Jakarta, 29 November 2012
Penyakit Diare sangat erat kaitannya
dengan kebersihan individu (personal hygine). Pada saat musim hujan
dengan curah hujan tinggi maka potensi bajir meningkat. Banjir berkaitan
erat dengan kebersihan, pada saat banjir sumber-sumber air minum
masyarakat khususnya sumber air minum dari sumur dangkal akan ikut
tercemar, sehingga ketersediaan air bersih menjadi terbatas dan
potensial menimbulkan penyakit Diare disertai penularan yang cepat.
Demikian penjelasan Direktur Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Prof. dr. Tjandra Yoga
Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, mengenai beberapa hal yang
berkaitan dengan penyakit menular yang harus diwaspadai pada saat
banjir, sebagaimana diterima Pusat Komunikasi Publik melalui surat
elektonik (27/11).
Untuk menanggulangi penyakit Diare,
Prof. Tjandra menyarankan agar masyarakat tetap waspada dengan
membiasakan cuci tangan dengan sabun setiap akan makan dan setelah buang
air besar; merebus air minum hingga mendidih; menjaga kebersihan
lingkungan, hindari tumpukan sampah di sekitar tempat tinggal; dan
segera hubungi petugas kesehatan terdekat bila ada gejala Diare.
Selain Diare, penyakit Demam Berdarah
juga menjadi salah satu penyakit yang patut diwaspadai pada saat musim
hujan, karena akan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk Aedes
Aegypti. Sering kali pada musim hujan akan banyak genangan air dan
sampah yang dapat memicu berkembang biaknya nyamuk tersebut.
Untuk itu diharapkan masyarakat agar
berpartisipasi secara aktif melalui gerakan 3 M yaitu, mengubur
kaleng-kaleng bekas; menguras tempat penampungan air secara teratur dan
menutup tempat penyimpanan air dengan rapat. Masyarakat juga dianjurkan
untuk segera membawa keluarganya ke sarana kesehatan apabila ada anggota
keluargannya yang sakit dengan gejala panas tinggi yang tidak jelas
sebabnya, disertai adanya tanda-tanda perdarahan.
Penyakit ketiga yang menjadi catatan
untuk diwaspadai masyarakat adalah Leptospirosis. Penyakit ini termasuk
salah satu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri leptospira dan
ditularkan melalui hewan.
Di Indonesia hewan yang dapat menularkan
penyakit tersebut adalah tikus, melalui kotoran air kencingnya.
Seseorang yang ada luka, kemudian bermain/terendam air banjir yang sudah
tercampur dengan kotoran/kencing tikus yang mengandung bakteri
lepstopira, maka orang tersebut potensi terinfeksi dan akan jatuh sakit.
Langka-langkah untuk mengantisipasi
penyakit Leptospirosis adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan
sekitar dan hindari bermain air pada saat banjir, terutama pada saat
luka; Gunakan pelindung misalnya sepatu bila ke daerah banjir; dan
Segera berobat ke sarana kesehatan apabila sakit dengan gejala panas
tiba-tiba, sakit kepala disertai menggigil.
Keempat adalah Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA), yang disebabkan oleh bakteri, virus dan berbagai
mikroba lainnya. Gejala utama dari penyakit tersebut dapat berupa
batuk, demam, dapat disertai sesak napas, nyeri dada.
Penangganan penyakit ini dilakukan
dengan cara, istirahat; pengobatan simtomatis sesuai gejala;
meningkatkan daya tahan tubuh; menutup mulut ketika batuk dan tidak
meludah sembarangan agar orang di sekitar tidak tertular oleh penyakit
tersebut. Salah satu tempat yang dapat menimbulkan terjangkitnya
penyakit ISPA adalah pengungsian, karena disana berkumpulnya banyak
orang.
Pada musim banjir yang menjadi masalah kesehatan lainnya
adalah penyakit kulit, berupa infeksi atau alergi, karena kebersihan
yang tidak terjaga dengan baik. Seperti pada ISPA, tempat berkumpulnya
orang khususnya di pengungsian juga berperan dalam penularan infeksi
kulit.
Penyakit yang perlu diwaspadai
masyarakat, yaitu penyakit saluran cerna seperti demam tifoid. Faktor
kebersihan makanan memegang peranan penting dalam terjangkitnya penyakit
tersebut. Selain itu dapat terjadi perburukan penyakit kronik yang
memang sudah diderita, karena penurunan daya tahan tubuh akibat musim
hujan berkepanjangan yang menimbulkan banjir.
Selain mengungkapkan 7 penyakit yang
harus diwaspadai pada musim hujan ini, Prof. Tjandra mengingatkan
kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS), makan yang baik dan bersih, istirahat yang cukup dan
senantiasa melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Adapun 5 titik
kritis CTPS yang harus diperhatikan adalah, sebelum makan; sebelum
mengolah makanan; setelah buang air besar (BAB); setelah menceboki anak
dan setelah memegang benda di lingkungan yang kotor dan hewan.
sumber : Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI, http://depkes.go.id/index.php/berita/press-release/2152-7-penyakit-yang-perlu-diwaspadai-pada-saat-musim-hujan.html
|
0 komentar:
Posting Komentar