oleh :
dr.Budiman Chandra
PENDAHULUANPenularan penyakit pada manusia melalui vektor penyakit berupa serangga dikenal
sebagai arthropod - borne diseases atau sering juga disebut sebagai vector – borne
diseases merupakan penyakit yang penting dan seringkali bersifat endemis maupun
epidemis dan menimbulkan bahaya kematian.
Di Indonesia, penyakit – penyakit yang ditularkan melalui serangga merupakan
penyakit endemis pada daerah tertentu antara lain seperti Demam Berdarah Dengue
(DBD), malaria, kaki gajah dan terakhir ini diketemukan penyakit virus
Chikungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti, disamping
penyakit saluran pencernaan seperti dysentery, cholera, typhoid fever dan paratyphoid yang
ditularkan secara mekanis oleh lalat rumah.
Kelas arthropoda yang penting dalam dunia kedokteran yang dapat menularkan penyakit
pada manusia adalah kelas insecta, arachinoda dan crustasae, penularan peyakit
dapat terjadi secara transmisi biologik dimana terjadi proses perkembang - biakan
agen penyakit atau parasit dalam tubuh vektor seperti parasit malaria dalam tubuh
nyamuk anopheles dan disebut transmisi non biologik bila penularannya terjadi secara
mekanis atau langsung seperti penyakit dysentery, typhoid dan cholera oleh lalat.
Pemutusan rantai penularan atau mode of transmission dari arthropod - borne diseases
dapat dilakukan dengan mempelajari mode of transmission dari penyakit yang ada
seperti penyakit kaki gajah atau filariasis dengan cara case finding yaitu mencari
penderita penyakit filariasis dan mengobatinya sampai sembuh, karena transmisi biologik
terjadi berupa cyclo - developmental atau parasit filarial berkembang – biak dalam tubuh
manusia bukan dalam tubuh vektor nyamuk culex, sebaliknya pada penyakit malaria
pemutusan rantai penularan dilakukan dengan cara manipulasi lingkungan agar populasi
nyamuk anopheles menjadi berkurang karena transmisi biologik terjadi berupa
cyclo – propogative atau parasit malaria berkembang biak dalam tubuh vektor nyamuk
anopheles.
Disamping cara tersebut diatas dapat juga kontrol kemis berupa penyemprotan dengan
insektisida, kontrol biologis dengan menggunakan predator berupa pemeliharaan ikan pada
kolam – kolam dan kontrol genetik atau sterilisasi pada nyamuk.
ASPEK EPIDEMIOLOGI
Faktor-faktor yang Mempengaruhi :
A,C u a c a
Iklim dan musim merupakan faktor utama yang mempengaruhi terjadinya penyakit
infeksi. Agen penyakit tertentu terbatas pada daerah geografis tertentu, sebab mereka
butuh reservoir dan vektor untuk hidup. Iklim dan variasi musim mempengaruhi
kehidupan agen penyakit, reservoir dan vektor. Di samping itu perilaku manusia pun
dapat meningkatkan transmisi atau menyebabkan rentan terhadap penyakit infeksi.
B.V e k t o r
Organisme hidup yang dapat menularkan agen penyakit dari suatu hewan ke
hewan lain atau manusia disebut dengan vektor,. arthropoda merupakan vektor
penting dalam penularan penyakit parasit dan virus yang spesifik.
Nyamuk merupakan vektor penting untuk penularan virus yang menyebabkan
encephalitis pada manusia. Nyamuk menghisap darah dari reservoir yang terinfeksi
agen penyakit ini kemudian ditularkan pada reservoir yang lain atau pada manusia.
Ricketsia merupakan parasit intrasellular obligate yang mampu hidup di luar
jaringan hewan dan dapat ditularkan di antara hewan oleh. Rat fleas, Body lice dan
Wood tick adalah vektor arthropoda yang menyebabkan penularan penyakit yang
disebabkan ricketsia.
C.Reservoir
Hewan-hewan yang menyimpan kuman patogen dimana mereka sendiri tidak
terkena penyakit disebut reservoir. Reservoir untuk arthropods borne disease adalah
hewan-hewan dimana kuman patogen dapat hidup bersama. Binatang pengerat dan
kuda merupakan reservoir untuk virus encephalitis. Penyakit ricketsia merupakan
arthropods borne disease yang hidup di dalam reservoir alamiah.seperti tikus, anjing,
serigala serta manusia yang mrnjadi reservoir untuk penyakit ini. Pada banyak
kasus,kuman patogen mengalami multifikasi di dalam vektor atau reservoir tanpa
menyebabkan kerusakan pada intermidiate host.
D.Geografis
Insiden penyakit yang ditularkan arthropoda berhubungan langsung dengan daerah
geografis dimana reservoir dan vektor berada. Bertahan hidupnya agen penyakit
tergantung pada iklim (suhu, kelembaban dan curah hujan) dan fauna lokal
Pada daerah tertentu, seperti Rocky Mountains spotted fever merupakan penyakit
bakteri yang memiliki penyebaran secara geografis. Penyakit ini ditularkan melalui
gigitan tangau yang terinfeksi.oleh ricketsia dibawa oleh tungau kayu di daerah
tersebut dan dibawa oleh tungau anjing ke bagian timur Amerika Serikat. Penyakit
ini lebih sering terjadi di timur Amerika Serikat dan sangat jarang di utara atau di
barat.
Variasi musim juga mempengaruhi penyebaran penyakit melalui arthropoda. seperti
halnya virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes selama musim
penghujan karena merupakan saat terbaik bagi myamuk berkembang biak sehingga
wabah penyakit terjadi antara akhir tahun sampai awal tahun depan (bulan
September sampai bulan.Maret)
E.Perilaku Manusia
Interaksi antara manusia, kebiasaan manusia.membuang sampah secara
sembarangan, kebersihan individu dan lingkungan dapat menjadi penyebab
penularan penyakit arthropods borne diseases..
JENIS-JENIS VEKTOR
Arthropoda [arthro + pous ] adalah filum dari kerajaan binatang yang terdiri dari
organ yang mempunyai lubang eksoskeleton bersendi dan keras, tungkai bersatu, dan
termasuk di dalamnya kelas Insecta, kelas Arachinida serta kelas Crustacea, yang
kebanyakan speciesnya penting secara medis, sebagai parasit, atau vektor organisme
yang dapat menularkan penyakit pada manusia.
3.1.Perbedaan Karakter
Perbedaan karakter/ciri-ciri dari pada masing-masing kelas pada arthropoda dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
3.2. Arthropoda yang Penting dalam dunia Kedokteran
Arthropoda yang berperan penting sebagai vektor penyebaran penyakit
(arthropods borne disease) dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
3.3. Jenis Species dari Tiap-tiap Kelas
. Kelas Insecta
1. Mosquito (Nyamuk) a, Anophelesne
b. Culicines
c. Aedes
2. Flies (Lalat)
a. Houseflies (lalat rumah, Musca domestica)
b. Sandflies (lalat pasir, genus Phlebotomus)
c. Tsetse flies (lalat tsetse, genus Glossina)
d. Blackflies (lalat hitam, genus Simulium)
3. Human Lice (Tuma)
a. Head and body lice (tuma kepala = Pediculus humanus var capitis dan
tuma badan = Pediculus humanus var corporis)
b. Crab lice (tuma kemaluan = Phthirus pubis)
4. Fleas (Pinjal)
a. Rat fleas (pinjal tikus).
Beberapa pinjal tikus yang penting untuk bidang media adalah sebagai berikut :
1. Rat fleas : (Oriental) a. Xenopsylla chepis
b. Xenopsylla astila
c. Xenopsylla braziliensis
2. Rat fleas
(Temperate zone) . Nospsylla fasciatus
3. Human fleas . Pulex irritans
4. Dog and cat fleas . Ctenocephalus felis
5. Reduviid Bugs (kissing Bugs, Penggigit Muka)
Kelas Arachenida
1. Tick (Sengkenit)
a. Hard Ticks (sengkenit keras, famili Ixodidae)
b. Soft Ticks (sengkenit keras, famili Argasidae).
2. Mites (Chiggers, famili Trombidiidae)
a. Leptotrombidium dan Trombiculid mites (tungau musim panen,
tungau merah)
b. Itch mites (tungau kudis, scabies, famili Sascoptidae)
Kelas Crustacae
. Cyclops
TRANSMISI PENYAKIT
Agen penyebab penyakit infeksi yang ditularkan pada manusia yang rentan dapat
melalui beberapa cara yaitu : :
1. Dari orang ke orang
2. Melalui udara
3. Melalui makanan dan air
4. Melalui hewan
5. Melalui vektor arthropoda
Arthropods Borne Disease
Istilah istilah ini mengandung pengertian bahwa arthropoda merupakan vektor yang
bertanggung jawab untuk terjadinya penularan penyakit dari satu host (pejamu) ke
host lain.
Paul A. Ketchum, membuat klasifikasi arthropods borne diseases pada kejadian
penyakit epidemis di Amerika Serikat seperti terlihat pada tabel dibawah ini :
Park & Park, membagi klasifikasi arthropods borne diseases yang sering
menyebabkan terjadinya penyakit pada manusia sebagai berikut :
Transmisi Arthropoda Bome Diseases
Masuknya agen penyakit kedalam tubuh manusia sampai terjadi atau timbulnya gejala
penyakit disebut masa inkubasi atau incubation period, khusus pada arthropods borne
diseases ada dua periode masa inkubasi yaitu pada tubuh vektor dan pada manusia.
1. Inokulasi (Inoculation)
Masuknya agen penyakit atau bibit yang berasal dari arthropoda kedalam tubuh
manusia melalui gigitan pada kulit atau deposit pada membrana mucosa disebut
sebagai inokulasi.
2. Infestasi (Infestation)
Masuknya arthropoda pada permukaan tubuh manusia kemudian berkembang
biak disebut sebagai infestasi, sebagai contoh scabies.
3. Extrinsic Incubation Period dan Intrinsic Incubation Period
Waktu yang diperlukan untuk perkembangan agen penyakit dalam tubuh vektor
Disebut sebagai masa inkubasi ektrinsik, sebagai contoh parasit malaria dalam
tubuh nyamuk anopheles berkisar antara 10 – 14 hari tergantung dengan
temperatur lingkungan dan masa inkubasi intrinsik dalam tubuh manusia
berkisar antara 12 – 30 hari tergantung dengan jenis plasmodium malaria.
4. Definitive Host dan Intermediate Host
Disebut sebagai host definitif atau intermediate tergantung dari apakah dalam
tubuh vektor atau manusia terjadi perkembangan siklus seksual atau siklus
aseksual pada tubuh vektor atau manusia, apabila terjadi siklus sexual maka
disebut sebagai host definitif, sebagai contoh parasit malaria mengalami siklus
seksual dalam tubuh nyamuk, maka nyamuk anopheles adalah host definitif
dan manusia adalah host intermediate.
5. Propagative, Cyclo – Propagative dan Cyclo - Developmental
Pada transmisi biologik dikenal ada 3 tipe perubahan agen penyakit dalam tubuh
vektor yaitu propagative, cyclo – propagative dan cyclo - developmental, bila
agen penyakit atau parasit tidak mengalami perubahan siklus dan hanya
multifikasi dalam tubuh vektor disebut propagative seperti plague bacilli
pada kutu tikus, dengue (DBD) bila agen penyakit mengalami perubahan siklus
dan multifikasi dalam tubuh vektor disebut cyclo – propagative seperti parasit
malaria dalam tubuh nyamuk anopheles dan terakhir bila agen penyakit
mengalami perubahan siklus tetapi tidak mengalami proses multifikasi dalam
tubuh vektor seperti parasit filarial dalam tubuh nyamuk culex.
Ada 3 jenis cara transmisi arthropoda bome diseases, yakni :
1. Kontak langsung.
2. Transmisi secara mekanik.
3. Trasmisi secara biologi.
1.Kontak Langsung
Arthropoda secara langsung memindahkan penyakit atau infestasi dari satu orang
ke orang lain melalui kontak langsung. Contoh scabies, pediculus.
2.Transmisi Secara Mekanik
Agen penyakit ditularkan secara mekanik oleh arthropoda. seperti
penularan penyakit diare, typhoid, keracunan makanan dan trachoma oleh lalat,
Secara karakteristik arthropoda sebagai vektor mekanik membawa agen penyakit
dari manusia berupa tinja, darah, ulcus superficial, atau eksudat. kontaminasi bisa
hanya pada permukaan tubuh arthropoda tapi juga bisa dicerna dan kemudia
dimuntahkan atau dikeluarkan melalui ekskreta.
Agen penyakit yang paling banyak ditularkan melalui arthropoda adalah enteric
bacteria yang ditularkan oleh lalat rumah. diantaranya adalah Salmonella typhosa,
species lain dari salmonella, E. coli, dan Shigella dysentry yang paling sering ditemui
dan paling penting. Lalat rumah dapat merupakan vektor dari agen penyakit
tuberculosis, anthrax, tularemia, dan brucellosis.
3.Transmisi Secara Biologi
Bila agen penyakit multiflikasi atau mengalami beberapa penularan perkembangan
dengan atau tanpa multiflikasi di dalam tubuh arthropoda, ini desebut transmisi
biologis;dikenal ada tiga cara yaitu : :
a.Propagative
Bila agen penyakit tidak mengalami perubahan siklus, tetapi multiflikasi di dalam
tubuh vektor. Contoh, plague bacilli pada rat fleas.
b.Cyclo-propagative
Agen penyakit mengalami perubahan siklus dan multiflikasi di dalam tubuh
arthropoda. Contoh, parasit malaria pada nyamuk anopheles.
c.Cyclo-developmental
Bila agen penyakit mengalami perubahan siklus, tetapi tidak mengalami multiflikasi
di dalam tubuh arthropoda. Contoh, parasit filaria pada nyamuk culex, dan cacing
pita pada cyclops
Penyakit penting yang dutularkan melalui nyamuk (Indonesia)
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai penyakit – pemyakit endemis yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk di Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Mode of transmission Filariasis (kaki gajah )
b.Mode of transmission Malaria
c. Mode of transmission Dengue Hemorrhagic Fever (DBD)
Beberapa tahun terakhir ini, beberapa virus ditularkan oleh arthropoda secara
biologis yang disebut Arbo virus. Lebih dari 100 jenis telah dibedakan. Organisme
ini adalah ultramikroskopik dan merupakan parasit obligat pada sel-sel host.
Sebagian besar menggunakan nyamuk sebagai vektor alamiah. Yang paling penting
adalah yang menyebabkan Yellow fever, Dengue hemorrhagic fever, Enchephalitis,
Colorado tick fever dan Sandfly fever, Arthropoda borne virus berkembang di daerah
tropis dan meluas ke daerah subtropis..
Arthropoda dan Penyebaran Penyakit
1.Mosquito (Nyamuk)
Nyamuk adalah vektor mekanis atau vektor siklik penyakit pada manusia dan hewan
yang disebabkan oleh parasit dan virus, nyamuk dari genus Psorophora dan
Janthinosoma yang terbang dan menggigit pada siang hari, membawa telur dari lalat
Dermatobia hominis dan menyebabkan myiasis pada kulit manusia atau ke mamalia
lain. Species yang merupakan vektor penting penyebab penyakit pada manusia
antara lain penyakit :
MALARIA. Vektor siklik satu-satunya dari malaria pada manusia dan malaria
kera adalah nyamuk Anopheles, sedangkan nyamuk Anopheles dan Culex keduaduanya
dapat menyebabkan malaria pada burung.
Secara praktis tiap species Anopheles dapat diinfeksi secara eksperimen, tetapi
banyak species bukan vektor alami. Sekitar 110 species pernah dihubungkan dengan
penularan malaria, diantaranya 50 species penting terdapat dimana-mana atau
setempat yang dapat menularkan penyakit malaria..
Sifat suatu species yang dapat menularkan penyakit ditentukan oleh :
1. Adanya di dalam atau di dekat tempat hidup manusia
2. Lebih menyukai darah manusia dari pada darah hewan, walaupun bila hewan
hanya sedikit..
3. Lingkungan yang menguntungkan perkembangan dan memberikan jangka hidup
cukup lama pada Plasmodium untuk menyelesaikan siklus hidupnya.
4. Kerentanan fisiologi nyamuk terhadap parasit .
Untuk menentukan apakah suatu species adalah suatu vektor yang sesuai, maka dapat
dicatat persentase nyamuk yang kena infeksi setelah menghisap darah penderita
malaria, prnentuan suatu species nyamuk sebagai vektor dapat dipastikan dengan
melihat daftar index infeksi alami, biasanya sekitar 1-5%, pada nyamuk betina yang
dikumpulkan dari rumah-rumah di daerah yang diserang malaria.
Species-species berikut adalah species yang penting di antara vektor malaria :
A. culicifacies Asia bagian Selatan
A. hyrcanus sinensis Asia Tenggara, Kepulauan Pasifik
A. fluviatilis India
A. maculatus Asia Tenggara dan Timur, Taiwan
A. minimus Asia Tenggara dan Timur, Taiwan
A. stephensi Asia Selatan
A. sundaicus Asia Tenggara dan Selatan, Indonesia
A. umbrosus Asia Tenggara, Indonesia
A. farauti Kepulauan Solomon, Hebrides, Irian, New Britain sampai
Sulawesi bagian Timur, Australia
A. punctulatus Irian, Solomon, pulau-pulau lain
FILARIASIS . Nyamuk Culex adalah vektor dari penyakit filariasis
Wuchereria bancrofti dan Brugia malayi. Banyak species Anopheles, Aedes, Culex
dan Mansoniai, tetapi kebanyakan dari species ini tidak penting sebagai vektor alami.
Di daerah tropis dan subtropis, Culex quinquefasciatus (fatigans), nyamuk
penggigit di lingkungan rumah dan kota, yang berkembang biak dalam air setengah
kotor sekitar tempat tinggal manusia, adalah vektor umum dari filariasis .bancrofti
yang mempunyai periodisitas nokturnal. Aedes polynesiensis adalah vektor umum
filariasis bancrofti yang non periodisitas di beberapa kepulauan Pasifik Selatan .
Nyamuk ini hidup diluar kota di semak-semak (tidak pernah dalam rumah) dan
berkembang biak di dalam tempurung kelapa dan lubang pohon, mengisap darah
dari binatang peliharaan mamalia dan unggas, tetapi lebih menyukai darah manusia.
DEMAM KUNING. Demam kuning (Yellow Fever) penyakit virus yang
mempunyai angka kematian tinggi, telah menyebar dari tempat asalnya dari Afrika
Barat ke daerah tropis dan subtropis lainnya di dunia, Nyamuk yang menggigit pada
penderita dalam waktu tiga hari pertama masa sakitnya akan menjadi infektif selama
hidupnya setelah virusnya menjalani masa multifikasi selama 12 hari.
Vektor penyakit ini adalah species nyamuk dari genus Aedes dan Haemagogus,
Aedes aegypti adalah vektor utama demam kuning epidemik, hidup disekitar daerah
perumahan, berkembang biak dalam berbagai macam tempat penampungan air sekitar
rumah, larva tumbuh subur sebagai pemakan zat organik yang terdapat didasar
penampungan air bersih (bottom feeders) atau air kotor yang mengandung zat
organik.
DENGUE HEMORRHAGIC FEVER, Adalah penykit endemik yang
disebabkan oleh virus di daerah tropis dan subtropis yang kadang-kadang menjadi
epidemik. Virus membutuhkan masa multifikasi selama 8-10 hari sebelum nyamuk
menjadi infektif, khususnya ditularkan oleh species Aedes, terutama A. aegypti.
Penyakit ini merupakan penyakit endemis di Indonesia dan terjadi sepanjang tahun
terutama pada saat musim penghujan,
ENCEPHALITIS VIRUS. Berbagai Encephalitis ditularkan oleh species
Culex dan Aedes dan kadang-kadang oleh Anopheles dan Mansonia, penyakit
“Japanese B encephalitis” ditularkan oleh species Culex pipiens, var pallens,
C. tritaeniorhynchus dan Aedes aegypti. yang mempunyai reservoir alami pada
hewan peliharaan mamalia dan kadang-kadang dapat berjangkit sebagai penyakit
epidemik dengan angka kematian yang tinggi.
Di Amerika Serikat bagian tengah dan barat, penyakit “St. Louis encephalitis”
ditularkan terutama oleh Culex tarsalis dan C. pipiens yang reservoarnya terutama
pada burung peliharaan.
2.Housefly (Lalat Rumah)
Lalat rumah, Musca domestica, hidup disekitar tempat kediaman manusia di seluruh
dunia. Seluruh lingkaran hidup berlangsung 10 sampai 14 hari, dan lalat dewasa
hidup kira-kira satu bulan. Larvanya kadang-kadang menyebabkan myasis usus dan
saluran kencing serta saluran kelamin.
Lalat adalah vektor mekanik dari bakteri patogen, protozoa serta telur dan larva
cacing, Luasnya penularan penyakit oleh lalat di alam sukar ditentukan. dianggap
sebagai vektor penyakit typhus abdominalis, salmonellosis, cholera, dysentry
bacillary dan amoeba, tuberculosis, penyakit sampar, tularemia, anthrax, frambusia,
conjunctivitis, demam undulans, trypanosomiasis dan penyakit spirochaeta.
3.Sandfly (Lalat Pasir)
Lalat pasir ialah vektor penyakit leishmaniasis, demam papataci dan bartonellosisi.
Leishmania donovani, penyebab Kala azar; L. tropica, penyebab oriental sore; dan L.
braziliensis, penyebab leishmaniasis Amerika, ditularkan oleh Phlebotomus. Demam
papataci atau demam phlebotomus, penyakit yang disebabkan oleh virus banyak
terdapat di daerah Mediterania dan Asia Selatan, terutama ditularkan oleh P. papatsii,
yang menjadi infektif setelah masa perkembangan virus selama 7-10 hari
Bartonellosis juga terdapat di Amerika Selatan bagian Barat Laut sebagai demam
akut penyakit Carrion dan sebagai keadaan kronis berupa granulema
verrucosa. Basil penyebab adalah Bartonella bacilliformis, ditularkan oleh lalat pasir
yang hidup di daerah pegunungan Andes.
4.Tsetse Flies (Lalat Tsetse)
Lalat tsetse adalah vektor penting penyakit trypanosomiasis pada manusia dan
hewan peliharaan. Paling sedikit ada tujuh species sebagai vektor infeksi
trypanosoma pada hewan peliharaan, species Trypanosoma rhodesiense yang
mrnjadi, penyebab trypanosomiasis, adalah Glossina morsitans, G. swynnertoni, dan
G. Pallidipes. Vektor utama .pada Penyakit Tidur (Sleeping Sickness) di Gambia
adalah species G. palpalis fuscipes dan pada daerah - daerah tertentu adalah species
G. tachhinoides.
5.Blackflies (Lalat Hitam)
Adalah vektor penyakit Oncheocerciasis Di Afrika adalah species Simulium
damnosum dan S. neavei dan di Amerika adalah S. metallicum, S. ochraceum dan S.
callidum. Species lain mungkin adalah vektor yang tidak penting dan menularkan
onchocerciasis pada ternak dan penyakit protozoa pada burung.
6.Head Lice, Body Lice dan Crab Lice
(Tuma Kepala, Tuma Badan dan Tuma Kemaluan)
Tuma badan adalah vektor epidemic typhus, epidemic relapsing fever di Eropa dan
Amerika Latin,.Tuma mendapat infeksi dari Reckettsia prowazeki, bila menghisap
darah penderita. Rickettsia berkembang biak dalam epitel lambung tengah tuma dan
dikeluarkan bersama tinja. Tuma tetap infektif selama hidupnya;. Manusia biasanya
mendapat infeksi karena kontaminasi pada luka gigitan, kulit yang lecet atau mukosa
dengan tinja atau badan tuma yang terkoyak Bila oleh spirochaeta Borrelia
recurrentis, penyebab epidemic relapsing fever di Eropa, spirochaeta akan
berkembang biak di seluruh tubuh tuma, yang tetap infektif selama hidupnya,.
Demam parit, suatu penyakit yang disebabkan oleh Rickettsia juga ditularkan oleh
tuma tetapi tidak fatal, pernah berjangkit sebagai penyakit epidemik selama Perang
Dunia pertama dan kemudian menjadi endemik di Eropa dan Mexico.
7. Fleas (Pinjal)
Pinjal hanya penting dalam dunia kedokteran terutama yang berhubungan dengan
penularan penyakit sampar dan endemic typhus. Pinjal dapat juga bertindak sebagai
hospes perantara parasit
PENYAKIT SAMPAR. Ditularkan oleh pinjal tikus sprcies Xenopsylla
cheopis merupakan vektor yang paling penting, Pinjal ini mudah menularkan
penyakit dan tetap infektif untuk waktu yang lama dan tersebar luas. Species lain
penting hanya di suatu daerah tertentu di berbagai bagian dunia. Pulex irrintans
pernah dilaporkan menularkan dari orang yang meninggal karena penyakit sampar
dan merupakan vektor sampar yang penting di daerah Andes Chili,. Penyakit sampar
huran (“sylvatic plague”) di Asia, Afrika dan Amerika Utara disebarkan oleh pinjal
dari hewan pengerat liar.
ENDEMIC TYPHUS (murine typhus) Penyebabnya Rickettsia prowuzeki
var typhi, ditularkan dari tikus ke tikus lain dan dari tikus ke manusia oleh
pinjal.species Xenopsylla cheopis dan Nosopsyllus fasciatus, Satu kali menghisap
darah dapat menyebabkan pinjal infektif selama hidupnya. Rickettsia prowuzeki var
typhi dikeluarkan bersama tinja. Infeksi dapat terjadi karena luka gigitan atau kulit
lecet yang terkontaminasi dengan tinja infektif atau badan pinjal yang terkoyak.
BERBAGAI MACAM PENYAKIT. Pinjal dapat bertindak sebagai vektor
mekanik berbagai penyakit yang disebabkan bakteri atau virus, khususnya karena
terkontaminasi dengan tinja. Ctenocephalides canis, Ctenocephalides felis dan P.
irritans adalah hospes perantara cacing pita pada anjing, Dipylidium caninum dan
bersama dengan Nosopsyllus fasciatus, X. cheopis dan Leptopsylla segnis sebagai
hospes perantara cacing pita pada tikus,.kedua cacing pita ini adalah parasit insidental
pada manusia.
8.Reduviid Bugs (Kissing Bugs)
Berbagai species reduviid adalah vektor penting dari pada Trypanosoma cruzi,
penyebab penyakit Chagas dan T. Rangeli tetapi ternyata Trypanosoma cruzi tidak
patogen bagi manusia. Kebanyakan reduviid mampu menularkan jpenyaakit, tetapi
hanya beberapa species saja yang merupakan vektor yang efektif Vektor yang paling
penting adalah Triatoma infestans, Panstrongylus megistus dan Rhodnius prolixus.
9.Ticks (Sengkenit)
Sengkenit telah dikenal sebagai vektor penyakit sejak tahun 1893, ketika Smith dan
Kilbourne menemukan species Boophilus annulatus sebagai vektor penular
“demam Texas” pada lembu. Pada beberapa species tidak saja dapat menularkan
penyakit melalui stadium metamorfosis dari pada sengkenit, tetapi juga melalui telur,
kepada generasi berikutnya. Bila penyakit ini menular di antara binatang peliharaan
akan menyebabkan kerugian keuangan yang besar.
Sengkenit dapat menjadi vektor berbagai macam penyakit pada manusia seperti
tercantum di bawah ini.
A. Penyakit Rickettsia
1. “American spotted fever” (Rickettsia Rickettsii)
Amblyomma (americanum, cajennense, striatum, ovale, brasiliensis); Dermacentor
(andersoni, occidentalis, variabilis); Ixodes dentatus; Ornithodoros (hermsi,
niccollei, parkeri, rudis, turicata); Rhipicephalus sanguineus.
2. “Boutonneuse fever” (R. conorii)
Amblyomma hebraeum
Rhipicephalus sanguineus
3. “African tick fever” (R. conorri)
Amblyomma hebraeum; Haempohysalis leachi; Hyaloma aegyptium;
Rhipicephalus (sanguineus, appendiculatus)
4. “F Russian typhus”
Dermacentor nuttalli
5. “Q fever” (R. burnetti)
Dermacentor (andersoni, occidentalis); Amblyomma americanum; Haemophysalis
humerosa; Ixodes (dentatus, holocyclus); Ornithodoros (moubata, hermsi) - secara
eksperimen; Rhipicephalus sanguineus.
B. Penyakit virus
1. “Colorado tick fever”
Dermacentor andersoni
2. Demam berdarah (“Hemorrhagic fevers”)
Hyalomma marginatum; H. anatolicum; Dermacentor pictus
3. “Louping ill”
Ixodes ricinus; Rhipicephalus appendiculatus
4. “Kyasanur Forest Disease”
Haemophysalis spinigera
5. “virus Powasson”
Dermacentor andersoni; Ixodes marxi; I. cooki
6. “Russian spring and summer encephalitis”
Dermacentor silvarum; Haemophysalis concinna; Ixodes (persulcatus, ricinus)
C. Penyakit bakteri dan spirochaeta
1. “Relapsing fever” (Borrelia duttoni dan lain-lain)
Ornithodoros (erraticus, hermsi, morocanus, moubata, parkeri, papillipes, savignyi,
talaje, turicata, venezuelensis); Rhipicephalus appendiculatus
2. Tularemia
Amblyomma americanum; Dermacentor (albipictus, andersoni, occidentalis,
silvarum, variabilis); Ixodes rincinus dan species lain; Rhipicephalus
appendiculatus
10.Mites(Tungau)
Adalah vektor pada penyakit tsutsugamushi atau scrub typhus yang disebabkan
oleh Rickettsia tsutsugamushi, tungau mengigit manusia menyebabkan luka
bernanah disertai demam yang remiten, lymphadenitis, splenomegaly dan suatu
eritema yang merah sekali. Vektor utamanya adalah Trombicula akamushi dan T.
deliensis, tungau menularkan penyakit pada stadium larva sedangkan larvanya adalah
parasit pada tikus ladang di Jepang dan beberapa tikus rumah dan tikus ladang di
Taiwan dan di Indonesia. Manusia merupakan hospes secara kebetulan, larvanya
melekatkan diri pada pekerja di ladang. Penyakit ini dapat ditularkan dari generasi ke
generasi, sehingga larva generasi kedua mampu menginfeksi manusia.
11.Cyclops
Cyclops adalah hospes perantara dari Dracunculus mendinensis, cacing cestoda
Diplyllobothrium latum dan cacing nematoda Gnathostoma spinigerum.
KONTROL VEKTOR
Prinsip Mengontrol Arthropoda
Ada beberapa prinsip dalam mengontrol arthropoda antara lain :
1. Kontrol lingkungan
2. Kontrol kimia
3. Kontrol biologi
4. Kontrol genetik
1. Kontrol Lingkungan
Cara ini merupakan cara terbaik untuk mengontrol arthropoda karena hasilnya
dapat bersifat permanen. Misalnya, membersihkan tempat-tempat hidup
arthropoda.
2. Kontrol Kimia
Cara ini menggunakan golongan insektisida seperti :
· golongan organochlorin
· golongan organoposgat
· golongan carbomate,
tetapi sering terjadi resistensi dan dapat menimbulkan kontaminasi lingkungan.
3. Kontrol Biologi
Ditujukan untuk mengurangi polusi lingkungan akibat pemakaian insektisida yang
berasal dari bahan-bahan beracun. Misalnya, memelihara ikan.
4. Kontrol Genetik
Ada beberapa teknik :
· Steril Technique
· Citoplasmic Incompatibility
· Choromosomal Translokasi
Kontrol pada masing -masing Arthropoda
Kontrol Mosquito
1. Tindakan Anti Larva :
A. Environmental Control
B. Chemical Control :
· Mineral Oils
· Paris Green
· Synthetic Insectisida : - Fenthion
· Chlorpyrofos
· Abate
· Malathion
C. Biological Control
2.Terhadap Nyamuk Dewasa
A. Residual Sprays :
B. Space Sprays
· Pyrethrum Extract
· Residual Insektisida
C. Genetic Control
· Steril Male Technique
· Cytoplasmic Incompatibility
· Chromosom Translocations
· Sex Distortion
1
3. Terhadap Gigitan Nyamuk
A. Mosquito Net
B. Screening
D. Repellent (chemis) :
· Diethyltoluamide
· Indalone
· Dimethyl Carbote
Kontrol House Flies
1. Environmental Control
2. Insectisida Control
· Residual Sprays : - DDT 5%
- Methoxychlor 5%
- Lindane 0,5%
- Chlordane 2,5%
· Baits : - Diazinon
- Malathion
- Dichlorvos
· Cords and Ribbons : - Diazinon
- Fenthion
- Dimethoate
· Space Sprays : - Pyrethrine
- DDT
- BHC
· Larvacid : - Diazinon 0,5%
- Dichlorvos 2%
- Dimethoate
3. Fly Papers
4. Proteksi Terhadap Lalat
5. Pendidikan Kesehatan
Kontrol Sandflies
1. Insektisida :
· DDT 1-2 g/my
· Lindane 0,25 g/my
· Sanitasi Lingkungan
Kontrol Tsetse Flies
Ada 4 teknik dalam mengontrol lalat tsetse, yaitu :
1. Insektisida :
· DDT 25%
· Dieldrin 18 - 20%
2. Clearing of Vegetation
3. Game Destruction
4. Kontrol Genetik
Kontrol lice
1. Insektisida :
· DDT
· Malathion 0,5%
2. Personal Hygiene
Kontrol Scabies
1. Benazyl Benzoate 25%
2. BHC 0,5% - 10%
3. Tetmosol 5%
4. Sulfur Ointment 2,5 - 10%
Kontrol Fleas
1. Insektisida
· DDT
· Diazinon 2%
· Malathion 5%
2. Repellent
· Diethyl Toluamide
· Benzyl Benzoate
3. Kontrol Rodent
Kontrol Ticks dan Mites
1.Insektisida
· DDT
· Chlordane
· Dieldrin
· Lindane
· Malathion
2. Kontrol Lingkungan
3. Proteksi Terhadap Pekerja
Kontrol Cyclops
1. Fisik:
· Penyaringan
· Pemasakan (suhu 60oC)
2. Kimia :
· Chlorine 5 ppm
· Lime
· Abate 1 mg/liter
3. Biologi :
· Memelihara ikan
0 komentar:
Posting Komentar