Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare. WHO memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian besar anak-anak dibawah umur 5 tahun. Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan dan menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan balita, serta sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB).
Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali sehari disertai adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja penderita. Dikenal diare akut yang timbul dengan tiba-tiba dan berlangsung beberapa hari dan diare kronis yang berlangsung lebih dari tiga minggu bervariasi dari hari ke hari yang disebabkan oleh makanan tercemar atau penyebab lainnya.
Penyakit diare sering menyerang bayi dan balita, bila tidak diatasi lebih lanjut akan menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian.
Data terakhir dari Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa diare menjadi penyakit pembunuh kedua bayi di bawah lima tahun (balita) di Indonesia setelah radang paru atau pneumonia. Banyak faktor risiko yang diduga menyebabkan terjadinya penyakit diare pada bayi dan balita di Indonesia. Salah satu faktor resiko yang sering diteliti adalah faktor lingkungan yang meliputi sarana air bersih, sanitasi, jamban, saluran pembuangan air limbah, kualitas bakteriologis air, dan kondisi rumah. Data terakhir menunjukkan bahwa kualitas air minum yang buruk menyebabkan 300 kasus diare per 1000 penduduk.
Kebanyakan penyakit diare disebabkan oleh kurangnya air untuk kebersihan tubuh, WC yang tidak bersih, dan air serta makanan yang terkontaminasi.
Tanda-tanda
Tanda penyakit diare yang paling umum adalah kotoran yang basah atau cair dan sering. Tanda lainnya termasuk demam, sakit kepala, gemetar, kedinginan, rasa lemah, kram perut dan usus, muntah dan perut membengkak. Pengobatan yang akan diberikan tergantung dari jenis diare yang diidap seseorang.
Tanda-tanda ini dapat membantu Anda untuk mengetahui penyakit diare yang mana yang diidap seseorang:
Kolera:
diare seperti air beras, usus sakit dan kram, muntah.
Tifus:
• demam, usus sakit parah dan kram, sakit kepala, sulit buang air besar atau diare yang kental (seperti sup kacang).
Giardia:
• diare yang tampak berminyak, mengambang, dan sangat bau, sakit di usus, agak demam, muntah, kentut, bersendawa yang baunya seringkali seperti telur busuk.
• Disentri bakteri (Shigella): diare berdarah 10 sampai 20 kali sehari, demam, rasa sakit sekali dan kram di usus.
Disentri amuba:•
diare 4 sampai 10 kali sehari, kadang disertai lendir putih, demam, sakit dan kram usus, dan diare segera setelah makan.
Cacing gelang:
• perut membengkak, rasa lemah, cacing-cacing besar berwarna merah muda atau putih dapat keluar melalui kotoran atau melalui mulut dan hidung.
Cacing tambang:
• diare, lemah, anemia (kurang darah), kulit pucat. Anak-anak yang mengidap cacing tambang dapat memakan tanah.
Cacing pita:
diare, dalam kotorannya ada cacing tipis berwarna merah muda atau abu-abu.
Untuk mempelajari lebih jauh mengenai pengobatan penyakit-penyakit diare dan infeksi cacing, baca Bab 12 dan 13 di buku Ketika Tidak Ada Dokter.
Pengobatan penyakit-penyakit diare
Cara terbaik mengobati diare adalah dengan memberikan banyak air dan makanan. Walaupun tidak semua, tetapi pada banyak kasus, tidak diperlukan obat. (Untuk informasi lebih lanjut, temui seorang petugas kesehatan atau buku kesehatan umum seperti Ketika Tidak Ada Dokter.)
• Disentri amuba:
paling baik diberi obat.
• Typhus:
paling baik diberi antibiotik karena sakitnya bisa beberapa minggu dan mengarah ke kematian.
Kolera:
• paling baik diberi minuman rehidrasi, banyak cairan, dan makanan yang mudah dicerna untuk menggantikan gizi yang hilang melalui diare atau muntah. Obat-obatan dapat diberikan untuk mencegah tersebarnya kolera.
Jika seseorang mengalami diare berdarah, demam, atau sakit parah, ia harus segera pergi ke pusat kesehatan.
Diare dan dehidrasi
Banyak orang meninggal karena penyakit diare, terutama anak-anak. Paling sering, mereka meninggal karena dehidrasi.
Setiap orang pada umur berapa pun dapat menderita dehidrasi, tetapi dampak yang paling parah dan sangat cepat terjadi pada anak kecil sehingga kondisi ini sangat berbahaya bagi mereka.
Setiap anak menderita diare cair terancam bahaya dehidrasi. Beri mereka banyak cairan dan segera bawalah anak kecil dengan tanda-tanda dehidrasi ke pusat kesehatan.
Bila seorang anak mengalami diare cair atau diare dan muntah, jangan tunggu sampai ada tanda-tanda dehidrasi. Segeralah bertindak.
Beri minum banyak cairan,
• seperti bubur gandum encer, sop, air, atau minuman rehidrasi (lihat halaman berikutnya).
Terus berikan makanan.
• Segera saat penderita (anak-anak atau dewasa) dapat makan, berikan terus makanan kesukaan. Untuk bayi, terus berikan air susu ibu sesering mungkin sebelum diberikan minuman atau makanan lainnya.
Minuman rehidrasi
• membantu mencegah atau mengatasi dehidrasi. Minuman ini tidak menyembuhkan diare, tetapi dapat membantu penderita sampai diarenya berhenti.
Cara membuat minuman rehidrasi
Di sini diberikan 2 cara membuat minuman rehidrasi. Jika ada, tambahkan ½ cangkir jus buah, air kelapa, atau pisang matang yang sudah dihaluskan ke dalam kedua minuman. Ini mengandung kalium, suatu mineral yang dapat membantu penderita agar dapat mencerna makanan dan minuman lebih baik.
Berikan beberapa sesapan minuman tersebut kepada penderita anak setiap 5 menit, siang dan malam, sampai ia mulai buang air kecil secara normal. Untuk orang dewasa diperlukan 3 liter atau lebih sehari. Seorang anak kecil membutuhkan paling sedikit 1 liter sehari, atau 1 gelas setiap kali ia buang air besar yang encer. Tetap berikan minuman ini beberapa sesapan sesering mungkin. Walaupun penderita muntah, tidak seluruh minuman dikeluarkan. Setelah satu hari, buang minuman yang sudah dibuat; jika masih diperlukan, buatkan campuran baru.
1. Dibuat dengan bubuk sereal dan garam.
(Yang terbaik adalah tepung beras. Namun Anda bisa menggunakan jagung pipil yang sudah dihaluskan, tepung terigu, sejenis gandum, atau kentang matang yang dihaluskan.)
Masukkan ½ sendok teh pérés GARAM ke dalam 1 liter AIR AIR AIR bersih dan matang,
Dan 8 sendok teh penuh bubuk SEREAL.
Didihkan selama 5 sampai 7 menit sampai menjadi bubur encer. Cepat dinginkan dan mulai berikan kepada penderita.
PERHATIAN: Cicipi minuman ini setiap kali sebelum diberikan kepada penderita untuk meyakinkan minuman tidak basi. Pada cuaca panas, minuman sereal seperti ini bisa basi dalam beberapa jam saja.
Dibuat dengan gula dan garam.
(Anda dapat menggunakan gula kasar, gula coklat atau gula putih, atau sirop gula.)
Masukkan ½ sendok teh pérés GARAM ke dalam 1 liter AIR bersih dan matang,
Dan masukkan 8 sendok teh pérés gula. Aduk rata.
PERHATIAN: Sebelum menambahkan gula, cicipi dulu dan pastikan minumannya tidak seasin air mata.
Menghentikan penyebaran diare
0 komentar:
Posting Komentar