yang sama dan penularannya dapat bersifat endemik,epidemik,sporadis dan pandemik.
Untuk menentukan “Apakah sekelompok masyarakat itu mempunyai masalah kesehatan atau tidak”? dapat dilakukan dengan mempergunakan metoda dan prosedur yang disebut dengan Diagnosa Komunitas.
Tabel 1. Perbedaan Diagnosa Klinik dan Diagnosa Komunitas
Spesifikasi | Diagnosa Klinik | Diagnosa Komunitas |
1. Populasi | ▪ Individu-individu | ▪ Kelompok/group masyarakat |
2. Tempat | ▪ Puskesmas,Rumah Sakit, Praktek dokter dll. | ▪ Desa,Kecamatan, Kabupaten dst |
3. Alat | ▪ Peralatan Kedokteran, ▪ Physical Diagnostic | ▪ Biostatistik, ▪ Epidemiologi |
4. Cara Diagnosa | ▪ Anamnesis, Gejala penyakit, ▪ Laboratorium | ▪ Pengumpulan data ▪ Distribusi dan frekuensi penyakit (Who,when,where), ▪ Vital statistik dll |
5. Tindakan/ Terapi | ▪ Medikamentosa, ▪ Radiologi ▪ Perawatan RS, ▪ Rawat jalan | ▪ Imunisasi, ▪ Penyuluhan dan promosi kesehatan ▪ Sanitasi lingkungan, ▪ Kontrol terhadap penyakit menular, dll. |
□ Konsep Sehat
Sehat adalah kondisi normal dari seseorang yang merupakan hak hidupnya berhubungan dengan hukum alam yang mengatur tubuh, jiwa dan lingkungan berupa udara segar,sinar matahari, diet seimbang, bekerja, istirahat, tidur, santai, kebersihan serta pikiran, kebiasaan dan gaya hidup yang baik.
Selama beberapa dekade, definisi sehat masih dipertentangkan dan belum ada kata sepakat dari para ahli kesehatan maupun tokoh masyarakat dunia, akhirnya World Health Organizätion (WHO) membuat definisi universal yang menyatakan bahwa sehat adalah suatu keadaan dimana kondisi fisik,mental dan kesejahteraan sosial merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
`*Health is a states of complete physical, mental and social well - being and not merely the absence of diseases or infirmity”. |
Menurut WHO ada tiga komponen penting yang merupakan satu kesatuan dalam definsi sehat yaitu :
a. Sehat Jasmani
Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi,berpakaian rapi,berotot,tidak gemuk,nafas tidak bau, selera makan baik,tidur nyenyak,gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal.
b. Sehat Mental
Sehat Mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain dalam pepatah kuno * Jiwa yang sehat terdapat didalam tubuh yang sehat *
Atribut seorang insan yang memiliki mental yang sehat adalah sebagai berikut :
(1) Selalu merasa puas dengan apa yang ada pada
dirinya,tidak pernah menyesal dan kasihan terhadap
dirinya, selalu gembira, santai dan menyenangkan
serta tidak ada tanda – tanda konflik kejiwaan.
(2) Dapat bergaul dengan baik dan dapat menerima kritik
serta tidak mudah tersinggung dan marah, selalu
pengertian dan toleransi terhadap kebutuhan emosi
orang lain.
(3) Dapat mengontrol diri dan tidak mudah emosi serta
tidak mudah takut,cemburu. benci serta menghadapi
dan dapat menyelesaikan masalah secara cerdik dan
bijaksana.
c. Kesejahteraan Sosial
Batasan kesejahteraan sosial yang ada di setiap tempat atau negara sulit diukur dan sangat tergantung dari kultur dan kebudayaan serta tingkat kemakmuran masyarakat setempat, kesejahteraan sosial dalam arti yang lebih hakiki yaitu suasana kehidupan seperti perasaan aman damai dan sejahtera, cukup pangan,sandang dan papan, masyarakat tertib yang selalu menghargai kepentingan orang lain serta masyarakat umum.
d. Sehat Spiritual
Merupakan komponen tambahan pada definisi sehat oleh WHO dan sangat penting artinya dalam kehidupan sehari – hari dimana setiap individu perlu mendapat pendidikan formal maupun informal, kesempatan untuk berekreasi, mendengar alunan lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.
Keempat komponen ini dikenal sebagai sehat positif atau disebut sebagai *Positive Health * karena lebih realitis dibandingkan dengsn definisi WHO yang hanya bersifat idealistik semata - mata.
Relatif Konsep dari Sehat
Konsep sehat sangat relatif dan tidak ada standar baku, bervariasi dari satu orang ke lain orang dan sangat tergamtung pada banyak faktor seperti ras, geografi, cuaca, kultur,tradisi,gaya hidup dan pada keadaan tertentu orang dapat hidup sehat dengan kelainan bawaan.
□ Spectrum Sehat
Status sehat pada orang merupakan fenomena yang dinamis berfluktuasi dari keadaan yang optimum sampai kepada kematian, setiap saat akan terjadi keseimbangan dalam tubuh manusia hidup seperti terlihat pada spektrum sehat – sakit seperti diagram dibawah ini:
Diagram 1.1 Spektrum Sehat dan Sakit
Positif Sehat
Sehat
Bebas dari sakit
Sakit yang tidak diketahui penyebabnya
Sakit ringan
Sakit berat
Mati
□ Riwayat Alamiah Perjalanan Penyakit
Sering disebut sebagai natural history of any diseases berupa riwayat alamiah perjalanan penyakit pada manusia yang terdiri dari:
1. Fase Pre-patogenesis
Pada fase ini mulai terjadi gangguan keseimbangan antara agen penyakit, manusia dan lingkungan, di mana kondisi lingkungan lebih menguntungkan agen penyakit dan merugikan manusia.
Sebagai contoh polusi udara akibat pembakaran hutan oleh peladang atau petani pada musim kemarau akan menimbulkan kabut asap tebal atau smog yang menguntungkan agen penyakit dan merugikan manusia.
2. Fase Patogenesis
Bila keadaan lingkungan yang menguntungkan agen penyakit berlangsung terus menerus dalam waktu yang cukup lama, maka mulai timbul gejala dan tanda klinis. Manusia menjadi sakit, selanjutnya dapat menjadi sembuh atau penyakit berjalan terus menyebabkan ketidakmampuan, cacat kronis dan mati.
Proses perjalanan suatu penyakit terjadi mulai adanya gangguan keseimbangan antara agen penyakit, host dan lingkungan sampai terjadinya suatu kesakitan seperti terlihat pada diagram 1.
□ Ekologi Sehat dan Sakit
Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahkluk hidup dengan lingkungannya disebut Ekologi.
Ekologi yang mempelajari seluk beluk satu jenis (spesies) makhluk hidup dengan lingkungan disebut Autekologi. Sedangkan ekologi yang mempelajari seluk beluk beberapa jenis mahkluk hidup sekaligus dalam suatu habitat atau komunitas disebut Sinekologi, misalnya ekologi perkotaan, hutan, perairan dan lain sebagainya dan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya disebut Ekologi Manusia,kesemua diatas membentuk suatu
Sistem yang dikenal sebagai Ekosistem.
Interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan abiotik dalam suatu komunitas yang berlandaskan kepada pola makan, keanekaragaman biota dan daur ulang demi kelangsungan hidup disebut Ekosistem. Lingkungan hidup pada manusia maupun makhluk hidup lainnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan hidup internal dan eksternal.
□ Manusia dan Lingkungannya
▪ Lingkungan Hidup Internal
Adalah proses fisiologis dan biokimia yang terjadi dalam tubuh manusia yang pada saat tertentu serta mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan keadaan yang terjadi di luar tubuhnya demi untuk kelangsungan hidupnya disebut Haemostatis, misalnya perubahan temperatur dari panas ke dingin.
▪ Lingkungan Hidup Eksternal
Yaitu segala sesuatu berupa benda hidup atau mati, ruang energi, keadaan sosial ekonomi dan budaya yang dapat membawa pengaruh terhadap peri - kehidupan manusia dipermukaan bumi ini.
□ Agen Penyakit, Manusia dan Lingkungan
Ditinjau dari sudut ekologis ada tiga faktor yang dapat menimbulkan suatu kesakitan, kecacatan, ketidakmampuan dan kematian pada manusia yaitu disebut sebagai Ecological atau Epidemiological Triad yaitu agen penyakit, manusia dan lingkungannya. Dalam keadaan normal terjadi suatu keseimbangan yang dinamis antara ketiga komponen ini atau dengan kata lain orang disebut Sehat. Pada suatu keadaan di mana keseimbangan dinamis ini terganggu misalnya kualitas lingkungan hidup menurun sampai ketingkat tertentu maka akan memudahkan agen penyakit masuk ke dalam tubuh manusia dan orang disebut Sakit.
□ Agen Penyakit
Agen penyakit dapat berupa benda hidup atau mati dan faktor mekanis, kadang-kadang untuk penyakit tertentu penyebabnya tidak diketahui seperti penyakit ulkus peptikum, coronary heart disease dan lain-lain. Agen penyakit dapat diklasifikasi menjadi lima kelompok yaitu :
1. Agen Biologis
Virus, bakteri, fungi, ricketsiae, protozoa
dan metazoa.
2. Agen Nutrisi
Protein,lemak,karbohidrat,vitamin,mineral dan
lainnya.
3. Agen Fisik
Panas, radiasi, dingin, kelembaban, tekanan,
cahaya dan kebisingan.
4. Agen Chemis
Dapat bersifat endogenous sepertii acidosis,
diabetes (hyperglycemia), uremia dan exogenous
seperti zat kimia, allergen, gas, debu dan
lainnya.
5. Agen Mekanis
Gesekan,benturan,pukulan yang dapat menimbulkan
kerusakan jaringan pada tubuh Host(Pejamu).
□ Manusia/Host
Faktor manusia sangat komplek dalam proses terjadinya penyakit dan tergantung dari karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing individu yaitu:
1. Umur
Menyebabkan adanya perbedaan penyakit yang di
derita seperti penyakit smallpox pada kanak –
kanak, penyakit kanker pada usia pertengahan
dan penyakit arterosclerosis pada usia lanjut.
2. Seks
Frekuensi penyakit pada laki- laki lebih tinggi
Dibandingkan dengan wanita dan pada penyakit
tertentu seperti resiko kehamilan serta
persalinan hanya terjadi pada wanita dan
penyakit hipertropi prostat hanya dijumpai pada
laki-laki.
3. Ras
Hubungan antara ras dengan penyakit tergantung
dari perkembangan adat istiadat dan kebudayan
di samping terdapat penyakit yang hanya
dijumpai pada ras tertentu seperti sickle
cell anemia pada ras Negro.
4. Genetik
Ada penyakit tertentu yang diturunkan secara
herediter seperti mongolism, phenylketonuria, buta
warna, haemophylia dan lain-lain.
5. Pekerjaan
Status pekerjaan mempunyai hubungan erat dengan
Penyakit akibat pekerjaan seperti keracunan,
kecelakaan kerja, silicosis,asbestosis dan lainnya.
6. Status Nutrisi
Gizi jelek mempermudah sesorang menderita
penyakit infeksi seperti TBC dan kelainan gizi
seperti obesitas, cholesterol tinggi dan lainnya.
7. Status kekebalan
Reaksi tubuh terhadap penyakit tergantung dari
status kekebalan yang dimiliki sebelumnya
seperti kekebalan terhadap penyakit virus yang
tahan lama dan seumur hidup.
8. Adat - istiadat
Ada beberapa adat istiadat yang dapat
menimbulkan penyakit seperti kebiasaan makan
ikan mentah dapat menyebabkan penyakit cacing
hati.
9. Gaya hidup
Kebiasaan minum alkohol, narkoba dan merokok
dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan.
10. Psikis
Faktor kejiwaan seperti emosional, stres dapat
Menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi
ulkus peptikum, depresi, insomnia dan lainnya.
□ Lingkungan
Lingkungan hidup manusia pada dasarnya terdiri dari dua bagian yaitu lingkungan hidup internal berupa keadaan yang dinamis dan seimbang yang disebut homeostatis dan lingkungan hidup eksternal di luar tubuh manusia yang terdiri dari tiga komponen yaitu :
1. Lingkungan fisik
Bersifat abiotik atau benda mati seperti air, udara, tanah, cuaca, makanan, rumah, panas, sinar, radiasi dan lain-lain. Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia sepanjang waktu dan masa serta memegang peran penting dalam proses terjadinnya penyakit pada masyarakat, seperti kekurangan persediaan air bersih terutama pada musim kemarau dapat menimbulkan penyakit diare di mana-mana.
2. Lingkungan biologis
Bersifat biotik atau benda hidup seperti tumbuh-tumbuhan, hewan, virus, bakteri, jamur, parasit, serangga dan lain-lain yang dapat berfungsi sebagai agen penyakit, reservoir infeksi, vektor penyakiit dan hospes intermediate.
Hubungan manusia dengan lingkungan biologisnya bersifat dinamis dan pada keadaan tertentu di mana terjadi ketidak-seimbangan antara hubungan manusia dengan lingkungan biologis maka manusia akan menjadi sakit.
3. Lingkungan sosial
Berupa kultur, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, agama, sikap, standar dan gaya hidup, pekerjaan, kehidupan kemasyarakatan, organisasi sosial dan politik.Manusia diipengaruhi oleh lingkungan sosial melalui berbagai media seperti radio, TV, perss, seni, literatur, cerita, lagu dan sebagainya.
Bila manusia tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sosial, maka akan terjadi konflik kejiwaan dan menimbulkan gejala psikosomatik seperti stres, insomnia, depresi dan lainnya.
□ Interaksi Agen Penyakit, Manusia dan
Lingkungan
Dalam usaha - usaha pencegahan dan kontrol yang efektif terhadap penyakit perlu dipelajari mekanisme interaksi yang terjadi antara agen penyakit, manusia dan lingkungannya yaitu sebagai berikut :
1. Interaksi antara agen penyakit dengan lingkungan
Suatu keadaan di mana agen penyakit langsung dipengaruhi oleh lingkungan dan menguntungkan agen penyakit, terjadi pada saat prepathogenesis dari suatu penyakit, misalnya viabilitas bakteri terhadap sinar matahari, stabilitas vitamin yang terkandung dalam sayuran di dalam ruang pendingin, penguapan bahan kimia beracun oleh proses pemanasan bumi global.
2. Interaksi antara manusia dengan lingkungan
Suatu keadaan di mana manusia langsung dipengaruhi oleh lingkungannya dan terjadi pada saat pre-pathogenesis dari suatu penyakit, misalnya udara dingin, hujan dan kebiasaan membuat dan menyediakan makanan.
3.Interaksi antara manusia dan agen penyakit
Suatu keadaan di mana agen penyakit menetap, berkembang biak dan dapat merangsang manusia untuk menimbulkan respon berupa tanda-tanda dan gejala penyakit, misalnya demam, perubahan fisiologis jaringan tubuh, pembentukan kekebalan atau mekanisme pertahanan tubuh lainnya. Interaksi yang terjadi dapat berupa sembuh sempurna, cacat, ketidakmampuan atau kematian.
4.Interaksi agen penyakit, manusia dan lingkungan
Suatu keadaan di mana agen penyakit, manusia dan lingkungan bersama-sama saling mempengaruhi dan memperberat satu sama lain sehingga memudahkan agen penyakit baik secara tidak langsung maupun langsung masuk ke dalam tubuh manusia, misalnya pencemaran air sumur oleh kotoran manusia akan dapat menimbulkan penyakit muntaber(water borne diseases).
□ Tahapan Dari Usaha Preventif
Berupa tahapan usaha pencegahan perjalanan pada suatu penyakit disebut dengan Level of Prevention.
Pada fase Pre-patogenesis, keseimbangan antara agen penyakit, manusia dan lingkungan mulai terganggu, bila dibiarkan saja maka gejala penyakit akan segera timbul dan perlu dilakukan Primary Prevention berupa promosi kesehatan dan perlindungan spesifik agar orang tersebut tidak menjadi sakit.
Pada keadaan tertentu dimana usaha yang dilakukan tidak dapat mencegah terjadinya penyakit dan memasuki fase Pathogenesis dilakukan Secondary Prevention berupa diagnosa dini dan pengobatan yang adekuat agar penyakit dapat segera sembuh atau penyakit berjalan kronis dan menyebabkan ketidakmampuan, cacat dan agar dapat bertahan hidupnya dilakukan Tertiary Prevention berupa usaha rehabilitasi serta mengurangi kecacatan atau ketidak – mampuan.
▪ Primer Preventif
Adalah usaha dan tindakan preventif yang dilakukan pada saat fase pre-patogenesis dari suatu penyakit demgan melakukan pendekatan yaitu menjaga keseimbangan antara agen penyakit,host dan lingkungan tidak terganggu dan tetap dinamis dengan cara :
a) Memusnahkan atau menghancurkan agen penyakit yang berbahaya,berupa usaha – usaha yang dapat dilakukan antara lain mesuci-hamakan atau desinfektan, manipulasi lingkungan hidup, pendidikan dan promosi kesehatan.
b) Mencegah terjadinya kontak antara agen penyakit
dengan host dengan cara memutus rantai penularan
berupa kontrol vektor penyakit,isolasi penderita
dan tindakan preventif seperti memakai masker dan
alat pelindung lainnya.
c) Meningkatkan daya tahan tubuh host terhadap agen
penyakit dengan cara memberikan kekebalan buatan
berupa imumnisasi dan vaksinisasi serta perbaikan
status gizi masyarakat.
Contoh:
Kasus penyakit Avian Infleunza atau Flu burung yang sekarang sedang berjangkit di Indonesia perlu dilakukan promosi kesehatan berupa penyuluhan kesehatan dan kebersihan lingkungan seperti desinfektan kandang unggas (biosecurity), mempergunakan masker dan memasak daging unggas pada temperatur 60◦C selama 1-2 menit serta tindakan spesifik memutuskan rantai penularan dengan cara case finding pada unggas dan manusia yang sudah terinfeksi virus H5 N1, vaksinisasi pada unggas peliharaan dan membunuh,membakar serta mengubur unggas yang sudah terinfeksi.
▪ Sekunder Preventif
Strategi penting pada sekunder preventif adalah Screening dan mendeteksi penyakit,mendiagnosa dan mengobati secara dini penyakit - penyakit yang asimtomatis atau penyakit kronis, pada keadaan dimana terdapat jenis penyakit yang tidak diketahui dapat dilakukan suatu cara atau prosedur identifikasi presumptif untuk mendeteksi suatu penyakit yang sedang berjangkit dimasyarakat secara cepat dan murah yang disebut dengan Screening Test yang ditujukan untuk memisahkan orang yang benar – benar tidak sakit dari orang – orang yang dicurigai atau mempunyai resiko tinggi menderita suatu penyakit di masyarakat.
Screening test tidak dapat dipakai untuk mendiagnosa dan memerlukan pemeriksaan tambahan yang diperlukan untuk menentukan diagnosa definitif.
▪ Persyaratan penggunaan Screening Program
Terdapat lima keadaan atau kondisi yang harus dipenuhi untuk mempergunakan screening program antara lain :
1.Prevalensi dari suatu penyakit yang tidak
dapat di diagnosa atau pada suatu keadaan dimana
angka kesakitan yang tinggi pada suatu kelompok
masyarakat.
2. Pada saat terjadi kondisi kritis dan serius
untuk perlu segera ditanggulangi.
3.Pengobatan yang akan dilakukan mudah dan lebih
efektif dibandingkan dengan cara pengobatan
sebelumnya.
4.Probabilitas dari hasil screening yang menyatakan
orang menderita sakit atau tidak sakit sangat
tinggi.
5.Penentuan tanda positif dan negatif mudah
dilakukan,biaya murah dan tidak bersifat subjektif
(Penggunaan screening test lebih khusus akan dibahas
pada bab epidemiologi)
▪ Tertiar Preventif
Khusus untuk penyakit kronis atau sembuh dengan cacat seperti penyakit lepra atau kusta dilakukan operasi bedah plastik serta pembinaan mental, sosial dan lainnya pasca penyakit agar dapat diterima kembali oleh masyarakat.
□ Masalah Kesehatan Masyarakat di Indonesia
Sebagai salah satu negara yang sedamg berkembang dengan jumlah penduduk sudah mencapai lebih dari 200 juta jiwa, masalah kesehatan di Indonesia menjadi sangat komplek sekali terutama di kota-kota besar, hal tersebut disebabkan antara lain :
1. Urbanisasi Penduduk dari Desa ke Kota
Terjadi pemindahan penduduk dalam jumlah besar dari
desa ke kota,hal ini terjadi karena lahan pertanian
semakin berkurang terutama di pulau Jawa dan
terbatasnya lapangan kerja mengakibatkan penduduk
desa berbondong – bondong datang ke kota besar
mencari pekerjaan sebagai pekerja kasar seperti
pembantu rumah tangga,kuli bangunan dan pelabuhan,
pemulung bahkan menjadi pengemis dan pengamen
jalanan yang secara tidak langsung membawa dampak
sosial dan terhadap kesehatan lingkungan seperti
munculnya pemukiman kumuh dimana – mana.
2, Cara dan Tempat Pembuangan Sampah
Hampir setiap tempat di Indonesia, sistem pembuangan
sampah dilakukan secara sistim dumping tanpa ada
pengelolaan lebih lanjut, selain memerlukan lahan
yang cukup luas, menyebabkan terjadi pencemaran
pada udara, tanah dan air serta menjadi tempat
berkembang - biaknya agen dan vektor penyakit
menular.
3. Penyediaan Sarana Air Bersih
Berdasarkan survei yang pernah dilakukan, hanya
sekitar 60 % penduduk Indonesia mendapatkan air
bersih dari PDAM terutama untuk penduduk kota,
selebihnya mempergunakan sumur atau sumber air
bersih lain. Bila datang musim kemarau akan terjadi
krisis air dan mulai timbul penyakit gastroenteritis
dimana-mana.
4. Pencemaran Udara
Tingkat pencemaran udara di Indonesia sudah melebihi
nilai ambang batas normal terutama di kota – kota
besar akibat gas buangan kendaraan bermotor dan
hampir setiap tahun asap tebal meliputi wilayah
Nusantara bahkan sampai ke negara tetangga akibat
Pembakaran hutan untuk lahan pertanian dan
perkebunan.
5. Pembuangan Limbah Industri dan Rumah Tangga
Hampir semua limbah cair baik yang berasal dari
rumah tangga dan industri dibuang langsung dan
bercampur menjadi satu ke badan sungai atau
laut, ditambah lagi kebiasaan penduduk melakukan
kegiatan Mandi, Cuci, Kakus (MCK) di bantaran
sungai sehingga kualitas air sungai menurun dan
apabila digunakan untuk sumber air bahan baku
penjernihan air bersih memerlukan biaya yang sangat
tinggi.
6. Bencana Alam dan Pengungsian
Bencana alam Genpa bumi, tanah longsor, gunung
meletus, banjir yang setiap saat terjadi di mana –
mana ditambah lagi konflik horizontal antar daerah
mengakibatkan terjadi pengungsi penduduk menambah
makin rumitnya masalah kesehatan di Indonesia.
7. Otonomi Daerah dan Primary Health Care
Nilai Hesehatan bagi masyarskat kecil dan yang tidak
mampu menjadi sesuatu hal yang sangat mahal
harganya dimana hampir semua fasilitas kesehatan
yang dimiliki oleh pemerintah telah dirubah
status menjadikan perusahaan Swadana serta dampak
dari otonomi daerah sebagian besar pelayanan dari
Posyandu di daerah telah dinon – aktifkan dan tidak
berfungsi sehingga menimbulkan penyakit busung
lapar dan poliomyelitis terjadi dimana – mana.
8. Peningkatan Prevalensi dan Insiden Penyakit Menular
Terjadi peningkatan prevalensi dan insidensi
penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk aeperti
Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Malaria dan bersifat
emdemis serta penyakit lain yamg ditularkan oleh
hewan ternak seperti penyakit Anthrax dan Avian
Infleunza.
9. Status Ekonomi dan Tingkat Pengangguran
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik(BPS) dan
Departemen Tenaga Kerja hampir 50 juta penduduk
Indonesia hidup dibawah garis kemiskinan dan tingkat
Pengangguran sudah mencapai sekitar 20 juta orang
dengan angka pertambahan jumlah penduduk setiap
tahun sekitar 1,8 sampai 2%, semua ini akan
menambah makin kompleknya masalah kesehatan di
Indonesia.
10.Drugs Abuse atau Penyalah-gunaan Obat Narkoba
Penyalah-gunaan obat narkotika dan obat berbahaya
lain dikalangan masyarakat hampir setiap hari
diberitakan oleh media masa serta diketemukannya
pabrik pembuat pil ekstasi terbesar ketiga di dunia.
0 komentar:
Posting Komentar