Kuliah Obstetri Ginekologi
dr. Siti Dhyanti Wishnuwardhani / dr. H. Muki Reksoprodjo
dr. Siti Dhyanti Wishnuwardhani / dr. H. Muki Reksoprodjo
NIFAS
Periode 6 minggu pasca persalinan, disebut juga masa involusi (periode di mana
sistem reproduksi wanita postpartum kembali kepada keadaannya seperti sebelum
hamil).
Di masyarakat Indonesia : periode 40 hari.
PERUBAHAN PADA MASA NIFAS / PASCAPERSALINAN
Uterus
Kontraksi uterus meningkat setelah bayi keluar.
Hal ini menyebabkan iskemia pada lokasi perlekatan plasenta (placental site)
sehingga jaringan perlekatan antara plasenta dan dinding uterus nekrosis dan
lepas.
Periode 6 minggu pasca persalinan, disebut juga masa involusi (periode di mana
sistem reproduksi wanita postpartum kembali kepada keadaannya seperti sebelum
hamil).
Di masyarakat Indonesia : periode 40 hari.
PERUBAHAN PADA MASA NIFAS / PASCAPERSALINAN
Uterus
Kontraksi uterus meningkat setelah bayi keluar.
Hal ini menyebabkan iskemia pada lokasi perlekatan plasenta (placental site)
sehingga jaringan perlekatan antara plasenta dan dinding uterus nekrosis dan
lepas.
Ukuran uterus mengecil kembali (setelah 2 hari pascapersalinan, setinggi sekitar umbilikus, setelah 2 minggu masuk
panggul, setelah 4 minggu kembali pada ukuran sebelum hamil).
Jika sampai 2 minggu postpartum uterus belum masuk panggul, curiga ada subinvolusi. Subinvolusi dapat disebabkan
oleh infeksi atau perdarahan lanjut (late postpartum haemorrhage).
Jika terjadi subinvolusi dengan kecurigaan infeksi, diberikan antibiotika. Untuk memperbaiki kontraksi uterus dapat
diberikan unterotonika (ergometrin maleat), namun ergometrin mempunyai efek samping menghambat produksi laktasi
karena menghambat produksi prolaktin.
Serviks uteri
Involusi serviks dan segmen bawah uterus pascapersalinan BERBEDA dan tidak kembali seperti pada keadaan
sebelum hamil.
Pada nullipara, ismus segmen bawah uterus memiliki dinding sejajar (UU), kemudian setelah melahirkan (parous),
dinding menguncup (VV).
Kanalis servikalis juga menjadi lebih lebar dan longgar, sehingga ostium uteri eksternum tampak tidak lagi berupa titik
atau lingkaran kecil (seperti pada nullipara) tapi berupa garis horisontal agak lebar (disebut parous cervix).
Vaskularisasi uterus dan adneksa yang pada keadaan hamil dan persalinan bertambah banyak, kembali berkurang
sampai keadaan seperti sebelum hamil.
Endometrium
Endometrium mengadakan regenerasi cepat, dalam waktu 2-3 hari sisa lapisan desidua telah beregenerasi (lapisan
sisi diinding uterus menjadi jaringan endometrium baru, lapisan sisi kavum uteri menjadi nekrotik dan keluar sebagai
lochia). Regenerasi endometrium lengkap kembali sampai sekitar minggu ketiga postpartum. Kecuali pada daerah
tempat perlekatan plasenta, terjadi trombus sehingga regenerasi agak lebih lama, sampai sekitar 6 minggu.
Salping / Tuba Falopii
Pada persalinan yang tidak bersih, sering terjadi infeksi asendens dan menyebabkan salpingitis akut sampai 2 minggu
postpartum. Jika terjadi, hal ini sangat menghambat proses involusi, sering sampai harus dilakukan salpingektomi
(dipotong).
Darah lochia
Lochia adalah cairan mengandung sisa jaringan uterus / bagian nekrotik yang keluar. Normal berturut-turut selama
masa nifas keluar lochia warna merah (masih bercampur darah), kemudian kuning, kemudian putih. Lochia normal
TIDAK berbau. Jika berbau dicurigai ada infeksi.
Vagina
Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae kembali.
Dinding abdomen
Striae dan flabby yang terjadi pada kehamilan berkurang.
Saluran kencing
Kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu, tergantung pada 1) keadaan/ status sebelum persalinan 2) lamanya
partus kala 2 dilalui, 3) besarnya tekanan kepala yang menekan pada saat persalinan.
Lain-lain
Berat badan ibu akan menurun bertahap karena cairan ekstravaskuler yang dibuang.
Ibu perlu tidur 8 - 12 jam per hari, dengan banyak waktu istirahat di siang hari.
Minum sebanyak 1500 ml per hari, dengan makanan tambahan hingga mencapai 2100 kalori per hari untuk mencukupi
kebutuhan selama menyusui.
Ambulasi / mobilisasi dilakukan pada hari pertama postpartum bila rasa penat telah hilang. Hal ini akan mengurangi
masalah miksi dan defekasi.
Hal-hal lain / masalah / keluhan yang ada diperhatikan dan ditangani.
Pemeriksaan rutin meliputi keadaan umum dan tanda vital, serta tinggi fundus.
Pengobatan yang perlu diperhatikan adalah pemberian tablet besi, mengingat 50% ibu hamil dan bersalin di Indonesia
panggul, setelah 4 minggu kembali pada ukuran sebelum hamil).
Jika sampai 2 minggu postpartum uterus belum masuk panggul, curiga ada subinvolusi. Subinvolusi dapat disebabkan
oleh infeksi atau perdarahan lanjut (late postpartum haemorrhage).
Jika terjadi subinvolusi dengan kecurigaan infeksi, diberikan antibiotika. Untuk memperbaiki kontraksi uterus dapat
diberikan unterotonika (ergometrin maleat), namun ergometrin mempunyai efek samping menghambat produksi laktasi
karena menghambat produksi prolaktin.
Serviks uteri
Involusi serviks dan segmen bawah uterus pascapersalinan BERBEDA dan tidak kembali seperti pada keadaan
sebelum hamil.
Pada nullipara, ismus segmen bawah uterus memiliki dinding sejajar (UU), kemudian setelah melahirkan (parous),
dinding menguncup (VV).
Kanalis servikalis juga menjadi lebih lebar dan longgar, sehingga ostium uteri eksternum tampak tidak lagi berupa titik
atau lingkaran kecil (seperti pada nullipara) tapi berupa garis horisontal agak lebar (disebut parous cervix).
Vaskularisasi uterus dan adneksa yang pada keadaan hamil dan persalinan bertambah banyak, kembali berkurang
sampai keadaan seperti sebelum hamil.
Endometrium
Endometrium mengadakan regenerasi cepat, dalam waktu 2-3 hari sisa lapisan desidua telah beregenerasi (lapisan
sisi diinding uterus menjadi jaringan endometrium baru, lapisan sisi kavum uteri menjadi nekrotik dan keluar sebagai
lochia). Regenerasi endometrium lengkap kembali sampai sekitar minggu ketiga postpartum. Kecuali pada daerah
tempat perlekatan plasenta, terjadi trombus sehingga regenerasi agak lebih lama, sampai sekitar 6 minggu.
Salping / Tuba Falopii
Pada persalinan yang tidak bersih, sering terjadi infeksi asendens dan menyebabkan salpingitis akut sampai 2 minggu
postpartum. Jika terjadi, hal ini sangat menghambat proses involusi, sering sampai harus dilakukan salpingektomi
(dipotong).
Darah lochia
Lochia adalah cairan mengandung sisa jaringan uterus / bagian nekrotik yang keluar. Normal berturut-turut selama
masa nifas keluar lochia warna merah (masih bercampur darah), kemudian kuning, kemudian putih. Lochia normal
TIDAK berbau. Jika berbau dicurigai ada infeksi.
Vagina
Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae kembali.
Dinding abdomen
Striae dan flabby yang terjadi pada kehamilan berkurang.
Saluran kencing
Kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu, tergantung pada 1) keadaan/ status sebelum persalinan 2) lamanya
partus kala 2 dilalui, 3) besarnya tekanan kepala yang menekan pada saat persalinan.
Lain-lain
Berat badan ibu akan menurun bertahap karena cairan ekstravaskuler yang dibuang.
Ibu perlu tidur 8 - 12 jam per hari, dengan banyak waktu istirahat di siang hari.
Minum sebanyak 1500 ml per hari, dengan makanan tambahan hingga mencapai 2100 kalori per hari untuk mencukupi
kebutuhan selama menyusui.
Ambulasi / mobilisasi dilakukan pada hari pertama postpartum bila rasa penat telah hilang. Hal ini akan mengurangi
masalah miksi dan defekasi.
Hal-hal lain / masalah / keluhan yang ada diperhatikan dan ditangani.
Pemeriksaan rutin meliputi keadaan umum dan tanda vital, serta tinggi fundus.
Pengobatan yang perlu diperhatikan adalah pemberian tablet besi, mengingat 50% ibu hamil dan bersalin di Indonesia
mengalami anemia.
Hati-hati dengan infeksi / demam nifas.
Infeksi nifas : semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman ke dalam alat genitalia pada waktu
persalinan dan nifas (puerperal infection / puerperal sepsis).
Febris puerperalis : demam sampai 38oC atau lebih (pengukuran suhu oral) selama 2 hari dalam 10 hari pertama
pascapersalinan, kecuali pada hari pertama.
Antibiotika HANYA diberikan bila dipastikan ada infeksi atau ada predisposisi infeksi (ketuban pecah, infeksi
intrapartum, partus lama, tindakan operasi dan sebagainya).
Baca juga Modul SAFE MOTHERHOOD tentang Pengawasan Nifas dan
Manajemen Laktasi
MENYUSUI / LAKTASI
Payudara / Mammae
"Organ kelengkapan reproduksi". (beberapa kepustakaan tidak
menggolongkan payudara dalam sistem reproduksi wanita).
Perkembangan embriologi mammae berasal dari ectoderm ridge,
berkembang menjadi 15-25 lobus yang terdiri dari alveoli.
Laktasi selama kehamilan tidak terjadi karena reseptor prolaktin diduduki
oleh estrogen yang berasal dari plasenta.
Pascapersalinan terjadi penurunan kadar estrogen yang bermakna,
sehingga aktifitas prolaktin yang juga sedang meningkat dapat mempengaruhi kelenjar mammae untuk menghasilkan
air susu.
Human milk
Air susu ibu (ASI) - mengandung lemak, protein dan kasein susu. Produksi ASI sekitar 600-700 ml / hari. Sifat isotonik
dengan plasma. Mengandung protein alfa-laktoalbumin dan beta-laktoglobulin.
Colostrum adalah air susu pada masa-masa awal pascapersalinan (5 hari sampai 4 minggu).
ASI terdiri dari air, alfa-laktoalbumin, laktosa, kasein, asam amino, dan mengandung antibodi terhadap kuman, virus
dan jamur. Demikian juga ASI mengandung growth factor yang berguna di antaranya untuk perkembangan mukosa
usus.
ASI akan melindungi bayi terhadap infeksi dan juga merangsang pertumbuhan bayi yang normal.
Antibodi yang terkandung dalam air susu adalah imunoglobulin A (Ig A), bersama dengan berbagai sistem komplemen
yang terdiri dari makrofag, limfosit, laktoferin, laktoperisidase, lisozim, laktoglobulin, interleukin sitokin dan sebagainya.
Fisiologi proses menyusui
Dipacu oleh meningkatnya produksi prolaktin
dan oksitosin sebagai respons terhadap
stimulasi hisapan mulut bayi (sucking). Dengan
meningkatnya prolaktin, terjadi produksi air
susu, sementara oksitosin menyebabkan
kontraksi mammae yang membantu
pengeluaran air susu. Oksitosin juga berfungsi
meningkatkan kontraksi uterus sehingga
membantu involusi. Setelah tercapai tingkat
kontraksi tertentu, kadar prolaktin dan oksitosin
menurun kembali (feedback negatif ?), sehingga
produksi dan pengeluaran berhenti.
Produksi ASI dirangsang melalui "let down
reflex" yaitu rangsang puting - hipofisis -
prolaktin - kelenjar susu. Demikian juga
oksitosin akan keluar sebagai hormon yang
memompa mioepitel duktus mamaria. Pada saat
menyusui mungkin ibu merasakan ngilu / kontraksi di daerah uterus karena pengaruh oksitosin yang meningkat juga terhadap uterus.
Penting diperhatikan
1. cara menyusukan yang benar, mencegah aspirasi / tersedak.
2. obat-obatan yang mempengaruhi laktasi atau yang disekresi melalui air susu
3. KB pada masa laktasi
Segera setelah lahir, hendaknya bayi diletakkan pada dada ibu dan mulai menyusu, meskipun yang keluar hanya
sedikit cairan kolostrum namun hal itu sangat bermanfaat juga untuk membiasakan bayi belajar menyusu.
Hal ini adalah permulaan dari rawat gabung, yaitu perawatan ibu dan bayi bersama-sama sepanjang hari. Karena
hormon prolaktin yang konsentrasinya tinggi pada akhir kehamilan, dan estrogen-progesteron (yang menghambat
produksi ASI) turun bersama lahirnya plasenta, maka ASI pun mulai diproduksi.
Ibu menyusui TANPA jadwal tertentu, disesuaikan dengan kebutuhan bayi (on demand).
Pemberian air susu ibu (ASI) pada bayi baru lahir :
1. ASI sedini mungkin. Jika ASI belum keluar, bayi tidak usah diberi apa-apa, biarkan bayi mengisap payudara ibu
sebagai stimulasi keluarnya ASI. Cadangan nutrisi dalam tubuh bayi cukup bulan dapat sampai selama 4 hari
pascapersalinan.
2. Hindari penggantian PASI (pengganti ASI) KECUALI ada indikasi medis, misalnya ASI tidak keluar dan bayi
prematur dan sebagainya.
3. tidak boleh diberi ASI hanya pada indikasi medis ketat, misalnya ibu penderita penyakit infeksi tertentu dan bayi
belum tertular. Tetapi jika tidak ada PASI, ASI tetap diberikan. Pertimbangan-pertimbangan lain tetap diperhatikan.
Pemberian pengganti air susu ibu (PASI) :
- PASI : berbagai produk formula, untuk adaptasi maupun formula komplit. Komposisi mendekati ASI, kecuali dalam
hal komposisi mineral dan imunoglobulin.
- usia 0 - 6 bulan : formula awal.
- Pada diare kronik / sindrom panmalabsorpsi : susu progestimil
- alergi protein susu sapi : nutrilon-soja (bahan susu kedelai)
- SGM : skim - gula - minyak nabati, untuk malabsorpsi lemak
- Enfalac : untuk bayi prematur. Kalori 81 kkal / 100cc.
- usia 6 bulan - 1 tahun : formula lanjutan, sudah bisa menerima susu full-cream yang dijual bebas.
Gunakan SENDOK TAKAR yang tepat !!
Jika keseimbangan gizi dan cairan tidak terpenuhi :
- pertumbuhan natural defense mechanism terganggu
- potensi tumbuh kembang tidak optimal
Hati-hati dengan infeksi / demam nifas.
Infeksi nifas : semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman ke dalam alat genitalia pada waktu
persalinan dan nifas (puerperal infection / puerperal sepsis).
Febris puerperalis : demam sampai 38oC atau lebih (pengukuran suhu oral) selama 2 hari dalam 10 hari pertama
pascapersalinan, kecuali pada hari pertama.
Antibiotika HANYA diberikan bila dipastikan ada infeksi atau ada predisposisi infeksi (ketuban pecah, infeksi
intrapartum, partus lama, tindakan operasi dan sebagainya).
Baca juga Modul SAFE MOTHERHOOD tentang Pengawasan Nifas dan
Manajemen Laktasi
MENYUSUI / LAKTASI
Payudara / Mammae
"Organ kelengkapan reproduksi". (beberapa kepustakaan tidak
menggolongkan payudara dalam sistem reproduksi wanita).
Perkembangan embriologi mammae berasal dari ectoderm ridge,
berkembang menjadi 15-25 lobus yang terdiri dari alveoli.
Laktasi selama kehamilan tidak terjadi karena reseptor prolaktin diduduki
oleh estrogen yang berasal dari plasenta.
Pascapersalinan terjadi penurunan kadar estrogen yang bermakna,
sehingga aktifitas prolaktin yang juga sedang meningkat dapat mempengaruhi kelenjar mammae untuk menghasilkan
air susu.
Human milk
Air susu ibu (ASI) - mengandung lemak, protein dan kasein susu. Produksi ASI sekitar 600-700 ml / hari. Sifat isotonik
dengan plasma. Mengandung protein alfa-laktoalbumin dan beta-laktoglobulin.
Colostrum adalah air susu pada masa-masa awal pascapersalinan (5 hari sampai 4 minggu).
ASI terdiri dari air, alfa-laktoalbumin, laktosa, kasein, asam amino, dan mengandung antibodi terhadap kuman, virus
dan jamur. Demikian juga ASI mengandung growth factor yang berguna di antaranya untuk perkembangan mukosa
usus.
ASI akan melindungi bayi terhadap infeksi dan juga merangsang pertumbuhan bayi yang normal.
Antibodi yang terkandung dalam air susu adalah imunoglobulin A (Ig A), bersama dengan berbagai sistem komplemen
yang terdiri dari makrofag, limfosit, laktoferin, laktoperisidase, lisozim, laktoglobulin, interleukin sitokin dan sebagainya.
Fisiologi proses menyusui
Dipacu oleh meningkatnya produksi prolaktin
dan oksitosin sebagai respons terhadap
stimulasi hisapan mulut bayi (sucking). Dengan
meningkatnya prolaktin, terjadi produksi air
susu, sementara oksitosin menyebabkan
kontraksi mammae yang membantu
pengeluaran air susu. Oksitosin juga berfungsi
meningkatkan kontraksi uterus sehingga
membantu involusi. Setelah tercapai tingkat
kontraksi tertentu, kadar prolaktin dan oksitosin
menurun kembali (feedback negatif ?), sehingga
produksi dan pengeluaran berhenti.
Produksi ASI dirangsang melalui "let down
reflex" yaitu rangsang puting - hipofisis -
prolaktin - kelenjar susu. Demikian juga
oksitosin akan keluar sebagai hormon yang
memompa mioepitel duktus mamaria. Pada saat
menyusui mungkin ibu merasakan ngilu / kontraksi di daerah uterus karena pengaruh oksitosin yang meningkat juga terhadap uterus.
Penting diperhatikan
1. cara menyusukan yang benar, mencegah aspirasi / tersedak.
2. obat-obatan yang mempengaruhi laktasi atau yang disekresi melalui air susu
3. KB pada masa laktasi
Segera setelah lahir, hendaknya bayi diletakkan pada dada ibu dan mulai menyusu, meskipun yang keluar hanya
sedikit cairan kolostrum namun hal itu sangat bermanfaat juga untuk membiasakan bayi belajar menyusu.
Hal ini adalah permulaan dari rawat gabung, yaitu perawatan ibu dan bayi bersama-sama sepanjang hari. Karena
hormon prolaktin yang konsentrasinya tinggi pada akhir kehamilan, dan estrogen-progesteron (yang menghambat
produksi ASI) turun bersama lahirnya plasenta, maka ASI pun mulai diproduksi.
Ibu menyusui TANPA jadwal tertentu, disesuaikan dengan kebutuhan bayi (on demand).
Pemberian air susu ibu (ASI) pada bayi baru lahir :
1. ASI sedini mungkin. Jika ASI belum keluar, bayi tidak usah diberi apa-apa, biarkan bayi mengisap payudara ibu
sebagai stimulasi keluarnya ASI. Cadangan nutrisi dalam tubuh bayi cukup bulan dapat sampai selama 4 hari
pascapersalinan.
2. Hindari penggantian PASI (pengganti ASI) KECUALI ada indikasi medis, misalnya ASI tidak keluar dan bayi
prematur dan sebagainya.
3. tidak boleh diberi ASI hanya pada indikasi medis ketat, misalnya ibu penderita penyakit infeksi tertentu dan bayi
belum tertular. Tetapi jika tidak ada PASI, ASI tetap diberikan. Pertimbangan-pertimbangan lain tetap diperhatikan.
Pemberian pengganti air susu ibu (PASI) :
- PASI : berbagai produk formula, untuk adaptasi maupun formula komplit. Komposisi mendekati ASI, kecuali dalam
hal komposisi mineral dan imunoglobulin.
- usia 0 - 6 bulan : formula awal.
- Pada diare kronik / sindrom panmalabsorpsi : susu progestimil
- alergi protein susu sapi : nutrilon-soja (bahan susu kedelai)
- SGM : skim - gula - minyak nabati, untuk malabsorpsi lemak
- Enfalac : untuk bayi prematur. Kalori 81 kkal / 100cc.
- usia 6 bulan - 1 tahun : formula lanjutan, sudah bisa menerima susu full-cream yang dijual bebas.
Gunakan SENDOK TAKAR yang tepat !!
Jika keseimbangan gizi dan cairan tidak terpenuhi :
- pertumbuhan natural defense mechanism terganggu
- potensi tumbuh kembang tidak optimal
0 komentar:
Posting Komentar